• New Day

9 3 0
                                    

Happy Reading

*
*
*
*

Alan berjalan mendekati ranjang tidurku. Duduk disisi ranjang, mengamati wajahku yang tengah tertidur.

Dia membelai wajahku meski pun kami tak benar-benar bersentuhan. Tembus, Ia tak bisa menyentuhku.

" Aku ingin melindungimu, namun aku tak bisa. Maaf.." ucapnya.

Dalam tidurku, sebenarnya aku masih mendengar suara Alan sangat jelas. Karena sebetulnya aku belum sepenuhnya tidur.

Aku berfikir apa Alan bisa merasakan apa yang ia rasakan empat tahun yang lalu? Jika diingat-ingat, dia itu hanya manusia Holo. Tidak mungkin juga dia bisa sepenuhnya menjadi Alan yang dulu.

" Alan." aku membuka mataku.

Menatapnya dengan tatapan sendu. "Saat kamu ada disampingku aja rasanya udah lebih dari cukup. Kamu enggak perlu khawatir."

" aku mengerti, seiring berjalannya waktu semua akan berubah. Begitu pun dengan kita."

" sekarang kita beda."

Alan terdiam sejenak. Menundukkan kepalanya lesu. Hal itu membuatku bangkit dari tidur, mengubah posisiku menjadi duduk.

Seolah mengangkat dagunya, Alan hanya menuruti gerakan tanganku saja. Dan mata kami saling pandang.

" Alan yang benar aja, kamu sedih?" kekehku.

" Hum? Sedih? Aku tidak bisa merasakannya." ujar Alan memang benar.

" Ouh iya lupa, Hehe.."

" Klea, apa tangan kamu masih sakit?"

Aku menunjukan tanganku kepada Alan. Tanganku sedikit terluka karena insiden tadi siang. Aku masih tak berpikir jika tadi aku benar-benar tertabrak oleh mobil, pasti aku sudah tidak ada di Dunia ini.

Untung saja Re langsung datang menyelamatkanku. Jika tidak, tamatlah riwayatku.

Alan mendekatkan wajahnya ke tanganku. Perlahan-lahan ia meniup-niup luka ku, konyol tiupan mulutnya itu tidak bisa menghasilkan apapun. Tapi aku senang, aku sangat menikmati suasana ini.

Bibirku tersenyum. Memperhatikan Alan yang terus melakukan aktivitasnya. Jujur itu tidak faedah, tapi aku menyukainya.

" Apa masih sakit? "

Aku menggelengkan kepalaku dengan tatapan yang masih tertuju lurus ke arahnya.

" Apa kamu tidak tidur lagi? Bukannya besok kamu harus kerja?" tanyanya menyadarkan tatapanku.

" ouh iya! "

Aku langsung menarik selimut, kembali membaringkan tubuhku dan memejamkan mataku. Hampir saja aku tidak tidur lantaran tidak bosan menatap Alan.

Saat aku sudah tertidur, Alan ikut membaringkan tubuhnya disampingku. Tidur dengan posisi menghadap ke arahku. Dan kini kami saling berhadapan.

Mataku yang terpejam terus ia tatap tanpa memalingkannya sedetik pun. Sepertinya ia akan seperti itu semalaman. Bukankah dia itu tidak tidur?

Running Time || DOYOUNG NCT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang