Chapter 05

120 19 8
                                    

Memaafkan berarti menerima situasi yang menyakitkan dan melanjutkan dengan kebahagiaanmu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memaafkan berarti menerima situasi yang menyakitkan dan melanjutkan dengan kebahagiaanmu sendiri.
(Amanda Ford)

Menyakitkan?

Tidak juga.

Zhan Yao berdiri terpaku. Dia lumayan terkejut. Tapi dia tidak sakit hati atau kecewa.

"Apa yang kau lakukan di sini?" gadis itu terbata-bata. Ada sedikit kekacauan di rambut dan kerah bajunya.

"Kau pasti sangat malu," cetus Zhan Yao datar. Diamatinya penampilan gadis itu.

"Kasihan sekali dirimu," ia melanjutkan dengan suara yang masih dingin serta ekspresi kosong. Zhan Yao melihat melalui bahu Ma Han, seorang pemuda yang tidak dia kenal. 

"Dengar, aku..."

"Bagaimana rasanya berciuman dengan pria berwajah bingung itu?" Zhan Yao memotong ucapan Ma Han.

"Hei, pecundang! Ma Han tidak pernah menyukaimu. Mulai sekarang, jauhi dia. Dia cuma iseng denganmu. Kau bodoh jika masih mengejarnya!" Pria di dalam kamar berteriak padanya sebelum tampil dan berdiri di samping Ma Han.

Zhan Yao tidak beranjak sama sekali. Sebaliknya, ia memikirkan gagasan bagus. Dia mengeluarkan ponselnya, lantas dengan cepat mengambil foto dua orang berdiri berdampingan dengan wajah shock yang disembunyikan dalam topeng kebohongan yang menjijikkan. Melihat hasilnya cukup memuaskan, Zhan Yao menyeringai.

"Sialan! Apa yang kau lakukan?" suara pria itu menjadi bengis.

Zhan Yao mengabaikannya. Ia lebih fokus pada Ma Han, dengan senyuman tipis dan penuh kemenangan, ia menunjukkan foto itu si hadapan wajahnya.

"Ayahku dan ayahmu akan senang sekali melihat ini."

"Zhan Yao! Apa-apaan?!" Ma Han mengulurkan tangan berniat merampas ponsel itu tapi tentu saja Zhan Yao tidak akan membiarkan barang bukti lepas dari tangannya.

"Biarkan saja! Lagi pula siapa yang peduli?" pria di sisinya mendengus, makin marah.

Kali ini, Zhan Yao melihat padanya.

"Pria payah...." Ia menggumam terheran-heran. Kemudian ia mundur selangkah dan bersiap meninggalkan kamar memuakkan itu.

"Zhan Yao!" Ma Han memanggilnya dengan cemas.

"Diamlah!" Ia menoleh sekilas, mengangkat sebelah alisnya acuh tak acuh.

"Tidak perlu merasa bersalah. Tidak apa. Ini tidak sakit."

Dia berbalik dan melambaikan tangan. Tapi ia berhenti sejenak, seakan ada satu hal yang belum sempat dia katakan.

"Aku juga ingin memberitahumu, cincin pertunangan kita telah jatuh dan hilang ke dasar sungai."

Demikianlah, perpisahan tanpa emosi.

Permainan telah selesai, dan foto-foto yang dia dapatkan barusan ditambah dengan kiriman dari Peng Guan Yin siap disebarluaskan di tengah keluarga. Zhan Yao menghembuskan nafas lega sewaktu melangkahkan kaki keluar dari hotel. Mulai sekarang, namanya tidak akan dikaitkan lagi dengan Ma Han. Tidak pernikahan, atau hubungan apa pun.

𝐃𝐞𝐚𝐫 𝐒𝐭𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang