15. Aroma Manusia

115 27 0
                                    

Apa maksud Alex tadi?

Mereka suka bau manusia?

"Serigala binatang karnivora. Kemungkinan makanan mereka di hutan habis." Hendrik langsung menjelaskannya.

"Oh, aku punya pertanyaan lainnya. Kenapa kastil ini tidak terlihat dunia luar?"

Bagus Heesoo, tanyakan lagi lainnya.

"Tentu saja untuk melindungi kastil ini, apa lagi." Alex menjawabnya santai.

Ini bukan pertanyaan susah.

"Untuk apa dilindungi?" Heesoo masih bertanya.

"Kastil ini punya banyak hal yang harus disembunyikan. Jika dunia luar tahu ada kastil menyimpan harta berharga, apa mereka akan diam? Mereka akan mengeksploitasinya."

Iya juga kata Alex, tapi kan itu tak masuk akal hanya karena itu. Pemerintah juga akan melindungi tempat ini. Pasti jadi objek wisata atau akan dilindungi jadi cagar budaya. Tapi mereka memakai apa supaya tempat ini tak terlihat. Apa sihir?

Atau mereka menggunakan dukun?

"Kalian manusia kan?" Tanyaku.

Bisa jadi mereka penyihir yang bersembunyi dari dunia manusia. Cerita penyihir sangat naik ketika buku Harry Potter terbit.

"Hahaha... Jika kami bukan manusia, lalu kami apa Jieun? Kau bisa menyentuhku." Hendrik tertawa ringan.

Alex juga ikut tertawa bersama, aku hanya penasaran saja. Heesoo juga mau mengetahuinya. Tapi jawaban mereka masih sangat kurang dari pemahaman ku. Apa mereka masih menutupi sesuatu?

Jujur saja aku melihat mereka masih bukan seperti manusia normal kebanyakan.

Mereka berbeda!

"Jangan mengharap aneh-aneh, kami sama seperti kalian."

🌹🌹🌹

"Menurutmu mereka jujur?" Tanyaku pada Heesoo menuju kamar kami.

"Entahlah, memangnya kita bisa percaya pada orang asing?"

Aku mengangkat alisku, tumben anak ini memikirkannya. Biasanya dia akan percaya dengan mudah jika diberi permen. Seperti saat dirinya pertama kali datang, hal paling mengerikan adalah dia mewarnai rambutnya seperti Alexander. Aku sangat sulit menerimanya.

"Aku rasa kastil ini punya misteri lain. Jika serigala itu mencium bau manusia, seharusnya mereka menyerang sejak lama. Bukan saat kita berada di kastil ini, aku rasa ini bukan kebetulan." Ucapan Heesoo membuat ikut berpikir.

"Iya juga."

Itu sebuah opini yang kemungkinan benar, untuk apa para serigala itu menyerang kastil dan orang-orang? Mereka juga tak sampai membunuh, hanya sebatas melukai. Bahkan aku tak mendapatkan berita orang meninggal dunia. Christopher juga lebih banyak mengoperasi karena luka cakar.

"Kak, kita tak boleh percaya pada mereka."

"Iya aku tahu."

"Kau itu mudah percaya pada laki-laki tampan!"

"Mana ada!"

"Kau kira aku tak tahu, kau itu menyukai Justin. Lihat sendiri, dia sudah punya kekasih!"

Apa?

Aku mendengus kesal, bisa-bisanya dia membawa Justin lagi. Aku susah melupakan perasaanku saat tahu itu. Betapa menyebalkannya dulu saat kukira dia memikirkanku, mungkin dia menganggapku anak tamunya yang harus dijaga.

"Aku juga tahu, bedanya aku mengenal Justin dengan cara baik. Walau berakhir buruk untuk asmaraku. Tapi Justin orang yang baik. Kalau mereka, aku mengenal dengan sebuah tragedi. Menurutmu ada akhir bahagia?"

The Number : The Castle ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang