60. Dunia Dengan Skenarionya

19.3K 2.2K 1.1K
                                    

[FOLLOW DULU YAGESYA SEBELUM AKU PRIVAT]

***
In syaa Allah, satu bab ini lagi yg bikin mewek 😌👆

Aku minta komennya yaaaa...

Ikuti media sosial⬇️
@el.fatih_agaf
@diandra.alunara
@vyeojunf.rm

***

“Jika kamu mencintai seseorang, biarkan dia pergi. jika dia kembali maka dia milikmu, namun jika tidak kembali ketahuilah maka dia bukan milikmu.”

[ Ali bin Abi Thalib ]

***

Hari ini El sengaja membawa istri keduanya ke dokter kandungan. Dia terus mendampingi Aisyah dan menjaga Aisyah agar perempuan itu tetap aman. Namun di perjalanan pulang Aisyah teringat dengan Alunara, kemudian Aisyah berujar pada El. “Kak, kita jenguk Luna dulu. Dia udah sembuh belum ya?” tanya Aisyah mengajak El untuk menjenguk kembali Aunara yang kemarin sedang sakit.

“Boleh?” jawab El kembali bertanya. Dan itu mampu membuat Aisyah mengangguk.

Baiklah untuk kali ini mereka berniat untuk menjenguk Alunara kembali. El, sudah lama laki laki itu tidak bertemu dengan Humaira—nya, dia masih menunggu waktu bertemu dengan Alunara.

Mobil yang El kendarai tertuju ke arah rumah Alunara. Tidak lama kemudian mobilnya berhenti tepat di halaman rumah Alunara—ralat, rumahnya dengan Alunara.

Saat mobil berhenti El yang terlebih dahulu keluar. Dia sengaja membukakan pintu untuk Aisyah. Perlakuan El tentu saja membuat hati perempuan itu meleleh. “Kamu jalan duluan,”

Mendengar ucapan El membuat Aisyah mengangguk. Dia berjalan terlebih dahulu lalu mengucapkan salam yang langsung mendapat jawaban dari dalam.

“Astagfirullah, El bawa Aisyah lagi ke sini? Ngapain mereka?” batin Bunda, namun tetap saja Bunda memberi senyuman kepada keduanya.

“Kak? Ada apa?” tanya Bunda ramah.

“El mau jenguk Luna, Bunda.”

“Boleh, tapi bisa gak kakak jenguknya gak bawa bawa Aisyah?” tanya Bunda dalam hati. Ya dia tau perasaan putrinya. Tidak mungkin Alunara tidak sakit hati melihat kedekatan antara El dan Aisyah. Lagi pula kenapa mereka terus berkunjung ke rumah Alunara?!

“Boleh. Luna juga udah lumayan sehat sekarang,” jawab Bunda lalu mempersilahkan mereka untuk masuk. Dan ternyata ketika di ruang tamu terdapat Alunara yang tengah bermain bersama—kucing? Apa? Kucing? Ya, kucing peliharaan El. Tapi tunggu, bukankah Alunara tidak menyukai makhluk tersebut?

“Sayang. Ada kakak,” panggil Bunda membuat Alunara seketika menoleh.

Senyuman manis terukir indah di bibir Alunara. Hanya itu, hanya senyuman yang bisa dia berikan untuk suaminya. Sedangkan El yang melihat itu tiba tiba ulu hatinya merasa sakit. Dulu, ketika dia pulang ke rumah, Alunara selalu menyambutnya dengan pelukan hangat dan menanyakan berbagai hal yang random menurutnya. Namun sekarang berbeda, tidak lagi seperti dulu.

“Gimana kabar kamu?” tanya Aisyah, namun sebelum itu Alunara mempersilahkan kepada El dan Aisyah untuk duduk.

“Alhamdulillah udah baikan. Makasih juga udah mau nyempetin buat jenguk,” jawab Alunara.

Ada rindu yang tidak terungkap, dia masih bersembunyi dan enggan untuk keluar. Rasanya El ingin sekali memeluk istri tercintanya, istri pertama, dan istri satu satunya untuk dirinya.

EL FATIH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang