Siang ini Azam memutuskan berangkat ke kantor untuk mengecek pekerjaannya, untunglah ia mendapat jadwal kuliah pagi,jadi dia bisa bekerja dengan tenang.Azam Syahputra,pewaris tunggal Purnama Grup,di usianya yang baru menginjak 21 tahun ini Azam di beri tugas oleh ayahnya untuk meneruskan perusahaan milik kakeknya,karena ayah Azam ingin putranya belajar bagaimana caranya menjalankan perusahaan yan baik dan benar.
"Selamat siang pak"ucap salah satu satpam yang sedang bertugas.
"Siang"
Azam berjalan memasuki kantor dan menuju pintu lift dia setelah pintu terbuka Azam masuk ke dalam lift dan menekan tombol nomor 7 tempat di mana ruangan CEO berada,tak lama kemudian pintu lift terbuka Azam berjalan ke arah ruangannya dan duduk di sebuah kursi hitam.
Azam melanjutkan aktifitasnya dengan mengecek beberapa dokumen yang menumpuk karena sudah dua hari tidak di sentuh Azam karena harus mengecek proyeknya yang ada di luar kota selama dua hari.
Azam mulai memeriksa berkasnya satu persatu dan menandatangani yang membutuhkan persetujuan darinya, Azam berhenti pada sebuah map berwarna kuning yang terletak paling bawah.
Azam membaca isi map tersebut dengan teliti hingga dia menemukan sebuah nama yang tidak asing.
Syila putri Ramdani
Azam membaca biodata tersebut mulai dari nama alamat dan tanggal lahir lengkap dengan nomor telepon, Azam mengingat ingat siapa Syila ini,namun ia tak bisa mengingatnya. Akhirnya Azam menelpon sekretarisnya.
Ia mengambil sebuah telepon yang ada di atas mejanya dan menekannya.
"Tolong cari tau semua yang berhubungan dengan Syila Putri Ramdani sekarang"
Azam menutup teleponnya tak lama sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya, ternyata dari sang sekretaris.
Azam membaca pesan tersebut dan ternyata benar dia adalah adik tingkat di kampusnya gadis yang beberapa hari ini selalu mencarinya.
Azam memegang dagunya dagunya dan berfikir sejenak,kemudian mengangguk beberapa kali
Tangannya mengambil sebuah pulpen yang ada di sebuah tempat pensil dan mulai mencoret sesuatu di sana,Azam kembali membacanya dan tersenyum singkat ia kemudian menyimpan map itu ke dalam laci.
*"*"
Azam kembali dari kantornya beberapa menit yang lalu ia membersihkan dirinya dan berganti pakaian setalah di rasa cukup rapi Azam keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur,kini Azam sedang berada di meja makan bersama dengan orangtuanya untuk makan malam.Azam menarik sebuah kursi dan duduk di samping kanan sang ayah sedangkan sang mamah berada di samping kiri.
"Gimana pekerjaan kamu, Lancar kan?" Tanya Panji papah Azam
"Alhamdulillah lancar, proposal aku juga udah di ACC jadi tinggal nunggu beberapa persetujuan dan proyek ini akan segera di laksanakan" jawab Azam sambil mengambil dua centong nasi ke dalam piringnya
"Bagus,kalo kuliah kamu gimana? Lancar kan"Panji tersenyum bangga kepada Azam
"Lancar kok,nggak tau kalo semester depan"
"Kamu harus bisa bagi waktu kamu,kamu harus terbiasa dengan kesibukan tanpa jeda ini,kamu harus jadi pemimpin yang baik dan bertanggung jawab,baik itu dalam bidang pekerjaan ataupun dalam keluargamu kelak.
Azam mengangkat kepalanya, selalu saja begitu.,setiap kali ayahnya memberikan nasehat akan terselip juga kata berkeluarga atau menikah, Azam itu paling anti ama yang gituan ia harus fokus dalam membangun masa depan ''dalam hal kesuksesan karir''ingat itu!bukan keluarga bukan juga pacar, ia harus sukses dalam memimpin keluarganya kelak tapi tidak untuk sekarang Azam nggak punya banyak waktu untuk memikirkan hal yang belum ada dalam agenda Azam saat ini.
"Kenapa jadi kesana sih topiknya kaya ga..."
"Udah udah,bahas pekerjaannya nanti aja,sekarang kita makan dulu,Azam abisin dulu makanannya baru bicara sama papah"tiba tiba sang mamah memotong pembicaraan antara papah dan anak ini.
"Iya"jawab mereka berdua
tidak ada yang berani melawan Riana jika sudah mengeluarkan titah,istri Panji Purnama itu sangat tegas jika ada yang berbuat salah tapi Riana akan sangat protektif kepada sang anak apalagi saat azan tidak ada di rumah bisa dua jam sekali ia menanyakan keberadaan Azam.
Mereka bertiga makan dengan khidmat setelah menghabiskan makannya Azam kembali naik ke atas dan masuk ke dalam kamarnya yang berwarna silver dominasi hitam
Azam melirik jam di sebelahnya waktu sudah menunjukan pukul 9 malam dan dia masih punya beberapa tugas yang belum selsai, akhirnya dengan malas Azam berjalan menuju meja belajarnya dan mulai mengerjakan tugasnya satu per satu.
Asam berbeda dengan pemuda pada umumnya di mana waktu luangnya di isi dengan nongkrong,main game,jalan sama pacar bagi yang punya pacar, sedangkan Azam siang hari dia kuliah kalopun free dia juga harus ke kantor untuk mengurus perusahaannya dan di malam hari dia harus mengerjakan tugas kampusnya di semester akhir ini Azam harus lebih ekstra belajar demi mendapat gelar cumlaude dan lulus sebagai sarjana komunikasi.
Azam menutup bukunya ia menyenderkan tubuhnya di kursi dan menatap langit langit kamarnya,tiba tiba ia teringat dengan Luna,tadi ia sempat mendapat kabar dari asistennya sekaligus sahabatnya yang bernama Rendi bahwa Luna sudah pulang ke Indonesia.
Azam bingung dengan perasaannya apa ia harus senang ataukah sedih dengan kehadiran Luna di hidupnya, sebenarnya Azam sudah melupakan Luna sejak kepergiannya tiga tahun yang lalu, Luna membatalkan pertunangannya dengan Azam dan pergi ke luar negeri tanpa memberitahu Azam.
Saat itu Azam benar benar hancur ia membenci wanita yang bernama Luna,tapi di sisi lain ia masih mencinta Luna,ntah siapa yang bakal menang cinta atau kebencian.
"Kenapa lo hadir di saat luka ini sudah mulai mengering, Luna?"
"*"*"
Azam bangun pagi pagi sekali hari ini ia harus mengumpulkan tugasnya kepada sang dosen tepat waktu,ia pun bergegas untuk mandi dan bersiap-siap.Tak lama kemudian Azam keluar dari kamarnya dan berlari menuruni tangga ia melihat sang mamah yang sedang memasak, Azam berjalan menghampiri sang mamah untuk berpamitan.
Azam menyodorkan tangannya
"Mah Azam berangkat dulu"Riana menoleh ketika mendengar suara Azam ia memperhatikan penampilan Azam yang sudah rapi dengan celana jeans yang berpadu dengan kaos putih dan sebuah jas almamater yang terlihat pas di tubuhnya, Riana membalas uluran tangan sang putra dengan senyuman.
Azam mencium punggung tangan Riana dengan senyum yang tulus.
"Tumben pagi pagi udah rapi,ada kuliah pagi?"
"Iya mah"
"Kamu nggak sarapan dulu?ini mamah bentar lagi selesai masaknya"
"Nanti aja di kampus,oh ya papah mana?"
"Lagi jogging di depan"jawab Riana sambil terus mengaduk masakannya
"Yaudah, Azam pamit assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Azam berjalan menuju mobilnya yang ada di depan rumah, terlihat mobil sport berwarna hitam di sana, Azam masuk ke dalam mobil kesayangannya itu dan pergi menuju kampus.
"*"*
Tak lama Azam tiba di kampus, setelah memarkirkan mobilnya Azam berjalan menuju koridor namun langkahnya tiba tiba berhenti,ia melihat seseorang yang tidak asing. Dia kan?
"Luna?"
"*"*
Udah panjang banget loh ini 🤗
Jangan lupa vote ya temen temen💕💕💕
Maaf kalo ceritanya kurang rapi😁
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGGAPAIMU
RandomYuk mampir😘 Sapa tau betah ye kan🤣 #cerita ringan #cerita Cinta #pengorbanan #kesetiaan