13) -Cuddle-

476 57 1
                                    

guys, sesuai yang aku buat di sinopsis cerita. rate cerita aku itu, 15+. ini cuma mau ngingetin aja.

oh ya guys, aku mau bilang, komen dan vote kalian berarti banget buat aku

laporin kalo ada yang plagiatin akuuu yaaaa, karna jujur ngide itu susah banget, apalagi aku udah mau masuk kuliah, berat banget huhu

apalagi crushku makin ganteng, tekanan hidup makin nambah
anw, enjoy reading!!♡


-•°•-

Hana menatap Haruto yang tampaknya sudah hampir kehilangan akal. Mata Haruto sangat sayu, dan kini tangannya sudah melingkar sempurna di pinggang Hana.

Mata Haruto juga melihat ke arah yang aneh, di bawah leher Hana. Jujur memang, kerah piyama Hana tersingkap karena terburu-buru menghampiri Haruto yang merajuk.

Dan kini Hana berdiri di samping Haruto yang terduduk di meja rias.

Meneguk ludah, gadis itu mengatakan, "Ganti dulu baju kamu. Baru kita bisa ngelakuinnya."

"Ngapain ganti baju kalau toh bakal aku buka."

"Kamu lupa janji kamu?" Hana berusaha melepaskan tangan Haruto di pinggangnya, hingga suaminya mengerucutkan bibirnya.

Hana tahu pasti pria yang berada didepannya sangat menyayanginya. Gadis itu juga tidak bisa memungkiri, bahkan Jake pun tidak dapat setengahnya, memperlakukan dia seperti ratu oleh suaminya.

Sebenarnya Hana tidak mau membuat Haruto kecewa akan dirinya yang masih takut untuk disentuh. Hana tahu pernikahan kontrak ini menguntungkan mereka, tapi Hana ingin melihat keseriusan Haruto sedikit lagi.

Surai tebal pria dengan mata tajam itu dibelainya lembut, berusaha membujuk bahwa Hana masih tidak ingin disentuh. Berujar, "Haruto, kita mulainya pelan-pelan aja. Aku tau yang apa yang kamu pikirin sekarang, tapi aku harap kamu bisa ngertiin aku, sebagai istri kontrak kamu."

Haruto kemudian memeluk Hana, dengan bibir yang masih mengerucut, "Iya, aku juga minta maaf. Aku bakal tahan. Tapi nanti kamu jangan batasin aku lama-lama, ya."

Hana mengangguk, dengan kepala Haruto yang masih berada di pundaknya. "Aku janji."

Haruto melepas pelukannya, "Cium boleh?" istrinya mengangguk.

Cowok itu tampak berpikir lagi, "Cuddle?"

"Anything you want but on our limits," balas Hana.

Haruto bangkit bergegas ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Senyumnya merekah, meninggalkan Hana yang kini salah tingkah.

Hana menarik nafas dalam, "Suami gue sat set sat set banget, gila!!" katanya setengah teriak.

Menunggu Haruto yang mengganti pakaiannya, Hana berkaca sebentar. Tangan Hana menyemprot penghilang bau nafas ke mulutnya. Kemudian mengecek baunya dengan membuang nafas dari mulut, menahannya ditangan untuk dihirup kembali. Aman. Tidak bau.

Hana memegang dadanya, merasakan detak jantung yang semakin menggila. Bagaimana tidak gila, jika Haruto sangat jelas mengatakan segala hal yang ingin diutarakannya.

CONTRACT [Watanabe Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang