16 - Dipanggil Kepsek

1.8K 218 24
                                    

Jisoo POV

Jennie mulai menggerakkan tubuhnya diatas kasur UKS, dia dengan perlahan membuka mata seraya meringis dan memegang kepalanya. Aku langsung buru-buru bertanya tentang keadaannya.

"Jen, lo gapapa?"

Jennie perlahan mengalihkan tatapannya kepadaku, lalu ia membuka suara. "Gue dimana?"

"Lo di UKS sekolah, tadi gue bawa lo kesini, gue minta maaf Jen."

Aku dengan cepat membantunya saat Jennie ingin mengubah posisi tiduran menjadi duduk.

"Tapi lo gapapa kan Ji?" tanya Jennie yang sebelumnya sempat memisahkan perkelahian diantara aku dan Suga.

"Harusnya pertanyaan itu pantesnya buat lo Jen, lo tadi pingsan gara-gara gue." aku menunduk merasa bersalah, lalu Jennie menyuruhku untuk menatapnya.

Dan aku menurut, kini dia bisa melihat jelas luka-luka yang kudapatkan diwajah, Jennie memberengut kesal seperti ada hal yang membuatnya tak suka saat dirinya terus memandangi wajahku.

"Gue mau obatin luka lo."

Jennie mendadak beranjak dari ranjang dan hendak pergi mengambil kotak P3K, namun aku langsung menahannya.

"Nggak Jen, gue baik-baik aja serius. Mending sekarang gue anterin lo pulang ya."

"Jisoo tapi luka lo harus di obatin dulu, kalau nggak ..., nanti bisa-bisa malah infeksi tauuu."

"Gue gapapa, gue bisa ngobatin ini di rumah sendiri."

"Tapi gue pengen ngobatin lo sekarang Ji, kalau lo gamau gue obatin yaudah gue juga gamau pulang bareng sama lo." ancamnya yang membuatku kini pasrah dan membiarkan keinginannya untuk mengobatiku.

Setelah mendapatkan kotak P3K Jennie kembali menghampiriku yang duduk di tepi ranjang.

"Ji cuci lukanya dulu." titah tuan putri-ku yang langsung dituruti olehku.

Selesai mencuci luka-luka diwajahku, aku kembali menghampiri Jennie yang sudah siap untuk mengobati luka-luka diwajah yang kudapatkan dari perkelahianku bersama Suga.

Aku duduk di sampingnya, Jennie juga langsung menyuruhku untuk menghadap ke arahnya. Dengan telaten Jennie mengobatiku tapi aku tidak menunjukan reaksi ringisan dan semacamnya malah kini aku sibuk menatap matanya yang membuat Jennie sedikit tak nyaman karena sikapku?

Jennie begitu mempesona jika dilihat dari jarak sedekat ini, itu sebabnya aku tidak mau meringis karena aku ingin menikmati pemandangan yang tidak akan terjadi berkali-kali dalam hidupku.

Apalagi mata kucingnya yang indah membuatku semakin terpikat pada gadis mungil itu.

Namun, tiba-tiba Jennie menekan kapas itu dengan keras pada lukaku tepat di sudut bibir yang refleks membuatku meringis kesakitan.

"Pelan-pelan Jen." pintaku dengan lembut.

"Iyaaa ini juga pelan kok, lo nya aja yang lebay." balas Jennie ketus.

"Iya maaf."

Maka Jennie kembali menekan keras lukaku lagi.

"Aduh, lo kenapa sih?"

"Lagian ngapain minta maaf bego, lo kan gak salah."

Aku tersenyum singkat. "Kadang minta maaf juga gak perlu setiap orang yang punya kesalahan."

Setelah menempelkan plaster di plipisku lantas Jennie mengemasi kotak P3K itu.

"Punya masalah apa sih lo sampe harus berantem sama Suga kayak tadi?" tanyanya dengan kesal karena mungkin Jennie tidak suka akan caraku menyelesaikan masalah.

Bucin ; jensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang