🌼|USIK|🌼

1.2K 127 13
                                    

"nong!"teriak gina dia melihat di lorong sepi itu,niatnya hanya untuk membersihkan lorong itu.Tapi yang dia lihat adalah Gulf yang menangis sambil jongkok dengan seseorang yang dia ketahui adalah Mew,Mew suppasit.Gina dengan cepat berlari lalu menghampiri Gulf.

"Apa yang kau lakukan tuan?!"tanya gina sambil  mendorong tubuh pria itu, sedangkan pria itu mendekati Gulf terus.

"Tuan!saya mohon,Gulf sudah menahan semuanya sendiri.Kasihani dia, setidaknya beri dia waktu"ucap gina menatap iba pria dia depan nya itu,bisa di lihat gina tatapan khawatir,dan tak terima di sorot matanya.Mew juga masih berusaha menggapai tangan Gulf,tapi Gulf lagi-lagi menolak sentuhan yang ingin berikan.

"Nong, kita pulang na.Phi akan meminta izin"Gulf menatap gina,dia mengangguk.

Gulf berdiri dengan bantuan gina,Gulf sama sekali tak melihat Mew yang ikut khawatir.Tapi Gulf tak bisa jika sedekat itu dengan Mew.Terlalu sulit untuk melupakan semuanya dengan mudah,Gulf butuh proses.
                                ...............

"Istirahat lah nong,phi akan keluar membuat makanan"Gulf tak merespon,dari tadi anak itu hanya menatap lurus dengan pandangan kosong.Gina hanya bisa berdoa supaya anak itu akan tetap kuat.

Gulf menatap diam ke arah depan,hari ini dia merasa begitu terkejut.Luka yang selama ini dia rasakan sudah ia coba obati perlahan,namun kenapa untuk bertemu orang itu sangat susah.Kenapa untuk biasa  saja dan mencoba baik-baik saja sulit,Gulf hanya ingin berdamai dengan dirinya sendiri.

Ditempat lain,Mew.Ya,orang itu sedang duduk di dalam mobilnya diam di dampingi oleh manager ya.Mew hanya diam,tak mampu berkutik setelah kejadian tadi.Piluh sekali rasa itu jika di ingat.

"Beruntung tadi tidak ada yang melihat kau dan Gulf"

"......."

"Aku tidak tau apa jadinya jika tadi wanita itu tak melihat kalian,aku bisa pastikan Gulf  masih menangis sampai sekarang.Kau mengacaukan hari ini Mew!,aku lelah dengan tingkah mu!"ucap elen dengan tegas,kali ini dia tidak ingin memendam semua perasaan kesal akan anak didiknya yang bertindak sewenang-wenang.

"Aku hanya ingin minta maaf phi,aku juga merindukan ya"sendu,suara sendu yang dapat elen dengarkan dari dia.

"Lalu apakah semuanya kau dapatkan?"Mew diam, pertanyaan itu membuat Mew diam tak berkutik.Mew memandang ke arah luar tidak memperdulikan apapun sekarang,ini masih pagi menuju siang tapi ntah kenapa kesialan sudah ia dapatkan.
.
.
.
.
Mew sampai di rumah megah milik keluarga nya,dia menatap sekeliling nya.Setelah ia sampai diantar manager ya tadi,dia langsung pergi meninggalkan Mew tanpa berbicara sedikit pun.Mew tau dia pasti marah, mungkin kesal.Karena seharusnya ini akhir tapi dia malah mengajukan supaya pekerjaan ini dimundurkan lagi,Mew tau itu pasti sangat melelahkan.

"Kenapa pulang secepat ini Mew?"Mew tau suara itu, adalah suara mamanya dia menoleh ke arah itu.

Mew mendekati mamanya, wanita itu tau jika anaknya itu tidak baik-baik saja.Terlihat  dari sorot matanya,

"Apa ada masalah nak?"

"Aku melihatnya ma,aku juga berbicara padanya ma,tapi dia menolakku ma"Mew langsung memeluk mamanya,mama nya membalas pelukan anaknya itu.

"Butuh sesuatu,mama akan memasak sesuatu mungkin"

"Gulf,hiks Gulf ma.Mew bertemu dengan nya"mamanya semakin memeluk erat tubuh itu.

"Kita duduk dulu na Luk"mama Mew melepas pelukannya,lalu menatap anaknya dengan senyum.

Sekarang mereka duduk di sofa rumah itu, wanita itu menatap anaknya.

"Jadi Gulf sudah ketemu?"

"Hmmmm"

"Lalu dia menolak?"

"Tapi Mew yang salah ma,Gulf berhak untuk menolak.Tapi Mew juga membuat Gulf takut,dia tidak mengusir dengan kasar.Tapi dia manangis,Mew membuat luka yang sulit dilupakan Gulf ma,apa Mew berhak mendapatkan maaf Gulf,apa Mew bisa mendapatkan kepercayaan Gulf lagi,apa Mew berhak ma,atau tidak?"

USIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang