13. Kau

108 24 0
                                    

"Jieun dahimu kenapa?"

Aku menghentikan makanan yang akan masuk kemulutku. Andreas bertanya membuat semua orang menatapku. Kenapa harus di acara semua orang disini? Aku sudah menutupinya dengan rambutku dengan sangat rapi sampai tak akan ada yang tahu lukanya.

"Pftttt..." Heesoo menutup mulutnya.

"Ah, jatuh saja."

"Berhati-hatilah, apa sudah kau sembuhkan Chris?" Tanya Andreas pada Christopher.

"Aku sudah memberinya obat, besok benjolannya akan hilang." Christopher tersenyum samar padaku. Semoga saja dia tak membuat  kesaksian lainnya. Aku sangat malu!

"Lain kali perhatikan jalanan Jieun, jangan sampai kau terluka lagi."

"Iya."

Memalukan sekali. Aku ingin tenggelam saja kalau begini. Untungnya Andreas tidak tahu cerita aslinya. Jika dia tahu aku jatuh karena menghindari Chris? Oh, tidak. Bisa-bisa semua orang akan menertawai ku.

"Phffftt... In-gat kak!"

Menyebalkan sekali anak ini. Aku mencoba menginjak kaki Heesoo. Dia harus diberi pelajaran.

"Auhhh..."

Kenapa Vincent yang berteriak?

Aku mengintip di bawah meja. Gawat, aku menginjak kaki salah. Vincent mengeram kesakitan karenaku.

"Kau kenapa Vincent?" Tanya Andreas curiga.

"Pfhttt..." Heesoo menunduk dalam.

"Tidak aapa-apa."

Vincent melirikku yang ada disampingnya. Kukira tadi kaki Heesoo, otak dan kaki kenapa tidak sinkron. Harusnya sebelah kanan kenapa jadi sebelah kiri?

Mati aku!

Vincent tak terlihat senang.

Aku harus menghindari Vincent! Setelah makan bersama aku langsung pergi sesegera mungkin. Terlebih aku tak mau berurusan dengan Vincent.

Dia... Dia menakutkan!

"Hahahaha.... Makanya kak, jangan melamun!"

Heesoo menunjukku dan berlari pergi. Sialan anak itu!

"Jieun!"

Tubuhku berbalik, ada Vincent yang berjalan dengan membuat kobaran api dimatanya. Bahkan aura gelap begitu terlihat di belakang tubuhnya. Apa aku akan mati disini?

"Ya?"

"Bisa kau jelaskan?"

"Hehehe... Aku ingin menginjak kaki Heesoo tapi malah kakimu yang ada. Maafkan aku."

Aku menggaruk daguku gugup, tidak ada yang beres padaku disini. Bisa-bisanya aku memalukan diriku seharian ini.

"Jangan ulangi lagi!"

"Maaf Vincent!"

Dia pergi begitu saja, aku mengelus dadaku. Kukira dia akan marah atau menghukumku. Tapi aku tak mau membuat masalah dengannya lagi. Cukup ini saja dan sudah.

Tenangkan dirimu Jieun!

Aku ingin mengubur diriku sendiri.

🌹🌹🌹

"Kau ada masalah dengan Vincent?"

"Ke-napa?"

Hendrik mengelap tangannya dan mendekatiku yang sedang membuat bumbu untuk kimchi. Entah darimana asal benda-benda ini. Aku juga sangat terkejut akan persiapan Hendrik.

The Number : The Castle ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang