Chapter 1. Siapa?

187 59 18
                                    

[Tinggalkan komen dan jejak dulu sebelum membaca.] 9/01/2023
.
.
.
.

"Tuan Andi!" Tiba-tiba terdengar suara seseorang di dalam kamar besar itu. Pria muda yang terbaring di kasur langsung terbangun dengan wajah yang lusuh, dia mencari asal suara tersebut.

"Tuan, Andi. Bangun!" ucap pria tinggi yang berstelan jas lengkap mirip pelayan kerajaan itu sembari membangunkan tuan mudanya.

"Siapa, sih. Masih pagi tahu, aku malas bangun dan sejak kapan namaku berubah jadi Andi?"

"Sejak lahir, Tuan. Orangtua Tuan yang memberi nama itu," balas pria pelayan itu sambil mengambil segelas susu dan sepotong roti di atas nampan yang sudah tergeletak di meja kecil sebelah kasur, ia ingin memberikan sarapan pagi ketika tuan mudanya telah bangun.

"Namaku bukan Andi, astaga!" pria muda berusia 18 tahun itu langsung terbangun dan duduk bersila di atas kasurnya, dengan wajah yang lusuh ia mengambil segelas susu itu sembari meminumnya dengan cepat, lalu tidak lupa sepotong roti tadi, ia makan dengan mata yang masih tertutup, ia terlihat masih mengantuk.

Pria pelayan itu melanjutkan pekerjaan lainnya yaitu mencarikan pakaian di dalam lemari yang super besar, begitu banyak pakaian di dalamnya di lengkapi oleh aksesoris pria yang lengkap.

Ini aku masih di dalam mimpi atau bagaimana? Pria muda itu membatin sambil menatap sekitarnya yang begitu asing, rumah, perabotan dan perlengkapan lainnya begitu asing. "Oh My God!"

"Kenapa, Tuan Andi?" tanya pria pelayan lagi, ia ikut heran dengan perilaku tuan mudanya yang tidak biasa.

"Berarti ... berarti...."

"Berarti apa? Cepat ya, Tuan bangunnya. Kita akan bertemu dengan rekan bisnismu. Ayahmu Tuan Albert sudah menunggu di bawah. Beliau akan marah jika kamu terlambat lagi."

"Berarti ... aku masih di dalam mimpi, ini pasti Lucid Dream!"

"Cukup khayalan hari ini, Tuan, Kita sudah terlambat, cepatlah mandi, apa harus aku mandikan seperti kamu waktu kecil dulu?"

"T-tidak, iya aku bangun. Mengapa kamu cerewet sekali seperti mama. Padahal kamu laki-laki!" ucap pria muda itu, dia bergegas bangun dan mencari keberadaan kamar mandi.

Pria muda itu berjalan ke kamar mandi, dia begitu terpesona dengan apa yang di dalamnya, semua bahan perabotan terbuat dari bahan yang mahal, ada yang dari berlian bahkan emas, ia mengeleng tidak percaya dengan mimpinya itu. "Gila, sih ini."

"Cepat ya, Tuan!"

Pria muda itu pun mulai kesal lalu membalas dengan sebuah teriakan. "IYA!"

Setelah selesai mandi, pria muda itu langsung dibantu berpakaian oleh pelayannya, dia masih tidak percaya dengan apa yang sedang ia hadapi sekarang. "Coba cubit aku," ucap pria muda berparas tampan itu.

Tanpa banyak bicara, pria pelayan langsung mencubitnya dengan keras di lengan, tentu saja cubitan itu terasa sangat sakit sehingga tuan mudanya menjerit kesakitan.

"SAKIT!" Dia semakin sumrigah, mimpi ini terasa sangat nyata.

"Saya hanya menjalankan perintah, selepas ini Tuan langsung turun ke bawah dan menemui ayah Tuan, ya? Saya harap kali ini jangan melarikan diri lagi. Nanti saya akan dipecat, kasihani saya, banyak anak yang harus saya beri makan," ucap pria pelayan, wajahnya berubah memelas sehingga tuan muda yang disebut dengan nama Andi ini merasa kasihan melihatnya.

"Iya, tidak akan."

Pria muda itu memandang wajahnya di cermin, tidak ada yang berubah darinya hanya saja sekarang ia memakai stelan pakaian yang mahal. Cukup, Allendra. Nikmatilah mimpi indahmu ini!

AllendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang