4. Dating

2.6K 434 48
                                    

Malam ini Lisa bersiap dengan sebuah dress cantik berwarna hitam setinggi lutut. Riasan tipis seadanya serta rambut dibiarkan tergerak seperti biasa. Lisa tersenyum menatap pantulan wajahnya di cermin. Untuk menutupi luka dibetisnya, Lisa menggunakan sepatu heels jenis boots tinggi yang menutup sampai ke lutut.

Terlihat sedikit aneh memang tapi karena Lisa yang menggunakannya maka segala apapun itu akan terlihat cantik dan sinkron. Jadi, tidak perlu khawatir karena apapun yang Lisa kenakan akan terlihat selalu baik.

"Nona akan keluar?" tegur bibi Ahn menyapa ramah Lisa.

Lisa mengangguk. "Kurasa aku akan pulang sedikit terlambat"

Bibi Ahn tersenyum seolah bisa membaca kemana Lisa akan pergi dengan milik wajah bersinar itu. "Nona pasti pergi berkencan." Godanya membuat Lisa mendadak tersipu.

Dari wajah Lisa yang nampak malu-malu sudah jelas dugaan bibi Ahn memang benar adanya. Untuk pertama kalinya Lisa tidak kelihatan muram lagi, bibi Ahn sangat senang mengetahui hal itu tapi disisi lain ia juga khawatir apabila Tuan Kim mengetahui Lisa pergi malam-malam. Pria itu bisa mengamuk.

"Biar aku saja yang membawakan makan malam" ucap Lisa menawarkan diri dengan senyum manis, toh dalam rangka berbaikan dengan ayahnya juga.

"Ayah sedang sibuk dengan pekerjaannya jadi tidak suka kalau diganggu" tambah Lisa segera dianggukki bibi Ahn yang tahu betul watak majikannya itu.

"Baik nona, makan malamnya sudah siap di meja makan dan sudah ada juga yang khusus diantar ke kamar Tuan" ucap Bibi Ahn memberitahu.

"Terimakasih" Lisa tersenyum. "Bibi bisa beristirahat di paviliun dan melanjutkan pekerjaan besok."

Sesuai perintah Lisa, wanita itu meninggalkan mansion utama sedangkan Lisa bergegas mengambilkan makan malam untuk sang ayah. Tak lupa Lisa menuangkan segelas susu penambah protein yang bagus untuk ayahnya yang gemar berpikir.

Setelah dirasa cukup, Lisa membawa makanan itu ke ruangan Tuan Kim. Lisa menghela nafas saat melihat sarapan yang tadi pagi ia letakkan di meja sama sekali tidak di sentuh bahkan ada nampan berisi makan siang yang sama sekali tidak ayahnya makan. Bisa dibilang pria itu enggan keluar alhasil Lisa membuang seluruh makanan itu ke tempat sampah dan menggantinya dengan makanan yang baru.

Lisa mendekat ke pintu besar itu, mengetuknya keras sebanyak tiga kali. "Ayah makan malamnya sudah siap, tolong jangan menghukum diri ayah atas kesalahanku."

Tidak ada balasan dari dalam. Lantas Lisa pun hanya bisa menatap pintu besar itu tanpa masuk ke dalamnya kecuali saat sang ayah meminta. Setelah dirasa sudah waktunya, Lisa berbalik pergi karena Jungkook pasti sudah menunggu di halte.

Dan benar saja seperti dugaannya, dari kejauhan Lisa bisa melihat pemuda itu dalam balutan kaos putih polos yang dilapisi kemeja hitam dengan kancing yang dibiarkan terbuka dipadukan dengan jeans berwarna senada. Bertepatan dengan itu Jungkook menoleh seolah mendapat tanda kehadiran gadisnya.

Senyum pemuda itu mengembang. Tangan kanannya terangkat tinggi, melambai penuh semangat. Melihat Lisa berjalan mendekat, Jungkook cepat-cepat mengulurkan tangannya dan ketika Lisa meraihnya dalam waktu singkat gadis itu sudah Jungkook dekap.

"Harum sekali" bisikan Jungkook seketika membuat pipi Lisa merona sampai telinganya memerah.

Aroma yang selalu Jungkook rindukan, tak bisa ia peluk setiap waktu. Bisa dibilang ini kencan kedua mereka setelah berpacaran dan itupun harus dilakukan sembunyi-sembunyi.

Syukurlah Lisa tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Lisa bukan tipe gadis yang sangat ngotot hubungannya harus dipublikasikan sebab Lisa juga sepertinya tahu alasan mengapa hubungannya dengan Jungkook tak ada kemajuan.

Toxic | lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang