Chapter 3. Kawan

70 37 3
                                    

Sudah dua hari Allen bersekolah di tempat Andi, tidak ada perkembangan cara agar ia bisa terbangun kembali dari mimpinya, dia masih bingung dengan semua yang terjadi, tidak ada alasan yang jelas sehingga ia melalui kejadian aneh seperti ini. Seingat anak laki-laki ini, dia hanya tertidur di kamarnya sendiri dan terbsngun di kamar Andi dengan keadaan berbeda.

Di tengah kebingungannya datang dua anak laki-laki kemarin menghampiri Allen, kali mereka melangkah perlahan dari belakang dan langsung menyergap tubuh pria yang sedang melamun itu serta menahannya agar tidak melarikan diri lagi seperti kemarin.

"Tol-" Allen mulai berteriak namun, mulutnya langsung dibungkam oleh anak laki-laki chinese.

"Kamu kenapa, sih, Andi? Aneh sekali," ujar anak laki-laki yang berkulit sawo matang serta memiliki mata yang sipit. "Jawab, Andi!" lanjutnya sambil menguncang-nguncang tubuh Allen.

Allen melihat nametag keduanya, anak laki-laki chinese itu bernama Kevin Ong sedangkan satunya bernama Tarra Mandalika.

"Kamu mau memusuhi kami juga? Katanya, sih kawan...," ucap Tarra menunjukan wajah yang serius. "Oh, sepertinya Andi sudah punya geng baru. Dia tidak butuh kita lagi."

"Jahat sekali, okay fine, kita putus persahabatan!" ucap Kevin sambil melepaskan Allen dengan wajah yang kesal.

"T-tunggu, tunggu dulu, kalian teman aku?" tanya Allen dengan serius.

Tarra semakin kebingungan, dia menatap Allen sambil menaikan alisnya sebelah. "Ini anak kenapa? Amnesia kamu?"

"Benar kamu kemarin, Vin. Dia makan kecubung!"

"Sekarang muntahkan kecubungnya! Muntahkan, Andi!" mereka berdua memegang dengan erat tubuh Allen lagi, Kevin memegang pipi sedangkan Tarra mengusap punggungnya berulang kali berharap Allen memuntahkan sesuatu.

" BERHENTI! GILA, YA KALIAN?" Allen berteriak sangat keras sehingga orang yang berada di kantin melihat mereka bertiga dengan heran.

"E-eh, serius tidak makan kecubung?" tanya Kevin refleks melepaskan Allen darinya.

"Maap, Maap. Lanjutkan makannya, ya? Teman kami ini agak lain sedikit," ucap Tarra menenangkan orang-orang di kantin.

Tarra dan Kevin meminta maaf secara bergantian, mereka hanya kebingungan dengan tingkah Andi yang berubah sangat berbeda dari biasanya.

"Maapkan, aku juga teman-teman. Aku sedikit tidak fokus jadi selalu mengatakan hal yang tidak masuk akal," ungkap Allen berusaha mencari alasan.

"Kamu masih berkelahi dengan Isoma makanya tidak fokus, begitu?"

Allen mengernyitkan dahinya sambil berkata, "Isoma? Istirahat Sholat Makan?"

Kevin menarik napas panjang lalu seketika melepaskannya, lalu melanjutkan perkataannya."Ayolah- berhenti berkelahi. Jangan pura-pura tidak kenal dengan Isoma, kita sudah berteman baik sejak SD, mengapa kamu berperilaku seperti itu?"

Tarra menyambung perkataan Kevin. "Kami tidak terlalu paham mengapa kalian bertengkar, kami hanya tahu sudah semingguan kamu tidak berbicara dengan Isoma dan Isoma juga berlagak tak mengenalmu."

Memangnya, Isoma yang mana, ya? Aku bahkan benar-benar tidak mnengenalnya. Ini sangat merepotkan!

"Memang kalian berkelahi karena apa?"

Allen mengaruk-garuk kepalanya sambil menjawab pertanyaan dua curut itu. "Aku juga tidak tahu pasti."

Jam istirahat berakhir, Kevin dan Tarra kembali ke kelasnya. Termasuk Allen, akhirnya dia mengetahui bahwa dua anak laki-laki itu adalah teman baik dari Andi, Allen salah menilai orang hanya karena perawakan mereka yangerlihat nakal. Namun, Allen menjadi penasaran dengan sosok Isoma, mengapa mereka bisa berkelahi dan bermusuhan sedangkan mereka teman baik sejak kecil. Allen melamun sampai tidak menyadari orang yang berada di depannya, kala itu juga mereka bertabrakan.

AllendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang