Prolog

5.3K 293 5
                                    

First publish: 20 Maret 2022

Selamat membaca cerita Bucin!

Jisoo POV

Namaku Jisoo. Aku sedih karena tak memiliki nama panjang apalagi nama tengah. Tinggal di Jakarta, baru selesai makan chiken McDonald's, dan aku bernafas menggunakan paru-paru sama seperti seekor paus.

Aku terlahir dari keluarga yang sederhana, tetapi yang bisa kupamerkan adalah kehangatan kasih sayang dari kakekku. Pria paruh baya yang sudah berkepala 5 menginjak tiga tahun lagi 60 tahun.

Orang tuaku sudah berpisah ketika aku menginjak sekolah dasar, dan yang kuingat setiap kali mereka bertemu keduanya selalu bertengkar tak pernah ada bosannya. Kupikir menjadi dewasa itu menyebalkan.

Aku tinggal bersama kakek Yesung, mereka orang tuaku entah kemana menghilang dan menelantarkanku begitu saja diusiaku yang masih dibilang kecil. Mereka melepas tanggung jawab sebagai orang tua yang membuatku pada akhirnya membenci hal itu.

Tapi aku masih bersyukur adanya kakek disampingku yang mau mengurusku hingga beranjak dewasa seperti sekarang. Ralat, kupikir aku belum bisa dikatakan dewasa dan lebih tepatnya yang cocok untukku saat ini adalah kata remaja.

Jika mengenai pertemananku, aku memiliki tiga teman dekat dan satu teman yang paling dekat dari mereka bertiga, yaitu Lisa. Dua orang lainnya Suho dan Chanyeol.

Kami benar-benar teman yang kemana pun selalu bersama dan aku bersyukur masuk ke sekolah milik kakekku, karena berkat itu aku jadi di pertemukan dengan Lisa, Suho dan Chanyeol.

Aku dan Lisa memiliki satu kesamaan, yaitu penyuka sesama jenis. Bahkan Lisa, gadis itu sekarang memiliki seorang pacar plus satu sekolah dengan kami.

Dan mengenai hal itu, aku pun kini tengah menyukai seorang gadis yang dari kelas 10 aku kagumi. Dia benar-benar cantik, aku sampai pusing untuk mendeskripsikan kecantikannya bagaimana.

Mata kucingnya, pipi gembulnya, tubuh mungilnya, sikap manjanya, kegalakannya, ucapan ngegasnya dan hal-hal yang tak bisa kusebut satu-satu dari dirinya.

Sebab aku menyukai semua hal yang ada di dalam dirinya, yaitu Jennie.

Namanya Jennie Ruby, kerap di sapa Jennie oleh teman-temannya. Namun, aku lebih sering memanggilnya tuan putri walau dia sudah berulang kali memperingatiku bahwa dia bukan lah anak raja.

Apa menjadi tuan putri harus juga menjadi anak raja terlebih dahulu? Pikirku.

Namun begitu, aku tetap saja memanggilnya dengan sebutan tuan putri, karena bagiku dia adalah gadis yang spesial. Gadis yang akan selalu aku bangga-banggakan dan ia adalah gadis yang akan selalu tertulis namanya di dalam hatiku.

Mungkin aku sudah jatuh cinta dengan Jennie karena orang yang bisa membuat jantungku berdetak lebih cepat hanyalah dia seorang. Dan aku baru merasakan hal itu lagi hanya terhadap dirinya.

Aku tidak tahu bagaimana perasaannya terhadapku, tapi aku akan tetap sabar menunggunya agar membuka hatinya untukku.

***

Jennie POV

Namaku Jennie. Jennie Ruby Jane. Jenis kelamin perempuan, tinggal di Indonesia dan tadi baru selesai makan Indomie.

Aku seorang piatu, ibuku sudah meninggal sejak aku masih bayi yang berumur 6 bulan. Ayahku selalu sibuk berkerja dan tak jarang ia diam-diam menikah tanpa sepengetahuanku.

Dan semenjak itu, aku memutuskan untuk tinggal bersama Tante Jesicca, adik kandung dari Ayahku.

Aku tidak ingin tinggal bersamanya karena dia tinggal kesana-kemari di rumah para istri-istrinya itu yang begitu banyak tetapi masih bisa di hitung jari. Ternyata memang benar jika laki-laki itu tidak cukup hanya dengan satu perempuan dan sialnya sikap Ayahku yang itu malah menurun padaku saat ini.

Lupakan tentang membahas laki-laki itu, mari kita ke topik selanjutnya.

Aku memiliki dua teman dekat, namanya Irene dan Rose. Tak jarang banyak orang yang mengira kami bertiga adalah kakak beradik karena terlihat selalu kemana-mana bersama. Padahal nyatanya kami bertiga hanya tiga manusia biasa yang keluar dari rahim yang berbeda.

Kami memulai pertemanan saat masuk sekolah menengah, yaitu saat ini dan tentu dengan jurusan yang sama plus satu kelas.

Dan berbicara tentang teman, kebetulan aku juga memiliki salah satu teman di sekolahku namun berbeda kelas. Kami cukup dekat, tapi terkadang tidak terlalu begitu dekat.

Dia sangat baik, malah bisa dibilang terlalu baik padaku walau memang dia begitu ke semua orang.

Namun, sikap care yang dia berikan menurutku terlalu berlebihan jika untuk teman biasa sepertiku.

Namanya Jisoo, anak kelas IPS 4. Aku tidak tahu kenapa merasa bahwa dia itu menyukaiku terlebih dia pernah bilang bahwa dia mengagumiku. Dan saat kutanya mengapa dia mengagumiku, tapi jawaban yang kudapat hanya sekedar kagum dan juga waktu itu responsku biasa saja.

Lagi-lagi aku selalu merasa tidak peduli dengan cara Jisoo yang selalu bersikap manis, baik dan perhatian padaku. Menurutku itu masih hal yang wajar selagi tak ada yang mencurigakan.

Irene dan Rose pun selalu memperlakukanku seperti halnya yang pernah dilakukan Jisoo padaku.

***

Terimakasih telah membaca cerita Bucin!

Leave a comment, thank you!

Follow sosial media :

twitter - skyreee_

tiktok - kal.eng

instagram - aalejayya

Bucin ; jensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang