"ADUHHH! TANTEEE! Liat Kevin pukulin Sella!"Kevin melotot tajam. Dia hanya memukul pelan kepala Sella karena gadis itu dengan berani masuk kekamarnya dan langsung saja menjambak rambutnya.
Saat itu Kevin tengah tertidur tentu saja dia kaget dan refleks memukul kepala Sella, tapi ingat! Cuma pelan.
"Diam! Lo jangan cari masalah." Sella menjulurkan lidahnya mengejek.
Cklekk
Pintu terbuka mengalihkan atensi mereka, terlihat seorang wanita paruh baya berdiri diambang pintu sambil memegang spatula ditangannya.
Wanita itu berjalan mendekat.
"Kevin apain kamu?"
Sella mengerucutkan bibirnya sedih."Tadi Sella bangunin dia mau ngajak pergi jalan-jalan, tapi Kevin malah mukul kepala Sella, sakit tente."
Wanita paruh baya itu menatap tajam Kevin yang malah menatapnya memohon sambil menggeleng.
"Kevin cuma pukul pelan kok ma, suer deh."Kevin mangmbil ancang-ancang untuk meloncat dari tempat tidur. Dia tau mamanya pasti akan mengamuk.
"Kevin!"bentak wanita itu dan mengejar Kevin yang hendak berlari keluar kamar, tapi sialnya wanita itu bisa menarik bajunya.
Kevin menatap wanita itu memohon.
"Mama tega sama anak sendiri? Itu spatula panas loh ma.""Mama gak peduli sama anak nakal kayak kamu! Sella itu cewek beraninya kamu sakitin dia! Mama suruh kamu jagain dia bukan nyakitin!"
Kevin dibuat pusing dengan celotehan mamanya ini, kalau menyangkut Sella mamanya pasti akan sanggup memarahi siapa pun yang mengganggu Sella.
"Kevin janji gak bakal sakitin Sella lagi...Akhh sakit ma.. udah ihh.."
"Benar kan kamu sakitin anak kesayangan mama!" Kevin berteriak histeris karena wanita itu memukul pundak nya dengan spatula nya. Kevin yang mencoba menghindar dan akhirnya mama dan anak itu kejar-kejaran didalam kamar.
Sella memegangi perutnya yang keram karena sedari tadi tertawa. Inilah hiburan Sella kalau datang kerumah Kevin.
Beberapa menit setelahnya mama Kevin baru keluar kamar dengan wajah acak-acakan. Bukannya merasa bersalah mama Kevin malah memberikan peringatan kepada Kevin, jika melukai atau menyakiti Sella lagi, Kevin akan mendapatkan pelajaran lebih dari ini.
"Shitt pelan-pelan."Sella memutar bola matanya malas, tapi tak urung dia terus mengobati pundak Kevin yang terlihat memerah bekas pukulan mamanya.
"Ishh perih banget, untung Mak gue."
Setelah selesai Kevin kembali memakai bajunya, sudah biasa bagi Sella menatap tubuh setengah telanjang Kevin. Walaupun tidak punya pacar, dia bisa menatap tubuh Kevin yang sangat mengiurkan apa lagi ada roti sobek yang selalu menjadi mainan Sella di saat gabut.
"Vin?"
"Naya..."
Kevin mengeratkan giginya mendengar nama itu. Dia yang awalnya sudah menjauh nyaris hendak menggapai pintu keluar kamar, kembali mendekat dan duduk disebelah Sella sambil menatap tajam.
"Dia ngapain lo lagi?"Sella menggeleng.
"Dia gak ngapa-ngapain gue, tapi waktu gue ngomong sama Al dia natap gue kayak dulu."Sella menunduk, kepalanya kembali dia dongakan menatap Kevin.
"Gue takut dia ngelakuin hal yang sama kayak dulu."
Kevin menggeleng."gue gak akan biarin itu terjadi. Jadi mohon, jangan pernah sembunyiin sesuatu dari gue lagi, gue bakal jaga lo semampu yang gue bisa."
Sella tersenyum kecil sambil mengusap tangan Kevin yang memegang tangannya.
"Soal yang lo mau omongin disekolah, gue masih penasaran."
"Tentang Aldebaran?"Kevin mengangguk.
"Aldebaran sebenarnya siapa?"Sella menghela nafas panjang.
"Dia itu se-"
Kring kring kring
Ucapan Sella terhenti mendengar suara ponsel miliknya.
"Bentar."ucap Sella yang di angguki Kevin.
"Kenapa Gin?"Kevin yang mendengar nama Gina melotot tajam.
"Gina Sell?"Sella memutar bola matanya tanpa membalas pertanyaan Kevin.
"Sell, nongki yok."ucap Gina diseberang sana.
"Boleh, kemana?"
"Nanti gue Sherlock, gue sama Sindi otw nih." Sella mengangguk.
"Oke, gue bareng Kevin ya."terdengar helaan nafas diseberang sana.
"Iya deh."ucap Gina sedikit keberatan.
Sella mematikan sambungan teleponnya sepihak. Setelah itu dia menatap Kevin yang juga menatapnya penasaran. Kening Sella mengkerut melihat betapa semangat nya Kevin mendengar nama Gina.
"Lo beneran naksir Gina?"tanya Sella yang diangguki Kevin.
"Gina lucu, gue suka."Sella menatap jijik Kevin.
"Ambil deh kalau lo suka."ujar Sella sambil berdiri dari duduknya.
"Tanpa lo suruh juga udah gue deketin." Ucap Kevin juga ikut berdiri. Sella mengangguk.
"Tapi dia gak respon lo, kasian ya."
~~~
Sella menatap pantulan wajahnya di cermin wastafel, dia tersenyum kecil membayangkan kehidupan nya. Sella tengah berkumpul dengan teman-temannya disebuah cafe. Sella suka dan senang kalau sudah berkumpul, tapi satu hal pembicaraan yang membuat mood Sella tiba-tiba hilang, pembicaraan tentang keluarga. Semua orang bisa menceritakan keharmonisan hidupnya dirumah. Lalu, Sella harus menceritakan apa?
"Papa gue setiap malam selalu bilang selamat tidur putri ku saat gue mau tidur."
Mengingat ucapan Sindi membuat Sella tersenyum. Sindi memang terlahir dari keluarga Cemara. Dia mendapatkan kasih sayang berlimpah dari kedua orang tuanya.
"Ayolah Sella, jangan lembek dong. Lo kan kuat."ujar Sella menyemangati dirinya sendiri. Sella kembali tersenyum, setelah mengumpulkan kepercayaan dirinya dia melangkah meninggalkan toilet.
"Eits..."Sella tersentak saat pergelangan tangannya digenggam seseorang. Sella lebih terkejut lagi saat melihat siapa pelakunya.
"Ngapain lo!"dengan kasar Sella menghentak kasar tangannya yang digenggam lelaki itu.
"Kebetulan banget kita ketemu disini."ujar lelaki itu dengan senyum menyebalkan bagi Sella.
"Gue gak ada urusan sama lo."ujar Sella dan hendak pergi, kembali lelaki itu menghalangi langkah Sella.
"Lo gak kangen sama gue?"Sella menatap lelaki itu seperti ingin muntah.
"Gue malah jijik liat lo."
"Lo semakin berani sekarang."Sella terkekeh sinis.
"Setiap orang bisa berubah sesuai keadaan."Sella melipat tangan dibawah dada sembari memandang jijik lelaki dihadapannya.
"Cukup kali ini aja lo liatin wajah lo dihadapan gue. Laki-laki pengecut kayak lo bahkan gak pantes ngehirup bau parfum gue walau dari jauh."ucap Sella dan benar-benar pergi meninggalkan lelaki itu.
"Menarik."
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEBARAN
Fantasy"Cukup! Lo itu murahan Sella!" Ucap Aldebaran dingin. "Ini gue Sella, Al! Kenapa lo lupain gue? Gue kangen Aldebaran yang dulu." Sella berkata lirih. Cerita gabut kebelet ending. pasti END!