43. Salah Paham?

17K 1.9K 84
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[USAHAKAN FOLLOW SEBELUM BACA]
Follow ig
Vyeojunf.rm

Oh ya komennya aku tunggu, kalian bebas mau ngomen apa aja, yang lebih bagus lagi komen di setiap paragraf wkwk, gk papa sih ngomen yang random aja, karna tanpa kalian sadari itu sangat sangat berarti buat author♡♡

•••

“Lo cari kemana aja tadi?” tanya Zay memelankan laju motornya supaya El dapat mendengar suaranya.

Zay sudah tidak lagi mengizinkan El mengendarai motor. Keadaan laki laki itu sedang kacau, meskipun ia tidak menampakkan sedikit pun rasa kacau itu. El menyimpannya dengan sangat rapih, tapi kedua matanya sangat jelas tersirat rasa kekhawatiran.

“Saya cari satu kampus, temen temen satu kampusnya, sama temen temen Luna pas SMA, taman kota, pantai sama Suppermarket,” Jawab El membuat Zay menaikan satu alisnya mendengar tempat terakhir yang El sebut.

Suppermarket? Ngapain?”

“Beli Pororo,”

“Beli Pororonya ke korea kali, masa sampe sekarang gak balik balik,” Jawab Zay terkekeh. Yang Zay inginkan hanya menghibur laki laki ini, supaya tidak terlalu resah dan khawatir. Apakah Zay tidak mengkhawatirkan adiknya? Bodoh jika Zay menjawab Iya. Rasa khawatir Zay sama dengan El. Mereka rasa Alunara sudah menjadi ratu di hati mereka. Namun Zay tidak ingin memperburuk keadaan. Dia berusaha mengontrol diri dan menenangkan orang orang yang juga khawatir dengan keadaan Alunara.

Ba'da Isya tadi El memutuskan untuk segera memulai kembali pencarian Alunara. Saat tadi sore El menjemput Alunara dan sampai sekarang tidak ketemu. Saat waktu magrib pun El sholat sebagai musafir karna seluruh jalan dan seluruh pelosok ia datangi demi menemukan sang pujaan hati.

Semua keluarga juga sudah mengetahuinya. Bunda tentu saja menangis mendengar kabar anaknya, tadinya ingin ikut mencari namun di larang keras oleh anak laki lakinya.

Ayah juga sama, namun Zay kembali menolak saat Ayah ingin ikut mencari bersama mereka. Zay memberi arahan pada Ayahnya untuk menemani Bunda yang tidak ada hentinya menangis.

“Lo pucet banget. Dari tadi motoran terus, masuk angin kali lo,” Kata Zay saat tak sengaja melihat wajah pucat El di kaca spion.

Saat di perjalanan mereka di cegat oleh satu motor membuat Zay mau tak mau harus memberhentikan motornya.

Salah satu dari mereka membuka helmnya, “Gimana?” tanya Ali membuay Zay menggeleng.

Tiga motor yang kini berada di hadapan mereka sama sama menghela napas panjang. Fahri dan Iksal ikut mencari, bagaimana pun Alunara adalah teman mereka sejak SMA.

EL FATIH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang