16.💕

22 0 0
                                    

Saat ini Azam sedang berada di kamarnya, ia duduk di tepian ranjang setelah membersihkan dirinya karena baru saja pulang dari kantor.

Azam mengecek ponselnya kembali, tadi siang Azam mendapatkan sebuah pesan dari seseorang yang membuatnya kurang fokus bekerja, ntah dari mana orang itu mendapat foto lama tersebut, di sana nampak sebuah foto lama dirinya dengan Luna di sebuah taman.

Foto itu berhasil mengingatkan Azam kepada masa lalunya saat itu ia dan Luna masih menjadi Maba di kampus.

Flashback.

"Mau ice cream?"

Gadis berambut ikal itu mengangguk semangat

"Ya sudah nanti selesai dari kampus, kita pergi ke toko ice cream, kamu bisa makan sepuasnya"

Mata Luna berbinar mendengar tawaran Azam, gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu Azam, Azam sangat bahagia waktu itu, ia merasa sangat beruntung memiliki Luna, gadis yang berhasil membuat Azam takut akan rasa kehilangan.

Mereka berdua duduk di bawah pohon yang sangat rindang dan sejuk, rasanya sangat nyaman duduk dan berbincang dengan orang yang kita sayang.

"Zam"

"Hm" Azam mengangkat tangannya dan mengelus puncak kepala Luna.

Luna mendongak agar bisa melihat wajah Azam dengan jelas.

"Suatu saat nanti, kalo kita udah punya anak dan aku udah nggak gadis lagi, nggak cantik lagi, kamu masih mau kan sama aku?masih cinta kan sama aku?" Ntah dapat ide dari mana Luna menanyakan itu, ia hanya takut kehilangan Azam itu aja.

Azam tertawa kecil mendengar pertanyaan konyol dari kekasihnya itu.

"Mau seburuk apapun kamu nantinya,aku akan tetap menerimamu Luna, aku akan tetap mencintai kamu seutuhnya, apalagi kamu adalah ibu dari anak-anakku nanti, jangan tanyakan hal itu lagi, karena sampai kapanpun cintaku akan sama besarnya kepadamu" Azam memberikan kecupan singkat di dahi Luna dan itu membuat perasaan Luna menghangat, betapa beruntungnya dia mendapatkan laki laki seperti Azam.

"I love you Azam"

Flashback off

Shtt sial

Azam melemparkan ponselnya ke kasur. Kenapa dia jadi memikirkan cewek sialan itu, cukup Azam lupakan Luna, dia sudah bahagia dengan laki laki lain.

"Siapa sebenarnya dia?"

*"*"

Sisi baru saja sampai di apartemennya, ia masuk dan melepaskan sepatunya, ia melihat sekeliling dan Aman sepertinya gadis itu sudah pulang, jujur saja Sisi rada trauma meninggalkan Tasya di apartemen sendirian, masih ingat kan apa yang terjadi dengan ruang tamunya terakhir kali?

Tentu saja Sisi ingat.

Sisi masuk ke dalam kamarnya, ia meletakkan tasnya di atas meja kemudian berjalan menuju tempat tidurnya dan langsung melemparkan tubuhnya di atas kasur.

"Hah akhirnya bisa rebahan juga," sungguh! Sisi sangat merindukan kasurnya saat ini, sudah seharian ini Sisi bekerja dengan keras, setelah meeting dengan klien tadi, sisi di beri tugas oleh pak Dimas untuk menyalin dokumen yang jumlahnya tidak sedikit, perlu ketelitian dan menulis setiap kalimatnya, tidak boleh ada kesalahan sedikitpun di sana, dan itu harus di serahkan saat itu juga dan itu membuat Sisi kesal. Gimana nggak kesel coba, yang lain pada asik makan malam, ini malah di suruh lembur, padahal kan tadi dia yang di tawarin. Nasib jadi sekertaris baru ya gini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENGGAPAIMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang