"SELLA! AWAS!"
Chitttt
Bayangan mobil yang berputar liar di aspal, bagai boneka rusak dalam tarian maut. Serpihan kaca menari di udara bagai konfeti yang mengiringi simfoni kehancuran. Seorang anak kecil tergeletak tidak berdaya. Darah merah pekat mengalir perlahan.
"AKGH..."
"ALDEBARAN!"
Kecelakaan itu terjadi begitu cepat, massa berkerumun, berdesak-desakan menatap seorang anak laki-laki yang tergeletak di aspal bergelimang darah.
"ALDEBARAN! JANGAN TINGGALIN SELLA!" Teriak gadis kecil berlari hendak mendekati anak laki-laki itu. Tapi seseorang menahannya mengatakan kalau gadis kecil itu tidak boleh ikut campur, biar polisi dan massa yang menangani semuanya.
"GAK MAU! SELLA MAU LIAT AL!"
Gadis bernama Sella itu memberontak hingga tangannya terlepas dari pria paruh baya yang menahannya. Tubuhnya kaku, tangannya bergetar hebat, orang yang selalu ada untuknya tergeletak tidak berdaya. Sella sungguh tidak sanggup melihat ini semua.
"Al! Sella mohon, jangan tinggalin Sella. Cuma Al yang ada untuk Sella, kalau Al pergi Sella sama siapa?"ucapnya lirih.
Takdir, bagai seniman kejam. Telah menuliskan epilog hidup mereka dengan tinta merah yang merembes di aspal. Akan tetapi ini bukan epilog, melainkan adalah prolog yang akan mengawali hidup dua orang yang saling jatuh cinta menjadi lara ayang akan selalu menjalar pada atma.
TBC...
Vote and komen"Walaupun dilupakannya, aku tetap berusaha untuk membuatnya ingat kenangan kita."
-Sella Soraya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEBARAN
Фэнтези"Cukup! Lo itu murahan Sella!" Ucap Aldebaran dingin. "Ini gue Sella, Al! Kenapa lo lupain gue? Gue kangen Aldebaran yang dulu." Sella berkata lirih. Cerita gabut kebelet ending. pasti END!