Pergi saja

986 83 2
                                    

Janitri tampak di sofa dengan buku-buku di meja, melihat kedatangan Atlas,Janitri bangkit menghampirinya.

Namun Atlas memilih pergi,masuk ke kamar Daniel ke kamar mandi,tanpa usaha hanya membuka mulut, merah kental keluar begitu saja dari mulutnya.

"Uhuk.."

Clekk

Janitri tiba-tiba saja muncul, buru-buru Atlas menghidupi air keran untuk melarutkan bekas darahnya.

"Kenapa tiba-tiba masuk secara tidak sopan ke kamar putra saya Atlas?"

Atlas tak berkutik,matanya kabur,jantungnya berdetak tak karuan, kepalanya sakit sekali seolah seseorang sedang mencongkel otaknya.
"Maaf.."lirihnya.

Atlas kecewa,dia lantas keluar dari kamar Daniel,sekaligus rumah itu,kakinya gemetar tak karuan tak bisa menopang tubuhnya sendiri.

"Las..Atlas!!"suara itu berteriak di dalam rumah mengejar anak yang tampak di ujung kematian itu.

Atlas menoleh,sebelum tubuhnya ambruk di luar rumah dengan cuaca hujan.

"Atlas!"pekik Janitri, menghampirinya.

Atlas meraih wajah cantik itu,"Ma,Mama."

Janitri terdiam sejenak,panggilan itu terdengar berbeda dari Daniel dan Demian,sejenak dia mengingat sesuatu,sebelum sesuatu yang bernoda merah keluar dari mulut Atlas.

"Ma.,aku Atlas ma.."

Janitri tiba-tiba melepas pelukannya,memegangi kepalanya sendiri,mengingat dirinya 16 tahun yang lalu, bertengkar sesuka hati dengan suaminya,sebuah perselisihan yang tak ada alasan.

"Kamu mengkhianati saya,apa kamu lupa kamu masih memiliki putra kembar yang harus kamu ,jaga!!"

"Mas,aku gak ada hianatin kamu mas, dengerin dulu penjelasan aku mas?!!

"Gak ada penjelasan,2 bulan lalu secara terang-terangan kalian masih tidur di kamar tepat sebelum aku datang."

"Mas,aku gak sengaja mas,aku tidak menyangka akan seperti ini mas,aku gak ngarep bayi ini mas,aku bakal bunuh sekalian."

"Bodoh,ingin membunuhnya?jangan berani membunuhnya tepat di depanku,pergilah urus sendiri,aku tidak ingin kehadirannya merepotkan aku."

Ketika bayi mungil itu lahir,suaranya hanya sebentar,setelahnya dia masuk ke sebuah box untuk kontrol jantungnya yang lemah.

"Maaf nyonya,putra anda mengalami lemah jantung,untuk melalu pengobat-"

"Saya tidak peduli,biarkan saja,saya akan membawanya PULANG."

Atlas terkekeh beku,dia kehilangan udara untuk paru"nya,sedangkan Janitri malah mulai menghindarinya.

"Mama..."

Atlas gelisah,rintikan hujan deras membasahi mereka,berbarengan dengan itu,Baskara kebetulan datang dengan putra kembarnya.

"Sayang!"ucap Baskara,memapah istrinya itu untuk segera bangkit,Daniel memapah Atlas yang sudah terkulai lemas,Demian membantu sang ayah untuk ke kamar mereka.

Daniel terburu-buru mengambil inhaler,di tengah pukulan lemah Atlas ke dadanya,ada sang kakak yang membantunya memegangi inhalernya,air matanya membasahi pipi,namun detik berikutnya Baskara datang dengan amarahnya.

"DANIEL!! KALO KAMU GAK MENJAUH DARINYA,PAPA BAKAL ANGGAP KAMU BUKAN PUTRA PAPA!!"

"IBUMU KETAKUTAN KARENANYA!! kamu memilihnya daripada wanita yang melahirkan mu Daniel?mama butuh kamu juga sekarang."

Atlas dan Semesta-nya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang