Bagian 33

57.1K 5.6K 86
                                    

Happy Reading

Let's Get It....

***

Pagi itu Regina terbangun dari dengan keadaan perut yang cukup sakit. Perkiraan dokter Regina akan melahirkan menjelang akhir bulan.

Dan menjelang waktu melahirkan, Regina sering mengalami yang namanya kontraksi palsu. Pernah minggu lalu dia merasakan seperti ingin melahirkan, tapi ternyata itu hanya kontraksi palsu.

Dia semakin sering membaca artikel tentang melahirkan guna mempersiapkan dirinya untuk masa bersalin nanti.

Regina mulai merasakan dari kemarin sore. Dan pagi ini kontraksi itu semakin menderanya. Dia mencoba bangkit dari tempat tidurnya dan terkejut ketika melihat kasurnya sudah basah.

Perutnya semakin sakit. Wajahnya mulai pucat serta keringat dingin mulai bermunculan. Dia mencari ponselnya tapi naas ponselnya mati. Dia mencoba menghidupkannya, sambil mencolokkan kabel pengisi daya. Begitu menyala, Regina langsung menghubungi Arva.

"Halo, na. Kenapa? Gue lagi di lobi nih."

"Ar, please, tolongin gue. Perut gue sakit."

Setelahnya, dia menjatuhkan tubuhnya kembali ketempat tidur. Sambil membuka lebar kakinya.

"Nak, kamu mau keluar hari ini? Gak sabar mau ketemu mama? Sshhh..." Regina merintih.

Dia berusaha mengatur pernafasannya hingga tak lama. Peluhnya mulai keluar membasahi dahinya.
Hingga lima belas menit kemudian, Arva datang dengan seorang dokter.

"Na, lo denger gue, kan?"

Setelah diperiksa, ternyata pembukaannya sudah lengkap. Sang dokter mulai bersiap untuk membantu persalinan Regina.

Arva terus menggenggam tangan Regina yang berusaha untuk mengeluarkan anaknya. Sesekali dia usapkan peluh yang membanjiri dahi Regina.

Hingga beberapa menit kemudian, suara tangisan menggema.

"Halo, nak." Lirihnya sebelum semuanya mendadak gelap bagi Regina.

****

Maisha Haris, dan Zafran sampai ke Surabaya menjelang siang hari. Setelah menerima kabar Regina melahirkan, Haris langsung mengajak Maisha untuk datang ke kota itu.

Raina tidak bisa datang dikarenakan dia sedang dirumah orang tuanya sebab sang ibu sedang sakit sejak lima hari yang lalu. Maka dari itu dia akan menyusul nanti.

Begitu sampai di bandara, mereka dijemput oleh Arva. Dan langsung melesat ke apartemen yang ditempati Regina.

Perjalanan dari bandara ke tempat tinggal Regina memakan waktu empat puluh lima menit. Kebetulan apartemen Arva berada dekat dengan pusat kota sehingga memudahkan perempuan itu untuk memenuhi segala keperluannya.

Begitu tiba di apartemen, mereka disambut dengan tangisan dari anak laki-laki. Regina terlihat sedang membersihkan area vital anak itu. Sepertinya bayi itu habis buang air.

"Iyah, sabar ya. Mama lagi bersihin dulu, nih. Biar Patra nyaman." Ucapnya dengan nada halus.

Maisha memperhatikan sang kakak yang terbalut baju terusan dengan rambut yang terikat dengan asal. Tak bisa dipungkiri aura keibuan begitu terpancar dari sang kakak.

Regina langsung menoleh kesebelahnya. Senyumannya langsung muncul ketika melihat Maisha. Maisha tentu membalas senyuman itu.

"Ponakanku!!!!" Suara nyaring Zafran langsung mengejutkan anak itu hingga membuat anak itu menangis.

Shadow [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang