Chapter 16 : The First Kiss

1K 136 13
                                    

"Makanannya enak banget aslian. Ini beli apa bikin sendiri?" tanya Jay seraya menyantap mie goreng seafood miliknya.

"Beli lah. Gak sempet kalo masak, kita aja pada bangun jam delapanan tadi." jawab Sunghoon. Ia bersama Karina dan Ningning sempat keluar penginapan untuk membeli makanan. Karena perjalanan mereka tadi pagi cukup memakan waktu panjang, alhasil hanya lima orang yang bangun di pukul delapan. Sisanya bangun karena disuruh makan oleh lima orang tersebut.

"Jalan kaki apa naik taksi?" tanya Jake.

"Jalan kaki. Depan penginapan sini ada yang jual mie goreng gini kok." jawab Karina. Mendengar itu, Jake menolehkan pandangannya ke gadis itu.

"Lain kali jangan jalan kaki."

"Kenapa???"

"Bahaya. Lo bisa aja jatoh atau keserempet kendaraan lain."

Jake tidak sadar jika ucapannya barusan membuat ketujuh orang lainnya menatapnya dengan tatapan yang berbagai macam.

Merasa tidak ada yang merespons, Jake mengangkat kepalanya. Bingung mendapati para teman sekosnya menatapnya dengan intens.

"Kenapa lo semua ngeliatin gue kek begitu?" tanya Jake dengan kening yang mengernyit.

Heeseung berdeham. "Gapapa. Kaget aja kita denger lo ngomong kayak tadi ke Kak Karin."

"Kaget gimana? Emang gue gaboleh ngingetin dia buat hati-hati?" tanya Jake lagi. Sunghoon pun bergantian menjawab, "ya boleeeh. Tapi kita kaget soalnya baru pertama kali lo ngekhawatirin anak kos. Biasanya kan enggak."

Mendengar itu, Jake berdeham pelan. Ia meminum air putih sambil membuang pandangannya ke arah lain. Sedikit tersindir dengan omongan yang dilontarkan Sunghoon barusan.

Emang iya dulu dia secuek itu sama anak kosan?

"Yang nyuci piringnya biar gue sama Winter aja, ya. Kan tadi lo berdua udah yang ngebeliin makanannya." ujar Giselle kepada Karina dan Ningning.

Awalnya sih, Winter mau protes. Tapi dia langsung tutup pas liat Giselle udah natep dia tajem banget.

Seusai makan, mereka semua berpencar. Karina sendiri memilih untuk menuju kamarnya dan Ningning, ia merapikan ranjang kemudian membuang beberapa bungkus makanan ringan yang merupakan milik teman sekamarnya.

Tok! Tok! Tok!

"Iya, sebentarrr." ujar Karina. Ia meletakkan bantal kepala yang ia gunakan ke ranjang kemudian berjalan menuju pintu kamar.

Ceklek.

"Eh, Jake?"

Karina terkejut saat mendapati presensi Jake berdiri di depan pintu kamar. Laki-laki itu tersenyum canggung, "gue boleh masuk?"

Karina mengernyit bingung, ia menatap Jake sebentar lalu menganggukkan kepalanya. Pintu kamar tidak dikunci karena Jake bilang, "biar mereka gak bikin gosip yang aneh-aneh."

"Ada apa kesini?"

"Gue mau bilang... terima kasih."

"Hah? Makasih buat apa?"

"Soalnya lo udah ngirim gue chat yang panjang banget dan itu bikin gue langsung nyadar sama sikap jahat gue ke anak-anak kosan."

Jawaban dari Jake itu membuat Karina terdiam. Ah iya... Ia sudah sedikit lupa dengan chat yang dikirimnya ke Jake tempo hari.

"Makasih, karena chat-chat lo itu gue jadi sadar kalo sikap gue yang nge-silent treatment mereka emang gak bener. Gue juga berlebihan banget soal kematian Niki. Jujur aja gue emang belom ikhlas, tapi gue lagi belajar.

Belajar buat ngeikhlasin kepergian adek sepupu gue itu dan belajar memaafkan diri sendiri. Selama ini, permasalahannya ada di dalam diri gue, mungkin itu yang bikin gue jadi gak peduli sama sekitar gue. Terutama di sekitar Homesafe..."

Selama Jake berbicara, Karina tidak mengeluarkan suaranya sedikit pun. Gadis itu mendengar seluruh omongan Jake dengan seksama.

"Aku seneng kalo akhirnya kamu sadar... Iya, sama-sama, Jake. That's what friend do to her friend."

Keduanya saling bertatapan selama beberapa detik. Hingga Jake memutuskan untuk mendekat, perlahan memiringkan kepalanya seiring jarak diantara keduanya semakin menipis.

Laki-laki berzodiak Scorpio itu mencium bibir sang gadis berzodiak Aries. Jake menempelkan bibirnya sekilas lalu mulai memperdalam ciuman dan tangan kirinya menahan tengkuk gadis itu.

Keduanya tidak sadar jika sedari tadi ada enam manusia tak diundang sedang mengintip mereka ciuman.

"ANJRIT DICIUM WOY DICIUM."

"Gue gak nyangka ternyata Jake andal dalam hal begituan."

"Mereka pacaran gak sih? Akhir-akhir ini gue liat mereka sering banget berduaan."

"Gatau pasti sih gue. Tapi yang gue liat gelagat Jake mah kayak lagi naksir Kak Karin."

"Samaaa. Gue juga liat sikapnya Karin ke si Jake juga agak melebihi sikap dia ke kita-kita."

"Ngapain sih lo pada? Ngintip kita ciuman?"

Giselle, Winter, Heeseung, Jay, Ningning, dan Sunghoon yang sedang berjejer keatas untuk mengintip kegiatan Karina dan Jake pun sontak jatuh secara bersamaan saat mendengar suara Jake.

"Aduhhh. Sakit, anjiiinggg." keluh Winter entah kepada siapa. Gadis itu mengusap lututnya yang langsung terbentur ke lantai karena posisinya yang berada di bawah jejeran.

Ningning dan Sunghoon menyengir kuda, sedangkan yang lain menggaruk kepala bagian belakang mereka kala melihat Jake melempar tatapan tajam seraya berkacak pinggang.

Mampus udah mereka.

—••——

Siapa yang nunggu cerita ini update???

[✅️] Homesafe | EnhyspaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang