• Awal

43 7 0
                                    

Happy Reading ♡

*
*
*
*

>Jakarta, Juni-2022

Aku berjalan diantara keramaian Koridor. Sembari menundukkan kepala, aku tak berani menatap mereka. aku malu. Aku jelek dan buluk, semua orang pasti akan membenci penampilanku.

" bukannya dia anak kelas 2-4? "

" Bukan urusan gue, yang gue tau dia mirip anak kolong jembatan. Haha!!"

" Buruk."

" jangan-jangan dia gak pernah mandi? Hahaha!!! "

" Pasti orang tuanya kecewa punya anak jelek kek dia."

Hati ku terluka mendengarnya, mataku mulai berkaca-kaca dan aku pun segera berlari. Pergi dari tempat itu karena sudah terlanjur malu.

' BRUKH! '

Aku terjatuh setelah menabrak seorang cowok bertubuh tinggi. Ponsel cowok itu terjatuh bertepatan dengan kaca mata bulatku. Kedua benda tersebut sama-sama rusak.

Kaca mata yang tadinya tengah aku pakai kini pecah. Sedangkan layar ponsel cowok itu juga retak sebagian.

Dengan rasa bersalah ku, aku menundukkan kepala, "Maaf. " ucapku hampir tak terdengar.

" Apa kamu baik-baik saja? "

Wajahku sedikit terangkat saat suara itu bertanya. Mengulurkan tangannya kepadaku. Namun aku masih terdiam tak menjawab apapun.

Lantas cowok itu berjongkok di depanku, mengambil ponselnya yang terjatuh. Menyalakan benda itu lalu bersyukur,

" Untung saja masih mau menyala." ia memasukan ponselnya kedalam tas.

Beralih mengambil kaca mataku yang sudah rusak. "Sepertinya ini harus diganti."

" Apa kamu mau aku belikan yang baru? Mungkin kamu butuh kaca mata untuk keperluan mu." tanyanya membuat ku tergelak kaget.

Aku menatapnya, Wah dia adalah Cowok yang tampan. Dia seperti malaikat dengan seribu cahaya. Mukanya sedikit blasteran dengan Eyes Smile yang memikat. Senyumnya sama sekali tidak memperlihatkan kemarahannya atas kecerobohan ku.

" Maaf aku tidak sengaja menabrakmu."

" maaf, ponselmu-"

" Sudahlah tidak perlu dikhawatirkan. Ponselku layarnya saja yang rusak, tidak apa-apa. Masih layak untuk digunakan." Ujarnya.

" Ayo," sekali lagi dia mengulurkan tangannya kepadaku.

Entah mengapa tanpa seizinku, tanganku malah menerima ulurannya dengan cuma-cuma. Dia tampak tak malu saat menarikku dan membawaku berjalan bersamanya.

Padahal aku tau dia sangat tampan dan tak seharusnya kami bertemu.

" Tunggu disini sebentar." pamitnya setelah kami menemukan bangku untuk duduk.

Cowok itu pergi entah kemana. Sedangkan aku masih duduk menunggu di taman sekolah.

Tidak butuh waktu lama dia pergi, kini dia sudah kembali sembari membawa sesuatu di tangannya. Dia duduk di sampingku.

" Nih, Buat kamu." menyondorkanku sebungkus Roty. "sepertinya kamu belum makan."

Aku mengangguk.

Perlahan aku mulai memakan Roty tersebut. Masih menundukkan kepala, aku sangat merasa malu jika cowok itu melihat wajahku lagi. Karena pasti dia akan mengejekku.

Running Time || DOYOUNG NCT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang