Bagian 8

74K 8.1K 191
                                    

Hai guys

Jangan lupa vote dan komen banyak2

Enjooyyy

***

Malamnya, mereka memutuskan mengadakan bakar-bakar ala kadarnya di depan penginapan mereka. Tadi sore Maisha dan Ina memang memutuskan belanja bahan makanan untuk makan malam mereka.

Dari pihak villa disediakan grill untuk penghuni yang ingin membuat acara barbeque ala-ala kaya gitu.

Saat ini Yang kebagian membakar daging adalah Giandra dan Maisha. Sedangkan yang lain sudah mulai sibuk mencicipi makanan yang sudah matang.

Maisha mencicipi salah satu daging yang dikiranya sudah matang. Setelah mengunyah beberapa saat dia berseru,

"Enak!"

"Kamu pintar masak juga ya." Puji nya pada Giandra yang tengah sibuk membolak-balikan daging.

"Serius?"

Maisha tidak menjawab, tetapi perempuan itu memotongkan daging lalu menyuapi Giandra. Tindakan yang biasa saja bagi Maisha, tapi membuat Giandra cukup salah tingkah.

"Nih, cobain." Katanya.

Dan tanpa mereka sadari Galuh dan Yumna tengah memperhatikan dari jarak yang tidak jauh dari mereka.

"Gue yakin sih, salah satu dari mereka bakalan ada yang suka duluan." Bisik Galuh

"Loh mereka berdua emang kaga pacaran?" Tama kekasih Winny bertanya.

Mereka sontak menggeleng.

"Anjrittt, gue kira pacaran. Abis dari semalem sweet banget berdua." Ujar Dicky.

"Bener, bang. Semalem aja tuh yang cewek tidur sandaran sama si Gian sambil meluk lengannya."

"Demi Apa kamu ngeliat gitu?" Tanya Ina

"Beneran, yang. Aku semalem kebelet. Pas lewatin mereka posisinya udah so sweet gitu dah."

Tak lama Maisha datang bersama Giandra sambil membawa makanan yang sudah matang.

Mereka mulai menyantap makanan yang ada didepan mereka. Sesekali mereka tertawa karena lontaran candaan Dicky dan Tama.

Maisha menyudahi makan malamnya kala ponselnya berdering. Memilih beranjak, Maisha berjalan kedalam penginapannya.

"Halo.."

"Bagus, udah mulai berani ya pergi gak izin mama lagi."

"Aku udah izin sama papa."

"Mama kamu masih hidup, cha."

"Ma, aku cuma pengen liburan aja. Toh Zafran udah sembuh kan."

"Harusnya kamu pulang Maisha. Bukan malah pergi liburan."

"Mama kalo masih mau ngomel, nanti aja. Kalo aku pulang kerumah."

"Berani kamu ngomong kaya gitu sama mama?! Anak gak tau diri."

DEG!

"Iya, aku emang anak gak tau diri. Yang tau diri cuma Kak Gina sama Zafran aja. Aku juga bukan anak berguna kaya mereka. Maaf mama harus punya anak gak berguna kaya aku."

"Maisha!"

"Aku matiin ya, ma. Maaf waktu mama terbuang percuma karena ngomong sama anak gak tau diri ini."

Maisha mematikan panggilan mereka. Tubuhnya luruh begitu saja ke lantai. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Dia berusaha menahan tangisannya. Dia tidak mau suaranya terdengar teman-temannya. Tapi perkataan mamanya tidak bisa dia anggap biasa saja.

Shadow [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang