11. Membiasakan diri

21 1 0
                                    


Di meja makan sudah terdapat Alden dan Seescha duduk menunggu Lio datang untuk makan malam. Mereka bertiga sudah sampai dirumah saat menjelang malam. Pada saat diperjalanan pulang, baik Alden, Seescha, maupun Lio tidak ada yang berbicara sedikit pun. Mareka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Merasa sudah cukup lama menunggu Lio, Alden berdiri dari duduknya berniat memanggil Lio. Bersamaan dengan Alden yang berdiri, datang Lio menghampiri. Lio duduk di kursi yang berlawanan dengan Seescha, dan bersebelahan dengan Alden.

Seescha tersenyum tipis melihat kedatangan Lio, dengan segera Seescha mengambilkan makan malam untuk Lio dan juga Alden, suaminya. Setelah menyajikan makan malam, Seescha hanya menatap kursi kosong yang biasa Lia tempati.

Alden sudah mulai memakan makanannya, Lio hendak menyuapkan nasi ke dalam mulutnya terhenti. Lio menghela nafas melihat arah pandangan Seescha. Lio berdiri lalu mengambilkan makan malam untuk Mommynya.

Seescha yang menyadari hal yang dilakukan Lio tidak dapat berbuat apa-apa selain tersenyum. Lain dengan Alden yang fokus dengan makan malamnya. Lio kembali ke tempat duduknya dan menghabiskan makan malamnya dengan tenang, tanpa adanya Lia disebelahnya.

“Dad, setelah ini aku mau melakukan panggilan video dengan Lia, aku akan meminjam laptop milik Daddy,” ucap Lio.

Mendengar ucapan yang dikatakan Lio, Alden hanya menjawab dengan gelengan. Merasa tidak puas dengan jawaban yang ia terima, Lio kemudian kembali bertanya.

“Apa maksud Daddy?”

“Jangan ganggu adikmu.” Singkat Alden.

Setelah mengatakan itu, Alden meninggalkan Lio dan Seescha dimeja makan. Seescha melihat perubahan wajah Lio saat mendengar ucapan dari Alden.

“Sayang, yang Daddy maksud adalah, Lia butuh waktu istirahat bukan?” Tanya Seescha tersenyum.

“Cukup Mom. Mommy juga tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya Daddy ucap bukan?” Tanya Lio.

Seescha terkesiap, dan Lio melanjutkan pertanyaannya, “apa Daddy benar-benar mendukung Oma Falya? Daddy bahkan melarang aku untuk berbicara dengan adik kembar aku mom.”

“Aku benar-benar kecewa pada Daddy.” Ucap Lio.

Kini hanya Seescha yang berada di meja makan, Lio meninggalkan meja makan setelah perkataan terakhirnya itu. Ingin rasanya Seescha kembali menumpahkan air matanya, namun ia masih teringat akan janjinya sendiri.

Seescha bangkit dari duduknya dan membersihkan meja makan. Setelah melakukan itu, Seescha mencari keberadaan suaminya. Ternyata Alden berada di ruang kerjanya, sibuk berkutat dengan banyak lembar kertas dokumen yang ada dihadapannya.

Seescha tahu benar arti dari Alden yang bekerja padahal sudah waktunya untuk beristirahat. Suaminya hanya sedang berusaha mengalihkan pikirannya yaitu dengan menyibukkan diri pada pekerjaan. Seescha lalu memutuskan untuk menemui Lio yang berada dikamarnya.

Seescha mengetuk pintu kamar Lio lalu melangkah masuk. Baru beberapa langkah Seescha sudah dapat melihat Lio yang sedang belajar dengan posisi duduk membelakanginya. Namun langkah Seescha terhenti saat mendengar Lio berbicara dengan nada yang tidak bersahabat.

“Pergi. Jangan ganggu aku,” ucap Lio dingin.

“Mommy ganggu belajar kamu ya?” Tanya Seescha sedikit ragu.

Mendengar suara Mommynya, Lio langsung berbalik dan sedikit membungkukkan tubuhnya. “Maaf Mom, aku kira Daddy yang datang.”

Seescha tersenyum lega mendengar jawaban dari Lio. “Belajarnya dilanjut besok di sekolah ya? Sekarang waktunya kamu untuk tidur,”

RyshaliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang