"Mam, aku berangkat. Teman-teman sudah menunggu."Sebuah kecupan hangat mendarat di kening Linie.
"Hati-hati, sayang. Mami akan selalu merindukanmu dari sini."
"Oh, Mam, Ini cuma kemah anak-anak sekolah, teman-teman dan guruku ada di sana, aku akan sedih kalau Mami merindukanku."
"Anak manis, kamu memang selalu pandai membuat hatiku senang."
Athena berdiri di dekat pintu mengamati ibu dan anak yang tampak saling menyayangi itu. Dia igin mendekat, tetapi tahu tidak diharapkan.
Ibunya mencebik saat melihat Athena.
"Kemari," pintanya. Dengan polos Athena melangkah mendekati perempuan itu.
Lusi--ibu mereka--merapikan kerah baju dan juga topi yang dipakai Athena.
Linie bertanya pada ibunya, Mami, kenapa merapikan dia?"
Athena yang tadi hampir merasa senang seketika pudar senyumnya. "Mami cuma tidak mau kalau nanti orang-orang meyalahkan Mami karena dia yang seperti gembel."
Athena menggigit bibir. Ibunya memang tidak pernah menyukainya.
Bus sekolah berbunyi, mereka harus segera berangkat.
Linie memeluk ibunya lagi lalu mencium pipinya sementara Athena disuruh langsug ke depan membawa tas dan berbagai keperluan Linie lainnya.
"Aku pergi, Mam." Linie berlari kegirangan sementara Athena kesusahan membawa dua tas dan juga bekal miliknya dan milik Linie.
Linie sudah naik bus, Athena menoleh ke belakang apakah ibunya masih ada atau tidak, ternyata pintu rumah sudah ditutup.
"Linie, sepatumu bagus." Salah seorang temannya memuji saat melihat sepatu hitam mengilap milik Linie.
"Apa itu sepatu baru?"
"Bukan," jawab Linie semringah. "Ini sepatu lamaku. Aku setiap hari menjaganya dengan semir dan juga rajin mencucinya."
Semua teman-teman mereka memuji. Mereka tidak tahu kalau Athena yang harus mengerjakan itu selama berjam-jam.
Athena akan duduk, tetapi dia kesulitan. Anak-anak lain sudah mendapatkan bangkunya termasuk LInie. Dia sudah tenang bersantai sembari mengobrol dengan teman-temannya.
"Linie, tolong aku." Athena kesusahan. Tas dan bekal yang dia bawa memenuhi tangannya. Dia bahkan tidak bisa melihat bangku mana yang masih kosong.
Linie melihat Athena, tahu saat sopir bus menarik tuas, bus akan bergerak. Dia berkata akan bangun untuk membantu, tapi bergerak sangat lambat sampai akhirnya bus melaju, Athena tersungkur jatuh.
Anak-anak yang lain kaget, sebagian dari mereka berinisiatif untuk membangunkan Athena yang jatuh.
"Kamu baik-baik saja?"
Athena tersenyum pada Maria yang bertanya padanya. "Aku baik-baik saja."
Bus tetap melaju, Maria bantu Athena untuk mendapatkan tempat duduknya. Itu berada satu bangku di depan gadis kecil tersebut.
"Padahal aku sudah bilang padamu untuk biar aku saja yang membawa tas dan bekalku." Linie saat ini sibuk memeluk tas dan mengambil bekalnya.
Anak-anak yang lain tidak akan ada yang menyalahkan atau menegurnya. Linie selalu pandai bicara sampai semua orang percaya padanya.
Tiga puluh menit perjalanan, mereka sampai di perekemahan. Guru mengabsen mereke satu per satu, semuanya lengkap.
Sekarang waktunya pembagian kelompok untuk berada dalam satu tenda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keturunan Naga Api
FantasyAthena melihat sisik pada punggung Yuta, sejak saat itu mereka tidak bisa dipisahkan