BAB 29 : Rasa di Pasar Malam

307 51 10
                                    

◕◍◕◍◕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◕◍◕◍◕

Seperti pasar malam pada umumnya, malam ini terasa sangat ramai karna memang hari ini adalah even terakhir sebelum besoknya mereka yang berpartisipasi disini akan berpindah tempat untuk meramaikan tempat selanjutnya untuk tur pasar malam.

Ramai memang, tapi percuma. Semua ini tak bisa mengisi perasaan kosong yang sedari tadi menyelimuti seorang bungsu Adinata.

Kalimat terakhir dari ucapan Rara tadi sangat jelas untuk memintanya berhenti. Berhenti dari semua angan yang Devon imajinasikan untuk bisa bersama dengan seseorang yang menarik atensinya penuh kepada perempuan itu.

haruskah gue selesaikan sampe sini? itu yang ada didalam hati Devon sekarang.

Melihat perempuan yang ia harapkan untuk bisa bersama dirinya, bahagia bersama dirinya kelak sedang melepaskan tawa lebar bersama dua temannya sudah membuktikan bahwa perempuan itu tak membutuhkan Devon untuk bahagianya.

"kalo memang berat lepasin von, dia bisa bahagia tanpa lo. itu udah membuktikan bahwa dia bisa nemuin bahagianya sendiri"

Devon sedikit tersentak mendengar rentetan kalimat dari pemuda disampingnya. Pemuda berkupluk hoodie dengan kedua tangan didalam saku celananya.

"lo sendiri?" devon menaikan alisnya seolah menantang jawaban pemuda disampingnya yang kini terkekeh kecil dan mengangguk.

"she's smart, more than you think. walaupun bodoh nyembunyiin perasaannya sendiriㅡVon, Caca nggak se terus terang Rara kalo masalah perasaan. Caca lebih milih buat menghindar tanpa ngebiarin perasaannya berjalan lebih jauh jatuh sama gue. Sama, gue juga berusaha buat nahan semua perasaan gue dengan semua ini. Claudia, lo pikir gue yang ngajak dia pacaran? nggak, gue sama sekali nggak bisa lepas sama perasaan gue sendiri, tapi gue mencoba buat nutup semua hal yang berhubungan dengan dia" kata Saka menunjuk perempuan yg kini berjalan dengan Zion didepan mereka.

"walaupun semua percuma karna lo nggak bisa lepas dari dia, right?" tanya Devon yang paham bagaimana posisi Saka saat ini, dan Saka pun mengiyakan. Sulit memang bagaimana dua pemuda itu menyelesaikan apa yang seharusnya tak dimulai mereka.

"tapi kita nggak ada yang tau kan masa depan itu gimana? boleh berharap lebih, tapi inget semua ada batasanya boys" saut Kevan merangkul kedua pemuda itu untuk mendekat ke dua perempuan yang sejak tadi menjadi topik hangat keduanya.

"males males, bubar" Saka yang pertama melepas rangkulan Kevan dan berjalan lebih cepat meninggalkan Kevan yang tertawa melihat tingkah Saka tadi.

"Rara minta lo buat nggak nyakitin diri sendiri, bukan nyuruh lo berhenti stupid" sentak Kevan selanjutnya mengejar Saka didepan meninggalkan Devon yang kebingungan.

Pink Sweet | Giselle x RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang