🌼|USIK|🌼

1.4K 141 30
                                    

Seharusnya sejak awal semuanya dimulai Gulf tau kalau dunia ya dan Mew jelas berbeda.Dia terlalu berharap penuh pada seorang Mew,dia terlalu berharap jauh pada seorang yg memiliki dunia berbeda jauh darinya.

Gulf menatap ke arah depan,dia berada di atas balkon apart yg sekarang dia dan Mew tempati.Dia keluar di saat lampu mati, dia takut pada kegelapan tapi sekarang ntah kenapa dia berterimakasih pada gelap karena telah menyadarkan nya.

"Hiks~~aku harus hidup sendiri lagi Sekarang"ucap ya beriring tangisan sendu,mata ya jelas menunjukkan luka yg mendalam.Tanganya bergetar,kaki ya harus tetap berdiri meski rasanya sudah mati.
.
.
.
"Tapi kmn Gulf?"tanya phi elen,dan menyorot pandangan pada Mew.

Mew tak menghiraukan mereka,dia langsung berdiri dari duduknya.

"Bisakah kita selesai pesta kita ini,aku akan mengurus sesuatu~~"ucap Mew lalu terpotong oleh Amanda.

"Aku tidak ada yg mengantar Mew"Ucap nya dengan nada manja ya, karena jujur saja dia menyukai Mew.Dan Amanda juga merasakan kalau perasaan Mew sama seperti dirinya.

"Akuu haru~~"

"Kau yg membawa ya kesini,jadi kau yg harus mengantar ya pulang Mew.Lagipula mobil kami tak muat menampung Amanda,dan satu lagii ini peluang untuk kalian semakin dekat kan~~"ucap phi elen sedikit menggoda Mew dan juga Amanda.Mew tidak merespon sama sekali sedangkan Amanda dia tersenyum dengan rona di pipinya.

Mew melihat Amanda,dan ntah kenapa dia bingung harus memilih apa.Jelas sekali dia khawatir pada sosok Gulf,Gulf kekasihnya.Tapi dia juga tak tega pada Amanda, orang yg menarik perhatian ya dari seorang Gulf yg dulu ia akui menjadi cinta ya.

"Baikkk,aku akan mengantarkan Amanda pulang"ucap Mew dengan senyum ya untuk Amanda,tidak sadar seseorang yg ada di balik pintu yg terbuka sedikit itu menutup mulutnya rapat.Menahan isakan yg semakin menyakitkan.

Semuanya keluar,tersisa sisa-sisa bakas minuman dan makanan ringan tadi.

Gulf masukk, setelah acara menguping ya tadi.Dia menarik nafas dalam.Menghapus air matanya.

Tangannya tergerak membersikan semuanya,dia akan memulai dengan membersihkan kekacauan ini.

Tak butuh waktu lama ruangan itu sudah rapi dan bersih,Gulf masuk ke kamar dimana ia dan Mew tidur.

"Aku akan pergi~~"ucap gulf sambil membuka pintu kamar itu,lalu dia menutup matanya upaya membungkus semua kenangan ya bersama Mew di kamar itu,kamar yg sekarang dia injak.

Dia mendekati lemari pakaian,dia melihat semua pakaiannya.Pakaian yg dibeli Mew untuk nya,tapi dia hanya tertarik pada satu pakaian yaitu pakaian kaos hitam yg dibeli Mew saat dulu Mew masih mendapatkan gaji pertama di saat Mew mengiklankan produk, harganya memang murah tapi itu yg Gulf inginkan dulu.Karena Gulf mau hubungan ya dan Mew sederhana,dan penuh kebahagiaan.

"Akuu akan hanya membawa ini saja phi Mew"ucapnya pada baju itu,lalu memasukan nya ke dalam tas ransel kecil.

Lalu dia menutup kembali lemari pakaian itu,berjalan mendekati kasur yg empuk itu,dulu dia dan Mew akan saling berpelukan dan membahagiakan cerita masing-masing soal hari yg mereka jalani.

Gulf tersenyum getir,lalu menggerakkan tangan ya meremas kasur itu, menimbulkan air mata jatuh.Namun dengan cepat dia menghapus air matanya, mendekati meja yg ada laci di samping kasur itu,membuka nya untuk mengambil foto dia bersama Mew,dimana dulu foto itu di letakkan di dinding apart itu tapi ntah kenapa Mew tiba-tiba saja meminta foto itu untuk di simpan saja.Gulf mengiyakannya karena dia akan kalah jika itu dengan Mew.

"Foto ini akan aku bawa juga, daripada di simpan lebih bagus Gulf bawa kan phi?"Dia mengelus wajah Mew di foto itu,air matanya jatuh lagi.

Dia bangkit, mendekati meja rias Mew.Dia tersenyum mengingat dulu Mew memintanya untuk memakai skincare tapi Gulf menolak ya,tapi Mew akan menunjukkan wajah tak sukanya saat Gulf menolaknya,dan dengan tak tega Gulf pun memakai hal yg Mew inginkan.

Tapi dia tak tertarik pada skincare itu,dia menatap dirinya,lalu melihat kalung yg ia pakai,kalung yang Mew berikan tahun lalu saat ulang tahunnya.Kalung itu berbentuk liontin bunga Matahari dimana liontin itu dapat dipisahkan jika pemiliknya mau.

Gulf tersenyum,lalu melepaskan sebelah pasangan liontin itu.Membuat semula dia tegak menjadi redup untuk sekejap.

Dia mengambil pena dan pulpen yg ada di meja rias itu.Menulis sesuatu yg membuat dia lagi dan lagi menangis.

Gulf bangkit,dia sudah cukup dengan semuanya itu.Seharusnya ia melakukan ini sejak dulu saja.Karena dia sadar kalau dia tak berhak disebut pasangan untuk Mew.

Dia menenteng tas ya, meletakkan kunci apart itu di meja makan.Lalu melangkah menuju pintu keluar dari apart itu.

Dia membuka pintu nya,tapi  pandangannnya tertuju pada satu foto yang terpajang di dinding itu.Foto Mew dan keluarganya.Dia tertarik pada foto itu juga,ia hanya tau wajah keluarga Mew dari foto itu.Dia tersenyum lalu tangan mengambil foto itu, memasukkannya ke dalam tas yg ia gendeng itu.

Dia berbalik lagi menatap ruangan itu,lalu menghela nafas tapi setelah itu ia tersenyum.

"Aku harap phi bahagia naa,Gulf tidak akan menemui phi lagi semua barang yg Gulf dapat dari phi tidak Gulf bawa,Gulf juga tidak akan berusaha mengusik hidup phi lagi,Gulf hanya akan mendoakan phi semoga selalu di kelilingi kebahagiaan"Gulf keluar dari ruangan itu tanpa sadar ia menjatuhkan sebuah obat yg masih utuh tanpa tersentuh sedikit pun.

Gulf hanya berharap Mew bahagia.

USIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang