Kejengahan Arasya atas sikap seenaknya Aleron tak juga membuat lelaki itu berubah. Baru saja Aleron memberi pesan agar Arasya pulang bersamanya dan tidak menghindar lagi.
Sekarang lelaki beralis sayat itu tengah berdiri di depan kelas gadisnya. Saat bel berbunyi guru di jam terakhir kelas ini memberi sedikit informasi mengenai tugas kelompok mereka. Jadi sedikit memakan waktu.
"Lama!" celetuk Aleron ketika Arasya berada tepat di depannya. Sang empu yang disindir masih senantiasa memasang wajah tidak pedulinya. Toh, ia tidak minta untuk di tunggu ataupun pulang bersama.
Bulir keringat yang jatuh di dahi mulus Arasya segera di usap oleh Aleron. Jika orang-orang melihat, pasti akan berasumsi jika ketua club panah itu sangat menyayangi pacarnya. "Panas. Bawa topi?" tanya Aleron
Arasya menggeleng. Siang ini memang terasa sangat menyengat.
Tiba tiba ada siswa yang tak sengaja ingin menabrak punggung Arasya. Tetapi dengan gesit Aleron menarik tangan gadis itu agar mendekat kearahnya. Otomatis posisi mereka menelan jarak.
"Hati-hati kalo jalan!" sentak Aleron geram.
Siswa tersebut buru buru meminta maaf berulang kali sampai Arasya bosan. "Ayo pulang."
Aleron mengangguk mengiyakan. Tangannya berada di punggung Arasya agar kekasihnya aman. Keduanya berlenggang menuju parkiran tanpa pembicaraan yang menemani.
"Langsung pulang?" tanya Aleron. Arasya mendongak tanpa menghentikan jalannya. Ia menatap Aleron sambil menaikkan satu alisnya.
"Mau ketemu bokap gue?"
"Males."
"Bokap gue penasaran sama lo Arasya. Nyokap juga pasti seneng."
"Gue nggak pinter ngambil hati orang."
Aleron terkekeh. Lagian ayahnya itu juga setype dengan Arasya. Sama sama datar.
"Iya emang nggak pinter ngambil hati orang. Tapi lo udah nyuri hati dan perhatian gue." Aleron mengucapkannya secara gamblang tanpa ragu. Arasya berdecak sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARASYA
Teen Fiction⚠️ FOLLOW MY ACCOUNT BEFORE YOU READ MY STORY Warning : : Harsh word, alcohol, mystery, kiss, and obsession Arasya Geraldine, gadis itu datang mencari tau dalang yang menjadi awal kehidupannya berubah. Kehilangan salah satu anggota keluarga yang ia...