"Ada apa Jieun?"
"Andreas, aku ingin bertanya lagi. Bisakah kami pulang sekarang? Ini sudah sangat lama untuk kami bertahan di tempat ini."
Aku memainkan tanganku gugup. Hanya Andreas yang memiliki kekuasaan di tempat ini. Mungkin jika bertanya lagi padanya. Dia bisa mengeluarkan kami keluar. Andreas berjalan dan berhenti di depan sebuah jendela besar.
"Apa kau merasa tidak nyaman tinggal di tempat ini?"
"Aku sangat nyaman, kalian membuatku sangat nyaman disini. Tapi, ada kehidupan lain yang harus kujalani. Aku juga ingin bertemu keluargaku, temanku, dan orang-orang di rumah. Jadi Andreas..."
"Dua hari ini, aku akan mengeluarkan kalian dua hari lagi!"
Dua hari lagi?
"Benarkah?"
"Iya, tunggulah dua hari lagi."
"Baiklah, terima kasih Andreas. Aku akan memberitahu Heesoo! Terima kasih banyak!"
Ternyata Andreas juga bisa mengeluarkanku dari tempat ini. Heesoo harus tahu berita bahwa kami akan pergi dan kembali pulang. Ayah dan ibu tidak akan cemas pada kami berdua. Aku sangat bahagia!
"Jieun!" Panggil Andreas padaku.
"Iya?"
"Nikmati waktumu disini."
"Tentu!"
Ternyata Andreas hanya ingin mengatakan itu saja. Aku berpikir bahwa dia akan mengatakan sesuatu yang serius denganku. Aku harus bertemu dengan Heesoo!
Sepanjang jalan aku melompat-lompat kegirangan dan bernyanyi tanpa henti. Aku dan Heesoo akan segera pulang! Kami akan kembali ke rumah dan berkumpul dengan keluarga kami lagi.
Aku juga bisa bertemu teman-temanku! Kami akan pergi ke sekolah, ke tempat perawatan, bioskop, taman bermain. Aku termenung di depan pintu. Tapi, apakah aku tidak akan bisa melihat mereka lagi? Tempat ini, orang-orang disini, apa aku akan melupakan mereka begitu saja. Menganggapnya seperti sebuah cerita yang Justin ceritakan.
"Heesoo!"
"Iya, kak. Ada apa?" Heesoo bermain kartu bersama Joseph.
"Joseph, bagaimana? Apakah kau menang?" Tanyaku pada Joseph yang terus mendapatkan kekalahan.
Aku menahan tawa melihat wajah Joseph yang dipenuhi dengan tepung. Dia mirip badut!
"Pfttt..."
"Aku tidak akan kalah lagi! Cobalah dan aku akan mengalahkanmu!" Teriak Joseph bersemangat.
"Jika kau kalah kau harus memberikan Summer padaku!"
"Jika kau menang, berikan Jieun padaku."
Berikan siapa? Aku menarik telinga Joseph agar tidak membuat keputusan sepihak yang akan membuatnya merasa senang. Memangnya aku barang taruhan mereka? Aku tidak mau ikut dalam permainan kekanak-kanakan mereka ini.
"Tidak boleh, tapi jika kau menang Jieun akan menciummu!" Heesoo tersenyum jahil padaku.
"Apa? Aku tidak mau!"
"Kau tidak bisa menarik kata-katamu!" Joseph tersenyum senang dan bermain kartu bersama Heesoo lagi.
"Hey! Aku tidak mau, apa yang kau lakukan Heesoo?" Teriakku pada mereka.
Gila! Anak-anak ini sudah gila!
"Tenang saja, kak. Aku pasti menang lagi!"
Tapi dia membuat kesepakatan yang akan Joseph lakukan apapun caranya untuk menang. Apa dia lupa kekalahan telak kami dulu? Aku menutup wajahku saat permainan mulai tidak baik untuk Heesoo. Aku akan memukul Heesoo jika dia kalah! Awas saja nanti! Aku tidak mau mencium Joseph! Apa yang Heesoo lakukan padaku!
"Aku menang!" Joseph mengeluarkan kartunya yang memiliki nilai lebih besar dari Heesoo.
Dia menang! Joseph menang!
"Tidak mungkin!" Heesoo melihat kartunya berulang kali.
Memang dia adalah adik yang tidak berguna dan menyusahkanku saja. Joseph tersenyum dan mendekat padaku. Apa-apaan laki-laki ini?
"Hadiahku, Jieun?" Joseph mengurungku dengan kedua tangannya.
Hadiah apa?
"Heesoo!" Aku menatap marah Heesoo.
"Maaf, kak. Aku tidak tahu dia bisa menang!" Heesoo menjambak rambutnya.
Mungkin harusnya aku menghentikan mereka bermain sebelum semua ini terjadi. Aku menatap Joseph yang telah menungguku. Aku harus menciumnya? Aku tidak mau! Heesoo benar-benar!
"Jieun?"
"Heesoo?" Aku melihat Heesoo kembali.
"Lakukan saja, kak. Kau kan menyukai laki-laki tampan."
Mulutnya begitu lancar mengatakannya tanpa tahu posisiku. Memangnya aku bisa mencium laki-laki sembarangan? Masa bodoh. Aku menarik baju Joseph dan mencium pipinya. Dengan ini aku tidak mau lagi terseret dalam permainan konyol mereka.
"Sudah!" Aku melepaskan baju Joseph.
"Hmm!" Joseph menutup telinganya dan berlari keluar kamar dengan sangat cepat.
Apa dia seorang atlit lari? Kenapa cepat sekali perginya? Apa dia malu aku mencium pipinya? Wajahnya juga sangat merah. Aku menutup mulutku sendiri, pokoknya aku tidak mau lagi. Aku menatap Heesoo yang akan pergi. Dia memiliki urusan denganku!
"Heesoo!"
"Maafkan, aku. Kak!"
🌹🌹🌹
Makan malam hari ini sangatlah berbeda, hanya ada aku dan Heesoo. Kami berdua seakan duduk untuk menikmati semua hidangan malam ini. Semua orang tidak datang malam ini. Andreas dan Vincent sangat sibuk, Christopher juga, Hendrik pergi bersama Alexander entah kemana. Xander yang tidak mau datang, mungkin dia tidak mau bertemu denganku. Joseph juga tidak mau keluar dari kamarnya setelah aku menciumnya. Apa dia malu?
"Kukira kita bisa menikmati makan malam bersama sebelum kita pergi." Heesoo memakan makanannya lesu.
"Makan saja makananmu! Mereka sibuk, kau harus tahu akan hal itu. Sebelum kita pergi, ayo membuat makanan untuk mereka. Bagaimana?" Tanyaku pada Heesoo.
"Aku tidak bisa membuat makanan? Memangnya kau bisa?"
"Selama ini di rumah siapa yang memasak untukmu saat ibu dan ayah pergi? Tentu saja aku!"
Dasar adik tidak tahu diri!
Apa dia lupa semua makananku?
"Apa kita tidak akan bertemu mereka lagi?"
"Mungkin iya, tempat ini sangatlah tersembunyi dan rahasia. Kita harus menjaga rahasia ini bersama. Kau tidak boleh memberitahu teman-temanmu!"
"Iya, aku paham." Heesoo menganggukkan kepalanya.
Termasuk denganku. Aku juga tidak akan memberitahu siapapun tentang dunia ini. Biarkan semuanya menjadi rahasia dan cerita. Aku memakan makananku dan menikmati setiap suapan. Aku akan mengingat rasa ini. Mungkin suatu saat nanti aku merindukan tempat aneh ini. Juga orang-orang disini.
Aku sangat merindukan mereka nantinya.
🌹🌹🌹
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Number : The Castle ( END )
FantasíaHan Jieun bersama keluarganya berlibur di tempat baru guna membersihkan pikirannya tentang sekolahnya. Sayangnya liburan menyenangkannya tidak sejalan semestinya. Jieun harus berurusan dengan tujuh manusia serigala yang menyusahkannya di sebuah kas...