Chapter 14 : Awkward Between Them

792 132 11
                                    

"Nih," ucap Jake sambil menyodorkan helm ke hadapan Karina.

"Makasih." Karina mengambilnya lalu memakaikan helm tersebut di kepalanya. Melihat adanya adegan romantis di depan mereka, Giselle, Winter, Heeseung, Ningning, dan Sunghoon bersorak.

"Buseeettt. Gue liat-liat makin kesini makin kesana aja lo berdua." ujar Heeseung dengan tangan yang merangkul Winter.

Jake mendengus sebagai balasan. Ia meminta Karina untuk naik, lalu menatap Giselle, Winter, Ningning, dan Sunghoon yang bahkan belum bersiap.

"Lo semua gak ikut ke supermarket?" tanya Jake bingung. Ia mengernyit melihat kekompakan empat orang itu.

Giselle menggelengkan kepalanya. "Enggak. Gue mau nemenin Jay ke rumah kakaknya nanti jadi gabisa ikut, hehehe..."

Diam-diam, ia memberi tanda pada tiga orang lainnya untuk beralasan sepertinya.

"Gue mau ke bank bareng Heeseung. Mau ngurus kartu debit dia yang keblokir soalnya." ujar Winter.

"Gue juga gabisa, disuruh Sunghoon bersihin dapur sama kamar mandi. Jadi lo berdua aja yang pergi." ucap Ningning santai. Sunghoon sebenarnya kesel ya kenapa nih cewek Scorpio ngomong kayak gitu, soalnya dia gak enak sama Karina.

"Oh... yaudah... Aku sama Jake aja yang pergi." Karina sedikit bingung melihat mereka berempat yang kompak beralasan tidak bisa ikut, padahal para cewek udah semangat bikin list apa aja yang harus dibeli.

Alhasil, Jake pun melajukan motornya meninggalkan area kosan. Seusai kepergian dua orang itu, Sunghoon langsung menjitak kening Ningning dengan kencang.

"AW! SAKIT, ANJIIIRRR."

"Biarin. Bisa-bisanya lo ngomong gue maksa lo buat bersih-bersih."

"Lah emang kenapa? Lo, kan, terkenal ahli dalam nyuruh-menyuruh dan ngomel-mengomel."

"Anjing. Awas aja lu, gak akan gue pasangin lampu di kamar lo lagi."

Mendengarnya, Ningning seketika panik. Masalahnya di Homesafe, hanya Sunghoon yang memiliki tubuh tinggi untuk memasang lampu. Ningning membalikkan tubuhnya dan langsung mengejar Sunghoon yang masuk ke kosan.

"HOON, GUE BERCANDA DOANGGG."

Winter dan Heeseung yang menyaksikan itu menggeleng-gelengkan kepala.

"Mereka tuh pacaran gak sih?"

"Gatau deh. Eh btw, makan mi ayam deket lapangan basket itu, yuk?"

"MASIH PAGI, ANYINGGG. Tapi boleh deh. Aku siap-siap dulu ya, mwah."

Heeseung berdecak, tadinya dia pengen marahin Winter yang tiba-tiba teriak di deket telinganya. Tapi pas gadis itu mencium pipi kanannya, ia pun tersenyum.

Idih idih. Dasar bucheen.

--••-

Karina menarik sebuah troli dari barisan kemudian mendorongnya memasuki supermarket. Gadis itu menatap barang-barang yang tersusun di rak dekat pintu masuk.

Ia tersentak saat seseorang menepuk bahunya. Ia menoleh dan ternyata orang itu adalah Jake.

"Nih list yang semalem kalian bikin." Jake menyodorkan ponselnya yang menunjukkan sebuah gambar kertas dengan tulisan tangan Karina.

Karina mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia melihat-lihat ke sekitar kemudian kedua matanya melihat adanya pojok daging dan ikan mentah.

Saat gadis itu akan mendorong trolinya kearah sana, ia tertahan oleh tangan Jake.

"Kenapa?"

"Biar gue yang dorong trolinya."

Karina menatap laki-laki itu sebentar kemudian menganggukkan kepalanya pelan. Setelahnya, kedua orang itu berjalan sebelahan dengan Karina yang sesekali memasuki bahan-bahan sesuai yang ada di list.

Keduanya menyusuri supermarket tanpa mengucapkan apapun. Ketika mereka sampai di lorong bagian makanan ringan, Karina melompat sedikit guna meraih sebuah ciki yang ada di rak atas.

"Ck. Tinggi banget sih." gumam Karina sedikit kesal. Saat ia masih berusaha untuk meraih ciki tersebut, tiba-tiba saja tubuhnya terhimpit oleh tubuh Jake yang berdiri di belakangnya sambil meraih ciki itu dengan sekali tarikan.

"Nih." Jake menyerahkan makanan ringan tersebut ke Karina namun gadis berzodiak Aries itu malah mengedipkan matanya beberapa kali, masih memproses apa yang barusan terjadi.

Ia mengambil makanan ringan itu lalu memasukkannya ke troli kemudian buru-buru mendorongnya.

"Makasih,"

Karina menoleh ke samping kiri. Ia mengernyit, "makasih buat apa?"

"Buat kalimat lo di chat waktu itu. Makasih banget karena itu gue jadi sadar kalo apa yang lo ketik emang bener." jawab Jake. Keduanya menghentikan langkah lalu saling bertatapan. Cukup lama terjadi keheningan hingga Jake berdeham seraya merapikan rambut Karina yang sedikit berantakan.

"Maaf kalo di awal kedatangan lo ke kosan malah dapet kekerasan dari gue. Kenapa gue kayak bajingan banget ya waktu itu, hahahaha."

Karina langsung menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Jake barusan. Ia memegang lengan kanan laki-laki itu seraya menatapnya dengan serius.

"Jangan pernah ngomong kayak gitu. Aku gak marah sama sekali sama perlakuan kamu waktu itu, ya walau aku agak kesel sih... Tapi pas tau ternyata ada masa lalu diantara kalian, aku jadi maklum. Pasti berat buat kalian, terutama kamu, mengingat dia adalah orang yang paling kalian sayang.

It's okay. I forgive you, bahkan jauh sebelum kamu minta maaf gini. Jadi jangan nyalahin diri kamu sendiri lagi, ya... Jake?"

Oh, shit. Jake wants to cry so much right now. Gimana bisa sih dia jahat banget sama gadis di hadapannya ini? Like... How can?!

Jake terdiam. Ia menghela napas lega sesaat kemudian mengangkat bahunya, kini keadaan menjadi canggung setelah kedua matanya beradu dengan kedua mata Karina. Ia membuang pandangannya ke arah lain.

KENAPA JADI KAYAK CANGGUNG GINI?!

"Udah selesai belom? Bayar sekarang, yuk." ajak Jake seraya mengambil alih troli yang sempat didorong Karina waktu salah tingkah tadi.

Karina menganggukkan kepalanya. Kedua anak muda itu berjalan menuju kasir tanpa adanya yang berniat untuk membuka mulut.

Iya. Mereka diem-dieman doang bahkan sampai di Homesafe. Bikin enam penghuni kosan yang ngeliatnya langsung '???? Kenapa nih mereka???'

-••--

Boleh aku bertanya? Menurut kalian, alur ceritanya aneh gak?

[✅️] Homesafe | EnhyspaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang