Azam memasuki rumahnya yang nampak sepi, sepertinya sang ayah sedang ke kantor cabang, sedangkan bunda? Azam nggak tau bundanya di mana mungkin berkunjung ke rumah teman. Yang jelas rumahnya sangat sepi.
Azam mengistirahatkan tubuhnya di ruang tamu,kejadian tadi sungguh di luar dugaan,ia pikir Luna kembali hanya untuknya ternyata bukan, ia sudah punya kekasih baru dan apa ini?kenapa dia jadi se galau ini, apa mungkin ia masih menyimpan perasaan untuk Luna?
Azam menunduk lesu,apa sebenernya yang ia rasakan dia benar benar bingung,dan kenapa tadi ia berbohong kalo sudah punya pacar,lo emang bodoh Zam.
Azam duduk di sofa ruang tamunya ia memejamkan matanya dengan harapan ia menjadi lebih tenang dan berfikir jernih
Tiba tiba Azam membuka matanya ia berfikir keras, siapa laki laki yang bersama Luna,kenapa ia merasa tidak asing dengan laki laki itu. Azam menghubungi Rendi sekertaris pribadinya yang sekaligus sahabatnya Rendi empat tahun lebih tua dari Azam, Rendi dulu adalah asisten ayahnya, namun kini ia di tugaskan sebagai asisten sekaligus sekretaris Azam
"Bisa ke rumah sebentar?"
"Bisa pak,saya akan segera ke sana" jawab Rendi, sebenernya ia baru saja tiba di rumah tapi ia harus tetap profesional dalam pekerjaan ia sudah tiga tahun mengabdi di keluarga ini.Dengan terpaksa Rendi mengambil kunci mobilnya dan pergi ke rumah Azam.
"*"*
"Kenapa bapak manggil saya di luar jam kerja?apa ada masalah?"saat ini Andre dan Azam sedang berada di rumah Azam lebih tepatnya di ruang kerja Azam.
"Ah kamu jangan terlalu formal saat kita di luar kantor"
"Anda juga bicara formal kepada saya,jadi...."
"Sudah sudah,aku cuma mau menanyakan apa kamu tau siapa pacar Luna yang sekarang?" Azam ini tipe orang yang suka menyesuaikan bahasa orang lain.Kalau orang tersebut pake bahasa formal ia akan mengikutinya begitupun sebaliknya,baik itu aku kamu atau lo gue Azam tidak masalah dengan semua itu.
"Maksudnya?"
"Tadi saya lihat Luna sedang makan bersama seorang laki laki,saya berfikir itu adalah pacarnya"
Deg
"Bagaimana bisa dia tau kalau Luna ada di kafe ?jangan jangan dia mengenaliku?"
Rendi berusaha mengontrol ekspresi nya,ia tidak boleh terlihat gugup di depan Azam,bisa bisa ia curiga kepadanya.
"Saya tidak tau pak,tadi saya sedang bersama klien untuk kerjasama proyek kita"
Azam mengangguk dan kembali duduk di kursinya,ia menopang dagunya,dengan ekspresi yang sulit di artikan.
"Tolong cari tau siapa dia!"titah Azam
"Apakah dia tidak salah?dia meminta gue untuk mencari diri gue sendiri?,apa jangan jangan dia belum move on dari Luna?"
"Baik pak saya akan mencari tau siapa laki laki itu" jawab Rendi tegas dan penuh wibawa,Rendi adalah laki laki yang bertanggung jawab ntah itu dalam pekerjaan ataupun hal lainnya,ia juga menjadi idola di kantor karena parasnya tidak kalah tampan dari Azam, tubuhnya tinggi dan juga proposional kalo kata OG di sana mah kaya model artis korea
Tiba tiba Rendi menanyakan sesuatu yang membuat Azam sedikit terkejut
"Bapak belum bisa melupakan mantan bapak?"
Azam tak tau harus menjawab apa,ia sendiri juga bingung dengan perasaannya. Yang ada di pikiran Azam saat ini adalah mencari tau siapa sebenarnya laki laki itu.
"Sudah! kamu jangan banyak tanya,lebih baik kamu lakukan tugasmu dengan benar dan jangan sampai Luna tau kalau aku sedang menyelidikinya"
"Baik pak, kalau gitu saya permisi"
Azam mengangguk saja, sedangkan Andre sudah melangkah keluar ruangan Azam, akhirnya ia bisa bernafas lega,dia pun segera pergi dari rumah Azam ia tak mau lama lama berada di sini ia takut kalau rahasianya akan terbongkar.
Setelah keluar dari rumah Azam Rendi mengendarai mobilnya menuju ke sebuah apartemen di pusat kota.ia masuk ke sebuah lift dan naik menuju lantai 12. Rendi keluar dari lift dan berjalan menuju sebuah kamar nomor 203 ia memencet bel beberapa kali hingga seseorang datang membukakan pintu.
"Masuk"seseorang mempersilakannya masuk
Rendi pun masuk ke dalam dan duduk di sebuah sofa panjang.
"Lo ngapain ke sini?"
"Sebaiknya kita lebih hati hati sekarang"
"Maksud lo?"
"Azam melihat kita di kafe tadi siang"
Luna,ya orang yang Rendi temui adalah Luna,mantan Azam Syahputra. Luna terkejut mendengar laporan dari Rendi.
"Bodoh!"maki Luna
"Kalo lo nggak ngajak gue ketemuan tadi siang hanya karena laporan nggak penting Lo itu,kita nggak akan ketauan. Gue nggak mau tau jangan sampai rencana kita gagal"
Luna duduk di meja tepat di depan Rendi ia menarik rahang Rendi dan mencengkeramnya dengan kuat
"Lo harusnya bertindak lebih cepet, Lo nggak mau kan orang tua lo celaka?" Peringat Luna dengan sungguh-sungguh
"Gue nggak main-main;sama ucapan gue" tukasnya,ia menghempas wajah Rendi dan berjalan menuju dapur untuk mengambil minum dan meletakkannya di meja.kemudian kembali duduk di atas meja dengan kaki menyilang anggun.
Rendi tak bisa berbuat banyak ia tak bisa mengabaikan keselamatan orang tuanya yang kini berada di tangan Luna.
"Lo tenang aja gue akan selesaikan tugas gue dengan cepat"
"Bagus, sekarang lo pergi. Jangan sampai ada yang tau tempat tinggal gue"
Rendi memngguk paham dan keluar dari apartemen Luna. Wanita yang sudah berhasil membuatnya menjadi orang jahat dalam sekejap
*"*
Di tempat lain seorang gadis sedang mondar mandir di kamarnya,ia terus kepikiran Azam ,apakan pria itu baik baik saja?Sisi merasa menyesal apakah ia sudah menjadi PHO dengan merusak hubungan kak Azam dengan pacarnya,
"Kenapa Sisi se ceroboh ini sih, tapi kasian juga kalo kak Azam di bohongi terus sama pacarnya. Gimana kalo kak Azam berantem sama pacarnya, terus putus ?"Sisi mengacak-acak rambutnya frustasi
Sisi duduk di tepi ranjangnya dengan kepala menunduk ia terus memainkan ponselnya, sedari tadi ia bingung ia merasa bersalah kepada Azam" apa Gue telepon kak azam aja ya? Nanti kalo gue ganggu gimana?" Sisi diam beberapa detik ia kemudian sadar ada yang aneh dari ucapannya barusan
"Gue? Gue pake kata gue? Ahh maksudnya Lo gue? Yang sering orang orang pake itu?" Sisi bangkit dari duduknya dan tertawa dengan kencang
"Gue udah berubah? Serius? Gue udah nggak culun lagi?" Sisi melompat kegirangan,kalo di pikir pikir ko dia mirip orang gila ya.
Karena merasa lelah Sisi kembali duduk di ranjangnya ia kembali teringat dengan Azam.
"kalo kak Azam putus kan Sisi jadi ada kesempatan buat deketin dia kan ya? Tapi kenapa rasanya sedih banget melihat ekspresi kak Azam kaya tadi,kak Azam pasti sangat mencintainya"Sisi menghela nafas berat
"
Sisi menghela nafas berat, ia melirik jam tangannya,yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam ia harus segera tidur karena besok ia ada kuliah pagi dan Sisi tidak boleh terlambat.
Sisi membaringkan tubuhnya dan menarik selimutnya hingga di bawah dada,ia memeluk boneka beruangnya dengan erat, Sisi tersenyum senang besok ia akan merubah penampilannya.tak sabar menunggu hari esok Sisi pun akhirnya tertidur dengan senyum bahagianya.
"#"#🍒
Good night Sisi 🌜
Dapet salam nih dari Azam,tapi boong ckckck (ketawa jahat)Jangan lupa vote ya🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGGAPAIMU
RandomYuk mampir😘 Sapa tau betah ye kan🤣 #cerita ringan #cerita Cinta #pengorbanan #kesetiaan