Salah Atlas

1.3K 107 2
                                    

"Arka..gue boleh nginep apartemen lo gak?"tanya Atlas sambil duduk di trotoar jalan dengan wajah memelas dan mengantuk secara berbarengan.

Arka lantas menoleh jam yang sudah setengah 12 malam baru temannya itu menelpon.

"Lo kenapa Las?lo mabuk ya?"

Atlas yang mendengar dari sebrang telpon hampir mengumpat kepada Arka,"Enggak..gue ngantuk banget,pengen tidur..gue gak mabok.."

"Gue anter pulang gimana?bukan gue gak ngijinin lo nginep,gue takut sama abang lo..gue masih pengen temanan ama mereka.."

Atlas memainkan ranting di jalanan,"Oh yaudah,makasih,gak pa-pa gue mau pulang aja kalo gitu."

"Atau gue minta Arga jemput lo gimana?"tanya Arka,sejahatnya Arka ketika di sekolah,namun Atlas masih di luar ketika jam sudah tengah malam seperti ini.

Arga yang masih sibuk main game tiba-tiba menoleh karna nama antiknya terucap di telpon.
"Ngapain anjir?ini udah tengah malem bang."

Arka menoleh sebentar ke arah Arga,meminta diam sebentar saja.

"Gimana?"

Atlas yang berbeda tempat sudah menunduk mengantuk di taman kota,"Gak usah,lagian Arga males keluar."

"Enggak,dia mau kok..mau di jemput gak?"

Atlas menutup telpon sepihak,lantas membaringkan tubuhnya di bangku panjang taman memejamkan matanya dan langsung terlelap.

Tadi siang,sepulang sekolah dia sudah mendapatkan bentakan,ternyata si Demian mengadu perihal Atlas di sekolah,Atlas bingung melawan papanya,dia juga menumpang di rumah itu, melihat papa membentak bahkan memintanya enyah dari hadapannya, jadi pikiran remaja 16 tahun itu malah keluar rumah.

Sementara

"Besok papa nyariin gak ya?"gumam Atlas dalam tidurnya,tangannya memeluk tubuhnya sendiri dengan erat,udara begitu berdesir.

"Dingin banget lagi,duh gini mati kedinginan.."Atlas bangkit lagi duduk menghela nafas melihat ponsel yang sejak dulu memang sunyi.

Di sadari jika perutnya keroncongan minta di isi,Atlas mengeluarkan uang dari dompetnya,uang hasil jadi tukang parkir.
Duduk di warung sambil menunggu mie instan kuah hangat untuk siap di santap.

Atlas sudah masak enak hari ini,hanya saja dia belum sempat menikmati keburu sang papa datang bekerja yang memarahinya habis-habisan.

Tapi Atlas senang, setidaknya sang mama yang hanya duduk di kamar seharian sempat dia suapi walau mama sama sekali tak mengenali dirinya.

Atlas bakal masak enak untuk mamanya setiap hari,agar mamanya ingat kepada dirinya,atau dia akan membangun memory baru kembali,namun membuat mamanya ingat bahwa Atlas lahir dari rahimnya itu yang membuatnya susah.

Dan teganya,sang mama hanya lupa kepada dirinya,tidak dengan Daniel dan Demian,mereka di ingat bahkan sangat,bahkan berani membuka lebar tangannya untuk di peluk ketika pulang sekolah.

Atlas tidak iri,tidak usah.

Ketika menikmati mie instan hangatnya, tiba-tiba saja di sebelahnya Daniel dengan usil menambahkan es cream bekas jilatannya ke dalam mangkok mie tanpa rasa bersalahnya.

Atlas tercengang,sangat di sayangkan namun dia tak berani marah jujur saja dia takut dengan abangnya.

"Bang,gue laper anj,lo!"

Atlas lantas bangkit,menatap Daniel dan Demian secara bergilir,"Kebangetan banget lo berdua."

"Lo lebih kebangetan anj,rajin banget lo caper di depan mama setiap hari, lama-lama ngelunjak lo tau gak,mama itu ada aturan makan,gak semua masakan yang lo buat bisa dia makan,kalo mama jatuh sakit,emang lo bisa sembuhin?"kata Demian,Daniel bangkit menarik tangan Atlas untuk pergi bersamanya.

Namun baru setengah jalan,Atlas menghempas tangan Daniel,karna dia berhak bicara disini.
"Gak usah narik jancok,gue bisa jalan."

"Sekarang lo ke rumah sakit,mama masuk rumah sakit habis makan masakan lo,papa minta lo buat ketemu dia."

Mendapat kabar itu,Atlas terdiam sejenak,namun Daniel malah menariknya menuju ke mobil lantas tiba-tiba memukul wajahnya.

Bugh!

Demian menahan Daniel,tak ingin sang kakak malah bertengkar dengan anak bungsu di depannya.

Atlas juga diam tak membalas,pipinya membiru,namun itu tak terasa,kepalanya hanya ingin ke rumah sakit melihat sang mama dengan segera.

.
.
.
.
.
Sampai di rumah sakit,sampai disana satu pukulan kembali mengenai matanya,hadiah dari papa yang tersulut emosi.
"Kamu meracuni istri saya Atlas!!!"

Atlas tak bicara, pukulan papanya sungguh tak main-main,bahkan Demian terkejut dengan tindakan papanya.

Atlas terhuyung,namun sebelum dia benar-benar jatuh karna pusing,dia bersujud menempelkan kepalanya ke kaki tuan besar disana.
"Atlas gak ada ngeracunin mama,Atlas gak sebodoh itu pa,papa harus percaya sama Atlas,Atlas gak ada niat seburuk itu sama mama.."

Namun tuan bernama Kevin tidak percaya,malah menghempas kepala Atlas untuk menjauh dari kakinya.
"Kamu liat wanita itu?dia ada di dalam,belum sadar..kamu yang masakin dia kan tanpa saya ketahui?"

"Beneran pa,Atlas juga nyicipin masakan yang Atlas bikin.."

Daniel mendorong Atlas kembali,wajahnya memerah kesal,"LO PAHAM UCAPAN GUE GAK?!MAMA GUE GAK BISA MAKAN SEMBARANGAN BAJINGAN,LO JANGAN TOLOL GINI!!!"

Atlas menunduk,"Gue minta maaf,gue gak tau.."

Demian memalingkan wajahnya,tatapan Atlas melihat ke arahnya,Demian tidak ingin luluh akan tatapan minta tolong itu,selalu saja Demian sering luluh dan memaafkan Atlas atas kesalahannya,namun sekarang tidak akan dia biarkan, tindakannya terlalu sembrono.

Pintu darurat terbuka,membuat ayah dan anak segera meminta ijin menemui ibu dan istri mereka,sedangkan Atlas roboh bersandar di dinding mengatur nafasnya yang terasa tercekat.

Dokter yang awalnya hendak masuk ke dalam terhenti dan menghampiri Atlas yang tampak kusut.

"Anda ada masalah?ada yang sakit?"tanyanya melihat Atlas seolah menahan sakit memukul dadanya.

Atlas menggeleng,"Tidak,tidak ma..akh.."

"Anda sakit."

Namun sebelum stetoskop sang dokter menyentuh dirinya,dengan tak sopannya Atlas mendorongnya dan lari terbirit-birit keluar rumah sakit.

Berlari sekuat mungkin,tak peduli dia lelah dia ingin lari dan mengakhiri segalanya,dia ingin tertidur pulas,dia ingin kembali tak ingat dunia.

Nekat menyebrang jalan sembarangan, hampir saja mobil putih silver menabrak dirinya.
"Heh jancok,itu si Peta gak sih?"tebak Namu yang kini lagi bareng sama si Arga.

"Itu Atlas su..iya bener si Atlas."

Namu dan Arga turun,memapah Atlas tanpa banyak bertanya untuk di ajak masuk ke dalam mobil.
"Gue mau tidur,bentar,ngantuk,jangan bangunin gue...huh..huh..serius jangan bangunin gue."pinta Atlas menaruh kepalanya langsung di pundak Arga dengan matanya langsung tertutup begitu saja.

Arga menjadi kaku,apalagi Namu,dia menjadi terheran-heran dengan jurus tidur Atlas yang gampang sekali memejamkan matanya dengan seksama.

"Ini anak kebo banget,gampang banget tidur."

"Ada something."

Atlas dan Semesta-nya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang