53. Garis Takdir

18.6K 1.9K 172
                                    

[FOLLOW DULU SEBELUM BACA]
RAMEIN YA KALO MAU UPDATENYA CEPET. SAMA KOMENNYA JANGAN LUPA MWHEEE

KALO GA RAME JADI MALES NULIS, INI JUGA NGAMBIL SEDIKIT² WAKTU KARNA AKU LAGI PAS 😌👍

JANGAN LUPA JUGA BUAT SHERE CERITANYA YAA 🙌

***

Ini teh ceritanya fiksi, jangan di bawa bawa ke real, kalo emang alurnya gak sesuai ekspektasi mohon di maklum, karna saya bikin ni cerita cuma buat ngehibur doang.

Ini teh ceritanya fiksi, jangan di bawa bawa ke real, kalo emang alurnya gak sesuai ekspektasi mohon di maklum, karna saya bikin ni cerita cuma buat ngehibur doang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
Saya berjanji hanya akan mengucapkan sekali ijab qabul dalam hidup saya.”

—el fatih

***

Hari ini kejadian itu terulang lagi. Kejadian dimana Alunara merasa perutnya terombang ambing dan merasa pusing sekaligus mual yang berhasil membuat perempuan itu menangis. Sebagai seorang suami sudah sepatutnya El khawatir mengenai keadaan istrinya. Dia tidak menunggu lama, laki laki itu langsung membawa Alunara ke rumah sakit untuk memeriksa keadaannya.

“Gimana sekarang, udah baikan?” tanya Dokter membuat Alunara mengangguk. Dan ternyata El membawanya ke tempat yang dulu dia di periksa di sini.

“Udah Dok. Cuma agak pusing dikit,” jawab Alunara lalu memegangi perutnya. El yang melihat itu juga ikut mengelus perut rata sang istri.

Dokter tadi terlihat tengah menuliskan sesuatu, entah apa pun itu yang pasti mereka yakin jika itu adalah hasil tes yang tadi sempat di lakukan. Tidak bohong, dalam hati El berdoa semoga apa yang dia inginkan memang benar benar terjadi.

Sedangkan Alunara merasa khawatir, namun kekhawatiran itu seolah sirna saat tangan besar itu terus saja mengelusnya agar tetap tenang.

Tidak ada yang tahu takdir seseorang itu bagaimana. Bisa jadi ini waktunya karunia sang penciptnya datang. Tamu yang mereka idam idamkan akan hadir. Benarkah Alunara mengandung?

“Begini El ..” kata Dokter menggantung ucapannya. Dokter dan El memang sudah tidak asing lagi. Dokter juga memanggil El dengan nama aslinya saja. “Tadinya saya kira Luna itu emang bener bener hamil. Tapi ..”

“Kenapa Dok?” tanya Alunara penasaran. El yang melihat itu langsung menenangkan.

“... Luna belum hamil. Setelah saya periksa kemungkinan besar Luna tidak bisa mengandung karna beberapa faktor yang memengaruhi. Tapi kalian jangan putus asa, kalian jangan menyerah. Ini hanya perkiraan manusia, siapa tau takdirnya nanti di ubah sama yang maha kuasa. Kalian cukup berdo'a dan berusaha.” lanjut Dokter dengan mengelus tangan Alunara yang terletak di atas meja.

EL FATIH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang