"Buka mulutmu!"
"Hmm... Enak! Hendrik, kuemu sangat enak seperti biasa. Aku sangat menyukainya!" Aku memakan kue dari suapan Xander.
Aku tidak salah jika meminta kerja sama dengan Hendrik. Tempat ini menjadi ramai dan penuh dengan orang-orang yang memakan kue Hendrik. Aku tersenyum melihat bagaimana mereka menikmati kue di tempat ini. Aku sangat bersyukur dengan wajah Hendrik yang menarik banyak wanita muda. Sejujurnya itu yang membuat tempat ini menarik.
"Terima kasih, Jieun!" Hendrik tersenyum.
"Bagaimana pekerjaan Vincent disini? Apakah dia menyukai pekerjaan barunya?" Tanyaku.
"Dia sangat sibuk mengurus barang di dalam. Apa perlu aku panggilkan?"
"Tidak, kami hanya mampir sebentar! Aku harus pergi ke Busan hari ini. Miraa memintaku datang kesana membawa pria ini." Aku melihat Xander yang memakan kue coklatnya.
"Apa tentang kubah lainnya?"
"Mungkin iya, aku juga tidak tahu."
Entahlah apa yang ingin Miraa bicarakan pada Xander. Tapi jika dia ingin bertemu Xander itu adalah masalah yang serius. Sudah 6 bulan sejak kami meninggalkan Selandia Baru. Kami tidak mendengar lagi kabar dari seseorang bernama Retoz itu. Entah dia berada dimana, semua orang tengah mencarinya.
"Alexander menjadi tranding topik utama. Suara yang khas, wajah tampan, dan penampilan yang sangat mempesona darinya membuat siapapun terpesona olehnya. Silahkan menyapa penggemar anda!"
"Hai, semua! Saya Alexander! Saya akan memberikan penampilan terbaik saya dan menjadi idola yang membanggakan! Kepala Lexi, aku mencintai kalian!"
Alexander membuat tanda hati besar. Aku menahan tawa melihatnya melakukan hal itu di stasiun televisi. Dia sangat membenci dan menyukainya bersamaan. Aku merekomendasikannya pada perusahaan. Dia sangat baik menarik banyak penggemar dalam waktu singkat. Bahkan membuat seluruh orang di perusahaan menyukainya. Aku sempat bingung kenapa dulu dia tidak tinggal di dunia ini saja daripada di dalam kubah. Dia akan menjadi artis terkenal lebih dari sekarang.
"Kau sudah mendengar berita tentang Christopher?" Tanya Hendrik padaku.
"Tidak. Dia menghilang lima bulan yang lalu. Apa kau tahu?" Tanyaku ingin tahu.
Aku sama sekali tidak mendengar kabar dari Christopher. Entah apa yang dia lakukan, aku sama sekali tidak mendengar kabar darinya. Aku juga bertanya pada Justin, tapi dia juga tidak tahu tentang seseorang bernama Christopher. Mungkin, dia pergi untuk menyendiri. Aku tidak tahu.
"Beberapa hari yang lalu, Vincent mendengar kabar darinya. Dia masuk ke dalam rumah sakit jiwa di Rusia."
"Rumah sakit jiwa?"
"Iya, dia pergi ke Rusia dan membuka praktek dokternya. Tapi dia justru membuat kegaduhan dan memberikan resep obat palsu pada pasiennya. Dia di penjara selama sebulan, tapi dia menjadi gila dan menggigit semua temannya di sel. Saat ini dia berada di rumah sakit jiwa dan bertindak seperti seekor serigala."
"Apakah ini ada hubungannya dengan hilangnya kekuatannya?"
"Tidak, dia sudah tidak waras sejak awal. Bukankah dia memberimu obat aneh? Dia juga menjadi gila pada ekperimen. Lebih baik untuknya tinggal di rumah sakit jiwa."
Dia memang telah gila memberiku vitamin yang ternyata adalah obat aneh yang membuatku lupa pada hidupku. Dia mencuci otakku sedemikian rupa sampai aku melupakan semuanya. Aku memakan kueku kembali. Harusnya aku tidak memberikannya pergi.
"Jieun, kita harus pergi!"
"Benar, Hendrik kami harus pergi sekarang. Terima kasih atas kuenya lagi."
"Iya, hati-hati di jalan! Jangan sampai kandunganmu bermasalah! Xander jaga dia baik-baik!" Hendrik melihatku dan Xander bergantian.
"Aku selalu menjaganya! Kami pergi dulu! Katakan pada Vincent untuk mengurus toko ini dengan baik. Toko istriku harus mendapatkan keuntungan yang sangat banyak!" Xander tersenyum dan membantuku berdiri.
Nyatanya aku baik-baik saja, aku mengusap perutku yang kian membesar. Empat bulan yang cukup membuatku lelah membawanya. Dia pasti mirip ayahnya yang penuh dengan energi! Xander mengusap perutku dan membuka pintu untukku.
Kami akan pergi ke Busan sekarang. Aku juga ingin melihat tempat itu seperti apa. Mungkin satu toko kue lagi disana. Sayangnya Heesoo tidak bisa melihat ini. Dia pergi wajib militer setelah aku pergi. Anak itu pasti tidak ingin kabar buruk dariku dan memilih menyibukkan diri disana. Pasti dia akan terkejut mendengar keponakan yang lahir dariku. Salah dia sendiri yang pergi dan tidak bisa dihubungi. Ayah dan ibu juga tidak mau pergi ke orang yang tidak bisa diberi tahu itu.
"Hati-hati!" Xander membantuku masuk ke dalam mobil.
"Huh... Apa ayah dan ibu menelpon?"
"Tidak! Mereka mengirim pesan untuk kita berhati-hati! Mereka meminta oleh-oleh!" Xander memeriksa handphone.
"Oleh-oleh apa?"
"Kita akan pikirkan nanti setelah sampai disana."
Apa yang ayah dan ibu inginkan? Kami disana bukan untuk berjalan-jalan biasa. Ada hal penting yang akan dibicarakan Miraa. Tanganku mengusap perutku dan menatap ke arah langit yang begitu biru.
"Ada apa?" Tanya Xander mengemudikan mobil.
"Apakah kita tidak memakai kereta saja?"
"Anakku harus menikmati perjalanan dengan kedua orangtuanya. Lagipula tempatnya sangatlah dekat dari sini. Aku tidak ingin kau berdesak-desakan dengan orang lain."
"Baiklah!"
Kringg...
"Siapa?" Tanyaku pada Xander.
Apakah ayah dan ibu menelpon untuk memastikan keadaan kami? Kami saja belum pergi dari toko. Mereka kekhwatiran berlebihan pada cucunya.
"Miraa! Hallo?"
"Cepatlah datang! Aku memiliki kabar buruk!"
Kabar buruk?
"Kabar buruk apa?" Tanya Xander serius.
"Kami menemukan kubah lainnya, aku menemukan keberadaan Retoz dan seseorang yang kukenal. Keadaannya hampir sama dengan kubah milik kalian dulu. Mereka dalam masalah besar!"
Kubah lainnya?
Mereka juga menemukan seseorang bernama Retoz. Mereka di dalam kubah itu dalam bahaya! Mereka harus segera diselamatkan!
"Kami akan segera pergi!"
Dunia mereka akan mengalami hal berbahaya. Apakah tidak ada tempat untuk mereka aman? Anakku juga pasti terlahir seperti ayahnya. Mungkin dia memiliki kekuatan seperti Xander. Aku tidak ingin dia mengalami hal yang sama dengan apa yang kami alami dulu. Dunia mereka harus segera diselamatkan!
🌹🌹🌹
Salam ThunderCalp!🤗
Akhirnya cerita ini selesai juga, terima kasih telah mampir dan membaca cerita ini. Semoga kalian menikmatinya setiap bab yang ada. Jika ada pertanyaan mungkin akan dijawab di cerita lain. Tunggu cerita terakhir The Number!!
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Number : The Castle ( END )
FantasíaHan Jieun bersama keluarganya berlibur di tempat baru guna membersihkan pikirannya tentang sekolahnya. Sayangnya liburan menyenangkannya tidak sejalan semestinya. Jieun harus berurusan dengan tujuh manusia serigala yang menyusahkannya di sebuah kas...