27. Sesuatu Yang Berbeda

100 21 0
                                    

"Lihat ini!" Heesoo menunjukkan luka ditangannya padaku.

Aku baru saja terbangun tapi justru melihat sesuatu yang sangat menyeramkan. Bagaimana jika ibu tahu bahwa Heesoo mendapatkan luka seperti ini? Apa yang harus kukatakan pada ibu? Apa Xander tidak menjaga anak ini?

"Apa lagi?"

"Aku terluka tapi disana sangat ramai dan menyenangkan! Mereka berlatih bersama dan saat jam istirahat. Mereka bermain kartu, jadi aku sangat senang berada disana. Kak, aku akan sementara waktu sangat sibuk di tempat latihan prajurit. Jadi, aku tidak akan bisa menemanimu akhir-akhir ini. Jika terjadi sesuatu, segera datang padaku atau panggillah Xander. Dia sangat kuat!"

Kenapa dia terlihat senang? Apakah disana dia bisa bertemu dengan banyak orang dan bermain bersama? Alaskan anak ini tidak membuat masalah, aku bisa membiarkannya disana. Xander juga bisa menjaganya. Hanya aku saja yang tidak memiliki kegiatan pasti. Apa yang aku lakukan saat Heesoo sibuk berlatih?

"Apa perutmu masih sakit, kak?"

"Tidak, aku sudah membaik."

"Alexander akan datang untuk menemuimu, dia akan membawakan banyak strawberry. Hendrik juga, aku melihatnya membuat kue yang sangat banyak di dapur. Sepertinya mereka sangat menyukaimu! Kau harus waspada!"

"Apa yang kau pikirkan? Mereka adalah teman, kami adalah teman."

"Tidak ada pertemanan saat mereka tertarik padamu. Kau memang tidak secantik itu, tapi bagi mereka kau menarik dan cantik."

"Bilang saja bahwa aku cantik, aku kakakmu yang sangat cantik. Kenapa kau tidak jujur saja?"

"Heh... Mata mereka buta! Yang jelas, berhati-hatilah saat mereka datang menemuimu. Jangan biarkan mereka terlalu lama di kamarmu!"

"Iya, aku tahu. Apa kau akan meninggalkanku?"

"Aku harus kembali berlatih. Jam istirahatku akan habis, sekarang waktunya aku bertarung dengan salah satu prajurit."

"Bertarung apa?"

"Berduel! Aku ingin memiliki sabuk hitam, kau kira aku bisa dikalahkan? Kakak tenang saja, aku akan kembali dengan selamat." Heesoo berlari keluar dari kamarku.

Berduel dengan prajurit? Aku ingin menghentikannya tapi rasanya tubuhku tidak bisa bergerak untuk meraihnya. Dasar anak bodoh dan nakal! Dia tidak tahu kekuatan seorang prajurit? Mereka juga bisa membela diri mereka sendiri. Dasar anak tidak tahu apa-apa. Kenapa Xander memberi anak itu beban berat?

"Jieun! Jieun! Kau tidak apa-apa?" Alexander muncul dengan keranjang penuh dengan buah strawberry. Begitu merah dan segar, sangat mengiurkan.

"Aku baik, apa itu untukku?"

"Iya, aku memilih buah yang besar dan manis. Cobalah memakannya!"

"Terima kasih, Alex. Buah ini sangat enak!"

Akhirnya aku bisa memakan sesuatu yang enak juga. Aku sampai lupa untuk makan karena perutku sangat sakit. Heesoo juga hanya membawa sarapan satu roti tawar dengan selai. Aku tidak akan cukup dengan makanan seperti itu. Buah ini sangat lezat! Aku seperti akan menangis memakannya.

"Jieun? Bisakah aku masuk?"

"Hendrik, masuk saja. Alexander disini!" Apa Hendrik membawakanku makanan juga?

"Aku membuatkan banyak kue untukmu. Kudengar kau sedang mengalami masalah wanita, jadi makanan manis akan cocok untukmu." Hendrik membawa banyak kue yang cantik.

Aku seperti seorang putri yang mendapatkan banyak hadiah besar. Aku mencoba salah satu kue Hendrik, rasanya lebih enak karena begitu manis di lidahku. Kenapa mereka sangat baik?

"Terima kasih. Rasanya perutku membaik setelah memakan semua ini."

"Syukurlah, aku senang kau menyukainya." Hendrik tersenyum padaku.

"Aku sangat menyukainya!" Kue-kue ini adalah milikku!

Mungkin aku bisa menghabiskan semuanya hari ini juga. Ada kue coklat, kue strawberry, dan kue lainnya yang menggugah selera makanku. Sayangnya Heesoo tidak bisa memakannya, dia sangat sibuk. Aku melirik Alexander dan Hendrik yang memperhatikanku makan. Apa mereka hanya akan diam saja melihatku?

"Kenapa kalian melihatku?" Tanyaku pada mereka.

"Karena kau sangat lucu saat memakan semua ini." Alexander menopang dagunya dan melihatku dengan senyuman di wajahnya.

"Memangnya apa yang lucu?"

"Wajahmu!" Hendrik mengusap pipiku. Ada sebuah krim ditangannya.

Apa wajahku dipenuhi krim kue ini? Aku mengusap wajahku agar tidak kotor lagi. Apa yang sudah kulakukan dihadapan mereka? Aku menutup wajahku malu. Aku seorang perempuan yang harus tampil cantik dalam keadaan apapun! Siapa yang akan tertarik dengan gadis yang penuh dengan krim diwajahnya?

"Maaf saja. Aku sedang kelaparan!" Aku memalingkan wajahku dari mereka.

"Kau makan seperti seekor tupai. Aku ingin menangkapnya dan mengurungnya, sangat mengemaskan. Aku tidak bisa di tempat ini, rasanya aku menjadi sangat lapar." Alexander berdiri dan mengusap tengkuknya.

Aku tupai? Lalu apa hubungannya dengan rasa lapar? Kenapa dia tidak memakan ini juga? Ada banyak kue dan buah strawberry.

"Makanlah semuanya, kami harus pergi." Hendrik juga berdiri.

"Ada apa?" Tanyaku pada mereka.

Kenapa mereka tiba-tiba pergi?

"Aromanya terlalu manis untuk kami. Tetaplah disini, jangan mencoba untuk pergi." Alexander tersenyum walau rasanya senyumannya tidak seperti biasanya.

Senyuman itu bukan senyuman Alex!

🌹🌹🌹

Kenapa hari ini sangat aneh? Semua orang mengunjungi kamarku secara bergantian. Setelah Hendrik dan Alexander pergi. Vincent datang dan membawa banyak bunga untukku. Dari bunga mawar, tulip, semuanya dia bawa dan memenuhi ruangan ini sampai baunya mirip sebuah taman. Aku sampai merasa tidur di atas bunga. Andreas juga mengunjungiku, dia tidak membawa apapun. Tapi, dia duduk sangat jauh dariku. Kami hanya berbicara sebentar saja karena dia tiba-tiba saja pergi tanpa meninggalkan sepatah katapun padaku.

Mereka semua sangat aneh. Aku menarik selimut dan mencoba untuk tertidur tanpa memikirkan hal lainnya.

Aku sangat lelah.

Krakkk... Nginggg...

Suara apa itu?

Aku menutup mataku rapat-rapat sesaat sesuatu naik ke atas tempat tidurku. Seseorang seperti sedang menatapku. Aku sangat takut untuk membuka mata. Siapa dia?

"Jieun! Kau sangat harum! Aromamu sangat memabukkan, aku sangat ingin memakanmu saat ini. Hah..."

Siapa? Suaranya sangat aneh. Aku mencengkram erat tempat tidurku dan mencoba mencari sesuatu untuk melawannya. Tapi apa?

"Jieun!"

"Jieun!"

Tokkk.... Tokkk...

Tubuhku terbangun dan melihat sekeliling. Pagi, sudah pagi? Apakah itu hanya mimpi? Aku tidak tidur sama sekali, kenapa tiba-tiba saja hari ini sudah pagi? Apa yang terjadi? Aku memijat kepalaku dan mencoba membuka pintu. Aneh, sangat aneh.

"Joseph?" Ternyata Joseph yang membangunkanku.

"Kau terlambat lagi."

Terlambat lagi?

Brukkk...

Aku, kenapa denganku? Tubuhku terjatuh di pelukan Joseph, aku tidak tahu lagi apa yang barusan aku alami ini. Rasanya aku tidak tidur sama sekali.

🌹🌹🌹

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

The Number : The Castle ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang