Semuanya berawal dari insiden pagi hari di jembatan Twickenham. Zhan Yao bertemu dengan pemuda asing dalam satu momen tak terduga dan setelah itu ia tidak bisa melupakannya. Tiga bulan kemudian dia bertemu kembali dengan pemuda asing itu, memergoki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari itu dipenuhi kesan yang asing dengan emosi tumpang tindih yang datang susul menyusul. Sewaktu Zhan Yao siuman dari pingsan, itu tidak lebih dari dua puluh menit sejak Bai Yutong pergi meninggalkan ruangan.
Ketika ia membuka mata, apa yang pertama kali dilihatnya adalah dinding nuansa putih dan semburat keemasan dari sinar matahari yang merembes masuk melalui jendela ruangan. Aroma yang ia hirup mengirimkan sinyal kacau ke otaknya karena ia masih merasa sesak. Tetapi ia tahu persis bahwa ini adalah salah satu kamar rumah sakit.
Mengapa aku berada di sini?
Beberapa menit berlalu dalam keheningan yang sempurna, Zhan Yao memejamkan mata dan mengumpulkan ingatan. Astaga, dia ingat sekarang. Di awal pagi yang cerah hari ini, dengan perasaan kacau dan letih, ia berdiri di tepi jembatan Twickenham dan memikirkan banyak hal sampai cincin tunangannya jatuh ke sungai. Kemudian dia terkejut karena menduga bahwa cincin yang jatuh itu justru pemberian ibunya. Saat itulah, dalam posisi membungkuk, seseorang memeluknya secara brutal dari belakang yang berakibat insiden mengenaskan.
Tercebur bersama-sama ke dalam sungai, seperti dua pecundang putus asa yang berniat melarikan diri dari kehidupan dengan cara bunuh diri.
Lebih memalukan lagi, ini bukan aksi bunuh diri yang dramatis melainkan kecelakaan konyol.
Zhan Yao mengedip-ngedipkan mata, berusaha mengingat kembali wajah pemuda yang memeluk dan membuat tubuhnya oleng ke sungai. Rasa panik dan terkejut membuat ia tidak bisa mengamati dengan jelas wajah itu. Hanya sekilas kesan yang tertinggal. Dia pemuda berwajah tegas, tatapan mata tajam dan tampan.
Dia mengerjap lagi, kali ini matanya bersinar-sinar. Mengingat momen tidak terduga saat semua sudah berlalu, kesannya berbeda dengan saat mengalaminya. Ada kesan menakjubkan yang tertinggal, juga sedikit kengerian. Tetapi, entah mengapa dia senang bisa bertemu pemuda asing yang tiba-tiba datang, salah paham dan memeluknya dari belakang. Mencegahnya dari tindakan berbahaya. Sungguh suatu kepedulian yang sulit dipahami.
Zhan Yao ingat, kali ini mengingat meski sangat singkat, tentang satu aroma yang membuat imajinasinya sedikit lebih indah. Dia mengingat kehadiran pemuda asing konyol itu sebagai suatu keajaiban, mungkin karena aroma tubuhnya yang maskulin, sensual, dan mengungkap dimensi yang lebih mendalam. Aroma khas yang segar dan nyaman.
Zhan Yao menghela nafas, ada rasa sakit di dadanya mungkin akibat terlalu banyak air yang masuk. Perlahan, ia beringsut duduk, menoleh ke jendela yang terang benderang pada pukul sembilan pagi. Zhan Yao duduk dalam kesunyian, memikirkan pemuda asing itu. Ada sedikit rasa tersentuh, rasa penasaran, dan perasaan lucu serta konyol. Kesan pertama dengannya penuh dengan kejengkelan namun mengingat kembali mendatangkan senyuman di wajahnya tanpa sadar.
Setelah beberapa kali menghela nafas, indranya mulai berfungsi dengan baik dan merasakan keharuman itu lagi saat ia membayangkan wajahnya. Seharusnya, pemuda asing itu berada dalam ruangan ini beberapa waktu lalu. Mungkin belum lama~ karena aromanya masih tertinggal.