Chapter 1O : Keadaan Mulai Membaik

906 156 6
                                    

Sudah sekitar enam bulan Karina menempati Homesafe dan sudah sejak sebulan keadaan di kosan mulai membaik.

Adu jotos yang biasa terjadi (paling sedikit dua kali dalam sebulan) kini sudah tidak ada lagi.

Walau sikap Jake kepada mereka semua masih sama, namun para anak perempuan merasa bersyukur karena akhirnya mereka tidak perlu lagi menghela napas tiap ada yang bertengkar.

Karina menaruh tasnya di sofa dengan lemas kemudian duduk disana. Ia mendengus kasar seraya mengacak rambutnya saat mengingat ia mengacaukan UAS salah satu mata kuliahnya tadi siang.

"Harusnya aku gak jawab itu. Haishhh. Nyebelin banget." keluh Karina untuk dirinya sendiri. Setelah mengistirahatkan tubuhnya sebentar di sofa, gadis itu pun bangkit dari posisi duduknya kemudian berjalan menuju kamarnya.

Karina terkejut saat mendapati pintu kamarnya terbuka. Ia masuk ke ruangan itu kemudian kembali terkejut kala melihat Jake duduk di lantai sambil menatap lemari kecil yang ada di depannya.

"Jake? Kok kamu bisa masuk ke kamarku?" tanya Karina. Awalnya ia ingin memarahi laki-laki yang dua tahun lebih muda darinya itu karena sudah seenaknya masuk ke kamar tanpa seizinnya.

Namun tatapannya berubah lunak setelah Jake menoleh ke arahnya dengan tatapan sendu.

"Maaf. Gue masuk ke kamar lo tanpa izin. Gue masih megang kunci serep kamar ini soalnya... Dan gue... Tiba-tiba kangen Niki."

Keheningan terjadi cukup lama diantara mereka. Karina melangkah mendekati Jake lalu duduk disebelahnya. Gadis itu menatap beberapa mini action figures yang dipegang Jake.

"Jake, aku boleh nanya, gak?" tanya Karina. Ia melirik ke laki-laki itu yang menganggukan kepalanya. "Tanya aja."

"Maaf kalo agak sensitif... Tapi aku boleh tau gak, Niki tuh sebenernya siapa, sih?"

Jake terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan gadis itu. Ia melipat bibirnya ke dalam seraya menghela napas perlahan.

"Niki itu adek sepupu gue. Dia beda tiga tahun sama gue, tapi karena jarak sekolahnya lebih deket dari sini, makanya gue ajak ngekos bareng. Dia baik. Baik banget. Gak nakal juga di sekolahnya, paling cuma iseng itu pun gak keterlaluan.

Dia disayang banget sama anak-anak kosan. Anaknya tuh manja banget apalagi ke Kak Giselle, soalnya mereka sama-sama suka nonton drama, jadinya deket. Pokoknya Niki tuh anak paling baik dan manis yang pernah gue liat."

Tidak ada respons dari Karina. Gadis itu menumpukan dagunya diatas lipatan kedua tangannya sambil menatap Jake dengan lekat.

Jake pun melanjutkan, "tapi gue gatau kenapa... Mungkin Tuhan sayang juga sama dia, suddenly he was dead and I found him in the bathroom. In this room."

"Karena itu, kamu marah banget pas tau kamar ini bakal ditempatin sama aku?" tanya Karina yang dibalas anggukan lemah oleh Jake.

"Bukan ke lo doang. Tapi semua anak kosan juga bakal gue marahin kalo ada yang berani ke kamar ini. Gue nyusun beberapa barang dia kayak action figures ini. Sengaja gue taroh di kamar mandi... biar gue gak ngeliat atau masuk kesana..."

"Kamu taroh di kamar mandi biar kamu gak keinget sama dia lagi, kah...?"

"Iya. Pas masih awal-awal berduka, gue juga ada ngunci kamar mandinya. Tapi Jay sama Sunghoon malah nyuri kuncinya dari laci meja gue terus mereka buka lagi itu kamar mandi. Hahaha gue marah banget pas itu, gue langsung nonjok mereka..."

Karina mengubah posisinya menjadi bersandar ke lemari sehingga ia berhadap-hadapan dengan Jake.

"Kamu marah sama aku, gak? Karena udah nempatin kamar ini. Karena udah mindahin action figures nya. Karena udah bikin kamu jadi keinget lagi sama Niki..."

Sejenak, Jake menatap Karina dengan intens. Tidak ada yang bersuara diantara mereka, namun suara dehaman dari luar membuat keduanya terkejut.

Sunghoon berdiri sambil bersandar di pintu dengan tangan yang bersedekap dada. "Buset lo berdua makin kesini makin rajin berduaan aja gue liat liat."

Jake mendengus. Ia menaruh mini action figures diatas lemari kecil kemudian bangkit berdiri.

"Berisik lo. Ngapain tiba-tiba kesini, hah?!" tanya Jake sambil menatap Sunghoon yang tertawa kecil.

"Santai aja dong. Gue disuruh Kak Giselle manggilin lo berdua buat makan bareng. Tuh dia ada dikirimin makanan yang banyak sama orang tuanya." jawab Sunghoon. Jake mendengus, "gue gak ikut. Udah kenyang."

Jake melirik ke Karina yang sudah berdiri di sebelahnya. Mendengar jawaban yang sudah ia tahu akan keluar dari mulut Jake membuat Sunghoon berdecak.

Sunghoon menatap Karina. "Lo ikut makan, kan, kak?"

Karina menganggukkan kepalanya. Setelah itu, Sunghoon berlalu dari mereka dan suasana pun berubah menjadi sedikit canggung.

"Gue mau ke kamar. Makasih udah ngizinin gue buat nostalgia disini." ujar Jake. Karina mengangguk lalu menatap kepergian laki-laki itu.

Ia menghela napas, mengambil ponsel dari dalam tasnya, kemudian mengirim chat ke seseorang.

Jake (kosan)

Maaf kalo agak lancang |
Tapi aku mau bilang |
Kalo kamu butuh seseorang buat dengerin cerita kamu, you can count on me |
Aku bisa liat dr mata kamu td klo kamu kangen kan sama anak2 kosan? |
Talk to them. I believe that they will forgive you, Jake |
Anak kosan tuh pengen banget kamu balik kayak dulu |
It's time for you to move on. He can't rest in peacefully if you can't forgive yourself |
Eh kebanyakan nih chat dari akunya hahaha😅 |
Udah ya jake. Udah saatnya kamu move on dari kejadian itu, kita semua yg di kosan pengen liat kamu berhenti nyalahin diri sendiri |
Kalo pengen makan, itu ada aku sisain di kulkas ya nanti kamu panasin aja |
Semangat! |
14.30

Karina menghela napasnya saat melihat chat-chat darinya belum dibaca oleh Jake. Ia memasukkan ponselnya ke saku celana dan tentu saja gerak-gerik gadis itu diperhatikan oleh Giselle.

"Kenapa, Rin? Ada masalah, kah?" tanya Giselle yang dibalas gelengan kepala oleh Karina.

Tiba-tiba saja gadis berzodiak Aries itu menundukkan kepalanya seraya meringis pelan.

"Kemungkinan mereka untuk sadar saat ini sangat kecil. Tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan mereka."

—••——

[✅️] Homesafe | EnhyspaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang