Assalamualaikum sahabat semua, gimana kabarnya? Semoga tetap selalu dalam keadaan sehat wal afiat amiin ..
Gimana udah gak sabar nih nungguin el update? Udah lupa alur ceritanya kali karna emg dah lama bngt. Tadinya sih aku rencana gak bakal nerusin ni cerita, tpi kadang ada kemauan buat nulis jga, jadi moodnya itu naik turun, kayak iman wkwk.
Di sini aku berharap bngt bisa rame, vote sama komennya jga di tingkatin 🙏🙏🙏
Bye semua happy reading!!!!***
"Tante kemana aja baru pulang? Terus itu kenapa baju Tante pada kotor?" Tanya Reja yang ternyata sudah berdiri di depan rumah mereka. Ternyata perasaan mereka juga sama, mereka sama sama mengkhawatirkan tentang keadaan Alunara. "Oh ya, Raja sakit karna denger tante ilang." Lanjut Reja membuat Alunara sedikit terkejut.
Alunara menoleh ke arah El. "Kak?"
"Besok pagi kita jengut. Untuk sekarang Om sama Tante gak bisa jenguk. Soalnya Tante butuh istirahat, salam Buat Raja." Jawab El membuat Reja mengangguk.
"Udah cepet masuk. Angin malem gak baik buat lo sama Luna," Timpal Ali menyuruh agar mereka segera masuk. Setelah itu ia melihat Reja yang masih anteng berada di tempatnya. "Pulang sana bocil," Usir Ali pada Reja membuat anak kecil itu memutar bola mata malas. Dengan kepala menunduk Reja berjalan ke arah rumahnya.
Setelah itu Ali berdehem, ia mengode pada El agar Alunara segera di bawa masuk ke dalam rumah. Tapi kali ini tatapan Alunara terus terarah pada Ali. Sedangkan laki laki itu tentu saja mengetahui maksud tatapan itu. "Besok pagi lo dateing Bokap sama nyokap lo. Mereka pasti maafin lo, bilang yang sebenernya sama mereka. Si Zay cuma becanda, lo jangan dengerin dia. Dia cuma khawatir sama lo," Ujar Ali membuat Alunara mengangguk.
"Makasih ya Li. Kita masuk dulu, lo hati hati di jalan," Jawab Alunara membuat Ali mengangguk. Gadis itu memeluk erat El yang berada di sampingnya membuat laki laki itu sedikit sesak.
"Gue duluan, Assalamualaikum,"
"Wa'alaikumussalam."
***
Sekarang Alunara hanya menundukan kepala dengan tangan yang saling menaut. Ia ingin sekali memulai pembicaraan dengan El, tapi terasa begitu canggung. Saat ingin memulai pembicaraan El terlebih dahulu menyelanya.
"Kenapa belum tidur? Emang gak capek?" Tanya El lalu duduk di samping Alunara. Gadis itu terus menunduk hingga El terpaksa harus mengangkat kepala gadis itu. "Tidur gih, apa mau saya temenin?"
"Apaan sih kak, ngeselin deh!"
"Kata kata ini yang saya tunggu. Saya kangen sama omelan kamu," Jawab El membuat Alunara terpaksa menatapnya.
"Idih, cuma kangen omelannya doang? Guenya enggak? Dasar!" Kata Alunara membatin.
"Saya boleh minta sama kamu?" Tanya El tiba tiba. "Saya gak mau denger kamu masih ceritain kejadian kemarin, lupain semuanya, jangan coba coba kamu jelasin hal kemarin sama saya. Saya udah tau, tinggal bagaimana kita meyakinkan sama kedua orang tua kamu dan juga Zay kalo kejadian kemarin enggak seperti yang mereka bayangkan." Lanjut El membuat Alunara terus menatapnya. Laki laki ini begitu mempercayainya, bahkan tidak ingin mendengar penjelasannya karna dia tau jika Alunara tidak mungkin melakukan hal yang tidak tidak.
"Kak,"
"Ya?"
"Hanupis," Jawab Alunara membuat laki laki itu menautkan alis. Sejak kejadian kemarin bahasa Alunara menjadi asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL FATIH [END]
Teen Fiction[𝑼𝑺𝑨𝑯𝑨𝑲𝑨𝑵 𝑭𝑶𝑳𝑳𝑶𝑾 𝑺𝑬𝑩𝑬𝑳𝑼𝑴 𝑩𝑨𝑪𝑨] Kita serasi tapi tidak serasa, kita sama sama tokoh utama tapi dalam buku yang berbeda, kita punya banyak persamaan kecuali perasaan. Di jodohkan dengan seorang ustadz? Akibat di jodohkan Luna...