"Maaf!" Xander menutup pintu kamarku.
Pada kenyataannya dia tidak ingin dipilih olehku atau aku memilih orang lain. Aku menutup wajahku menunduk. Lalu aku bagaimana? Aku sangat kebingungan dengan semua hal ini. Jika aku boleh memilih aku tidak akan mau untuk memilih diantara mereka. Kenapa? Kenapa Xander menolaknya? Bukankah dia menyukaiku?
Dia memang menyukaiku!
Tapi bagi Xander kembali pulang ke rumah adalah pilihan terbaik untukku.
"Jieun!"
Aku membuka pintu dan mendapati Joseph berdiri disana. Dia tersenyum aneh dengan sesuatu di belakang tubuhnya. Apa dia ingin bermain?
"Apa yang kau bawa? Apa kau ingin bermain kartu?"
"Tidak!"
"Jadi untuk apa kau datang?"
Wajah Joseph berubah menjadi menyeramkan, dia mengeluarkan sesuatu dari belakang tubuhnya. Sesuatu yang sangat berbahaya, untuk apa dia membawa pisau?
"Jo?"
"Kau sudah menentukan pilihan bukan?"
Bagaimana dia bisa tahu?
"Apa yang kau katakan? Aku belum menentukan apapun."
"Tidak, aku mendengarnya Jieun. Kau sudah menentukan pilihanmu. Kenapa kau tidak menikah saja dengan Andreas? Jika kau menikah aku masih memiliki kesempatan untuk bersamamu!" Joseph mendekat padaku.
"Aku tidak akan menikah dengan siapapun! Aku tidak akan memilih diantara kalian! Cukup Joseph, kau menakutiku!"
"Kau memilih Xander! Benar bukan?"
Bagaimana Joseph tahu? Di tempat itu hanya ada aku dan Xander saja. Bahkan tidak ada satupun yang tahu kami disana. Apa Joseph mendengarnya dari para binatang? Apa begitu?
"Jo? Kau salah paham! Aku tidak pernah memilih Xander!"
"Kau memilihnya! Kenapa bukan aku? Aku yang lebih dulu mendapatkan hatimu. Kenapa? Kenapa?"
"Apa yang kau katakan? Mendapatkan hari siapa? Arghttt..."
Joseph menyeret tanganku dan mencengkeramnya sangat kuat. Aku tidak bisa melepaskan tanganku darinya. Kenapa dengan Joseph? Aku tidak pernah melihatnya seperti ini sebelumnya.
"Lepaskan aku! Tolong! Joseph!" Teriakku.
"Biarkan aku memilikimu seutuhnya, Jieun!" Joseph melemparkan pisaunya dan mendorongku ke tembok.
"Lepas!"
"Dengan ini, kau hanya akan memilihku!" Joseph mendekatkan tubuhnya padaku.
Apa yang dia lakukan? Dia... Dia...
"Tolong! Tolong! Jangan! Joseph!"
"Kau milikku, Jieun!" Joseph menekan tanganku kuat.
"Joseph!"
"Sttt..."
Aku merasakan hawa dingin berhembus di pipiku. Aku tidak mau! Siapapun tolong! Aku tidak mau!
"Tolong! Tolong!"
Bugghh...
"Apa kau gila, hah?" Teriak Hendrik setelah memukul wajah Joseph.
Apa yang akan Joseph lakukan padaku? Tubuhku bergetar hebat, aku takut. Aku sangat takut. Aku meringkuk dan memeluk diriku sendiri. Kenapa Joseph melakukan itu padaku? Bukankah kami teman? Dia hampir membuatku menjadi seseorang yang akan terus membencinya seumur hidup. Jika saja Hendrik tidak memukulnya, aku... Aku...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Number : The Castle ( END )
FantasíaHan Jieun bersama keluarganya berlibur di tempat baru guna membersihkan pikirannya tentang sekolahnya. Sayangnya liburan menyenangkannya tidak sejalan semestinya. Jieun harus berurusan dengan tujuh manusia serigala yang menyusahkannya di sebuah kas...