Saat ini Azam tengah berada di kantornya setelah dari kafe tadi Azam kembali ke kantor untuk mengurus beberapa berkas, untuk Sisi dia sudah mengabarinya kalo dia bisa kembali besok dan langsung bekerja.
Ia menatap nanar foto tersebut,andai kamu tidak pergi waktu itu pasti sekarang kita sudah hidup bahagia
Tok tok tok
"Masuk"
"Gimana apa ada perkembangan tentang Luna?" Tanya azam kepada dimas yang baru saja masuk
"Tidak ada pak,saya tidak menemukan bukti apapun kalo Luna sudah memiliki kekasih" jelas Dimas, yang tentu saja ia sedang berbohong.
Azam memainkan pulpennya
"Kamu bisa kerja nggak? Nyari satu orang aja nggak becus" bentak Azam
"Maaf pak"jawab Dimas
"Sekarang kamu boleh pergi"
"Baik ,saya permisi" jawab Dimas kemudian berbalik dan meninggalkan ruangan.
Azam bingung dengan perasaannya,ia sangat membenci Luna,tapi kenapa rasanya nggak rela kalo Luna punya pria lain,apa yang harus Azam lakukan? Apa ia harus kembali kepada Luna?
Selama beberapa hari ini Azam terus mendapat pesan dari Luna,ntah dari mana gadis itu mendapatkan nomornya. Luna mengajaknya untuk ketemu tapi Azam tak pernah membalasnya ia belum siap bertemu Luna lagi,ia tak sanggup melihat wajah penyesalan Luna, Azam takut akan jatuh ke lubang yang sama ia tidak mau menambah luka di hatinya.
"*"*
Pintu lift terbuka, Sisi berjalan menuju kamar 403. Yang merupakan kamarnya.ia memasukkan kode dan kemudian
Tit
Pintu terbuka, Sisi terkejut dengan pemandangan yang dia lihat sekarang.
"TASYA!" Teriak Sisi murka, saat ini rumahnya lebih mirip di sebut kandang ayam daripada sebuah apartemen.
Sisi sampai harus jinjit karena banyak sekali makanan dan cemilan di lantai
"Sisi?,ko cepet banget pulangnya, bukannya tadi lo bilang mau kerja ya?" Tanya Tasya panik saat mengetahui Sisi ada di rumah,ia pun segera berlari menghampiri Sisi dengan wajah bersalahnya.
Sisi memberikan sorot mata tajam kepada Tasya, emosinya sudah berada di ujung tanduk.tasya yang menyadari itu segera menyambar tasnya dan keluar dari apartemen Sisi namun gagal karena Sisi berhasil meraih rambut Tasya dan menyeretnya hingga masuk ke dalam.
"mau kemana lo?"
"Sakit bego,lepasin rambut gue"
Sisi menggelengkan kepalanya tersenyum evil kepada Tasya
"Bersihin apartemen gue seperti, semula atau rambut lo yang gue bersihin pake penyedot debu" Sisi melepaskan rambut Tasya
"lo itu ya udah di kasi makan gratis tanpa di pungut biaya sepeserpun tapi malah nggak tau diri,tanggung jawab lo,pake acara kabur segala" Sisi menyodorkan sapu ke hadapan Tasya.
"Bersihin sekarang,gue mau mandi dulu"
"Ck,gue bukan babu lo ya! enak aja" Tasya berdecak kesal ia melempar sapu yang sudah sisi berikan kepadanya.
Sisi memberikan tatapan tajam,ke arah Tasya,ia mengepalkan kedua tangannya tangannya di samping tubuh.
Tatapan Sisi sangat mengerikan menurut Tasya ia tak mau menjadi korban kekerasan dalam persahabatan, akhirnya dengan terpaksa Tasya mengambil lagi sapunya dan mulai membersihkan kekacauan yang telah ia buat.
"Ini semua gara gara drakor sialan itu,kalo aja tu cowok nggak mati,gua nggak akan sesedih ini"
Tasya terus menggerutu.pasalanya dua jam lalu sebelum Sisi kembali Tasya tengah asik menonton drakor. Doom at your servis ia menangis histeris kala pemeran pria dalam drama itu telah meninggal.dan itu membuat hatinya sangat sakit dan menangis ia melempar cemilannya ke segala arah dan membuang tisu yang ia gunakan untuk membersihkan ingusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGGAPAIMU
RandomYuk mampir😘 Sapa tau betah ye kan🤣 #cerita ringan #cerita Cinta #pengorbanan #kesetiaan