Bagian 13

69.5K 7.9K 501
                                    

Hello hello

Welkombek

Jangan lupa vote dan komen

Sebanyak-banyaknya

Biar cerita ini naik rank nya

Let's Get it...

***

Maisha sedang berdiri di lobi apartemennya. Hari ini dia akan pergi jalan-jalan bersama Giandra dan Salwa.

Kemarin sore Giandra tiba-tiba menelponnya. Ketika dia angkat ternyata Salwa yang berbicara. Katanya dia ingin pergi ke kebun binatang.

Berhubung Maisha tidak ada jadwal, gadis itu tentu langsung mengiyakan.

Sebuah mobil berhenti tepat di depan Maisha. Kaca mobil itu diturunkan hingga nampaklah Salwa.

"Kakak Maisha!" Serunya.

Maisha membalas dengan senyuman. Gadis itu masuk dan duduk di sebelah Giandra sedangkan Salwa duduk di belakang.

"Zidan gak ikut?" Tanya Maisha.

"Ngga, dia ikut papa mancing." Maisha mengangguk.

Selama perjalanan mereka sibuk mengobrol. Lebih tepatnya menjawab segala pertanyaan random Salwa.

Mereka mulai memasuki area kebun binatang. Salwa berpindah duduk menjadi duduk bersama Maisha.

Maisha memeluk badan Salwa yang tengah asik memberi makan hewan-hewan yang ada disana.

Giandra terpaku sejenak melihat interaksi Maisha dan Salwa. Dia seperti melihat gambaran masa depannya.

Dia membayangkan jika suatu saat dia bertemu dengan jodohnya, dia ingin anaknya dekat dengan ibunya. Tidak seperti dia.

Melihat perlakuan Maisha kepada Salwa membuat hatinya menghangat. Dia ingin memiliki pasangan yang keibuan seperti Maisha.

Maisha tampak telaten menemani Salwa. Dia akan memastikan makanan yang dimakan Salwa tidak panas. Memotong-motong makanan Salwa menjadi bagian kecil.

Bukan Giandra berharap Maisha menjadi istrinya, tapi bukankah menyenangkan melihat istri kita bersikap lembut seperti itu.

Siapapun istrinya nanti, dia ingin anaknya bisa mendapatkan ibu yang seperti itu.

Tapi kalo bisa Maisha kenapa ngga?, batinnya.

***

Giandra mengantarkan Maisha ke rumahnya. Tadinya dia akan mengantarkan Maisha ke apartemennya, tapi gadis itu bilang dia harus pulang kerumahnya.

"Makasih ya udah anter sampai rumah."

"Iyah, sama-sama. Makasih juga udah nurutin maunya Salwa." Disertai senyuman yang dibalas sama oleh Maisha.

"Ok, hati-hati kalian, ya." Maisha keluar dari mobil. Dia berdiri sebentar sampai mobil Giandra pergi.

Dia memasuki rumahnya. Suasana rumahnya cukup sepi. Mungkin mereka semua tengah pergi.

Begitu dia hendak menuju kamarnya, Maisha berpapasan dengan Regina.

Mata gadis itu terlihat sembab, wajahnya juga sedikit pucat. Tapi Maisha memilih mengabaikan kakaknya itu lalu memasuki kamarnya.

Lagipula memangnya itu urusan Maisha kakaknya menangis karena apa? Toh selama ini dia menangis karena kakaknya saja, Regina tetap bersikap seolah tidak mengetahui apa-apa.

***

Setelah kejadian itu, Regina benar-benar memutuskan semua komunikasinya dengan Darius. Seluruh foto laki-laki itu dia hapus dari semua sosmednya.

Shadow [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang