3. SEPASANG KEKASIH.

13 4 0
                                    

Tak menyangka, tapi ini kenyataannya
_oOo_

Siang itu, jam 12 tepat, tiba-tiba ponselku berdering berkali-kali. Aku sempat bingung, pasalnya nomor yang menghubungiku adalah nomor yang tak kukenal. Dan semakin penasarannya, akhirnya aku mengangkatnya. Terdengar suara laki-laki di sana, yang kuyakini ia adalah Arhan.

“Halo,”

“Iya, siapa?,” jawabku.

“Aku Arhan, Arhanka Prahadi ,” katanya di seberang sana sambil terkekeh.

“Ada apa?,” tanyaku heran.

“Kamu sedang apa?,” ia bertanya.

“Sedang tidak apa-apa, lalu kau?,
mengapa meneleponku?,”

“Kamu mau jadi kekasihku?,”

***

Aku terkejut, saat ia menanyakan hal itu. Aku bingung harus menjawab apa. Dan pada akhirnya pada saat itu aku menjawab.

“Mengapa harus menjadi kekasihmu?,”

“Karena aku mencintaimu,”

“Ha?,” aku semakin bingung di buatnya.

“Iya, aku mencintaimu,” katanya sambil tertawa.

“Sejak kapan?,” tanyaku lagi.

“kemarin,” jawabnya. “Jadi, bagaimana?,” tambahnya.

Sempat aku berpikir dengan lama, akan tetapi mengingat kemarin aku menjadi yakin, bahwa aku akan menerimanya.

“Baik, aku terima,” jawabku dengan  sambil tersenyum kecil.

Saat itu benar-benar seperti mimpi. Rasanya baru, aku bertemu Arhan, tapi sekarang? , dia menjadi kekasihku. Bahagia sekali rasanya.

Bahkan dia secara tidak langsung sudah menjadi cinta pertamaku, karena memang sebelumnya aku belum memiliki kekasih atau apalah itu.

***

“Cita,” aku menengok siapa yang memanggilku, ternyata ia adalah Teh Asri.

“Eh, teteh kenapa teh?,”

“Teteh lihat, kelihatannya kau sedang senang sekali?,”

Aku menggaruk tengkukku yang sama sekali tak gatal, aku bingung harus cerita pada Teh Asri atau tidak, tapi setela aku pikir jangan, aku takut ia akan mengadu pada Ayah dan bunda, bisa habis riwayatku nanti.

“Tidak teh, aku hanya mendapat pesan teks lucu dari Rita,” kataku dengan cengengesan.

“Ya sudah, kalau begitu kau segera tidur sudah malam,” perintah Teh Asri.

“Siap Teh!,” kataku.

Hampir saja!, semoga saja Teh Asri tak curiga padaku tadi.

Oh ya ampun, akhirnya aku jadi kekasihnya, benar-benar seperti mimpi.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ILUSI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang