7. Yeonwoo

2.2K 450 59
                                    


"Park Chaeyoung selamat! kau berhak mewakili sekolah dalam olimpiade matematika pekan depan."

"Woahh~ Chaeyoung selamat untukmu!"

"Luar biasa seseorang dari kelas kita akan mewakili sekolah!" timpal yang lain merasakan euphoria yang sama. 

"Fighting Chaeyoung-unnie!" yang lainnya berseru lagi.

Pemberitahuan dari wali kelas mereka langsung memicu senyuman lebar penuh perasaan puas menghiasai wajah Chaeyoung terutama saat teman sekelasnya mengucapkan selamat.

Ini yang sedari dulu ingin ia buktikan kepada ayahnya, maka dengan bangga Chaeyoung keluar kelas sambil menyambungkan panggilan kepada sang ayah.

"Dad!" serunya senang.

"What's wrong, Dear?" tanya laki-laki itu diseberang sana, suara serak khas bangun tidur.

Chaeyoung tersenyum bangga seketika. "Aku mendapatkannya. Aku menjadi perwakilan sekolah dalam olimpiade matematika pekan depan, ayah senang?"

"Really?"

Tanpa sadar Chaeyoung mengangguk seolah ayahnya berada tepat dihadapannya saat ini. "Yes! aku berhasil menjadi seperti yang ayah inginkan, aku hebat kan?"

"Congrast sweetheart," ucap laki-laki itu terdengar dua kali lipat lebih senang daripada bagaimana Chaeyoung saat ini. "Beritahu ibumu aku pulang lebih awal, bersiaplah untuk merayakannya dengan makan diluar. Okay?"

"Thanks dad" Chaeyoung tersenyum tak memperdulikan rahangnya yang mulai terasa kaku. "I love you"

"I love you more kids." Kekeh laki-laki itu sebelum panggilan berakhir.

"Aku bangga padamu."

Masih tersenyum, Chaeyoung berkata. "Sudah menjadi tugasku membuatmu bangga, Dad"

Lalu panggilan berakhir.

Demi apapun Chaeyoung bersumpah tidak pernah merasa sebahagia ini. Terakhir kali seingatnya saat menang lotre tahun lalu senilai 100 ribu won, saat itu Chaeyoung merasa puas dan bahagia tetapi jelas hari ini kebahagiaannya menjadi berkali-kali lipat karena telah mengalahkan Lisa.

"Chaeng!" teriakan Yeonwoo yang berlari dari arah belakang lalu menghambur memeluknya mengalihkan perhatian Chaeyoung. "Selamat ya! kau membuktikan dirimu jauh lebih pantas dibanding serangga busuk itu." ujarnya mengakhiri dengan nada cukup geram.

Benar, satu-satunya yang ingin Chaeyoung kalahkan adalah Lisa. Toh, gadis itu sekarang sudah tak berada disini lagi mungkin sedang koma dirumah sakit atau sudah mati. Chaeyoung tak peduli.

"Jika aku jadi dirinya.. umm.. lebih baik aku operasi plastik dan pergi jauh dari sekolah ini hahaha" tandas Yeonwoo disusul tawa puas.

"Oh well.. maybe kita bisa membuat pesta panas dan mengundang satu angkatan?" Usul Yeonwoo bersemangat tetapi karena sebuah hal seketika bibirnya mengerucut lesu. "Tapi tak ada Lisa, gamenya jadi tak seru."

Yeonwoo benar. Satu-satunya yang membuat semua ini jadi lebih menarik adalah membully Lisa. Entahlah mereka pun tidak memiliki dendam pribadi tersendiri selain Chaeyoung dan Taehyung secara khusus, seperti Yeonwoo, Nayeon, dan yang lain hanya menambahkannya pukulan untuk melampiaskan kekesalan mereka atas ketidakberdayaan Lisa. 

Namun, Jennie---gadis itu---adalah teman Lisa. Mengaku-ngaku akan melindunginya, tetapi pada akhirnya Jennie hanya berani menatap dari jauh dan menyaksikan mantan kekasihnya dua tahun lalu itu mempermalukan Lisa.

"Hei Darling!" seru Yeonwoo melambaikan tangannya ketika Jennie melintas dengan memeluk buku-buku miliknya sekembalinya dari perpustakaan.

Jennie tersenyum kecil. "Oh--hai Yeonwoo-ssi" balasnya seadanya lagipula mereka tidak terlalu dekat.

"Senang bertemu denganmu" tambah Jennie basa-basi tak tau mau mengatakan kalimat klise bagian mana lagi.

"Baik." jawab Yeonwoo, "Omong-omong apa ada semacam surat izin atau sejenisnya yang gadis itu kirim ke sekolah?"

Alis Jennie terangkat dengan mimik wajah terlihat polos, Yeonwoo memutar bola mata dan memperjelas. "Lisa" ucapnya setengah berbisik.

Jennie menggeleng. "Tidak ada"

Jennie hanya tidak mau terlibat, sudah cukup dulu sekali ia berurusan dengan Taehyung dalam masalah percintaan.

Yeonwoo memicingkan mata seolah tak mempercayai ucapan Jennie begitu saja karena Lisa dan Jennie sekelas, mungkin ada secuil rasa iba sehingga Jennie menutupinya namun Jennie kembali menggeleng dengan wajah yang tak tau apa-apa.

Sejenak Yeonwoo meringis. "Baiklah, pergi sana" usirnya mengarahkan dagu sementara Jennie langsung berlalu setelah perbicangan tipis itu berakhir.

"Kuharap makhluk sialan itu tak pernah sekolah lagi!" Yeonwoo meluapkan kekesalannya dengan menggebrak meja sekitar, sejujurnya ia tidak pernah punya masalah dengan Lisa tetapi jauh sebelum Lisa menjadi korban bully dari Taehyung---dulu---Yeonwoo adalah target laki-laki itu.

Chaeyoung menyipitkan mata saat Yeonwoo menatapnya dengan pandangan tidak terjelaskan. "Well.. jangan khawatir, satu-satunya yang pantas menderita disini adalah Lisa. Lupakan masalalumu itu, ok?

Meski tak yakin, Yeonwoo mengangguk tetapi jauh di kepalanya ia sedang memutar kaset berisi kenangan masa lalunya.

Dulu mereka semua tak ada yang menolong Yeonwoo atau bahkan menatapnya, mereka semua berpura-pura buta serta tuli setiap Yeonwoo mengemis dengan kalimat "tolong aku" lalu sebuah tangan terulur padanya, tangan milik Lisa saat gadis itu membantunya untuk pertama kali.

Tetapi Yeonwoo kurang tahu masalah yang membuat Lisa menjadi target bully Taehyung, semuanya terjadi dengan cepat. Antara senang dan miris, Yeonwoo memilih untuk bergabung sebagai salah satu perundung Lisa karena setidaknya dengan itu apabila nanti Lisa pindah sekolah, Taehyung akan mempertimbangkan lagi untuk menjadikan Yeonwoo target lagi.

Bisa saja, kan?

Masa-masa suram itu, Yeonwoo tak mau mengulangnya meski hanya terbully selama dua bulan tak lebih lama dari yang Lisa terima.

Tanpa sadar hal itu membuat tangan Yeonwoo mengepal sampai Chaeyoung memegang bahunya dan mengalihkan seluruh kekesalan Yeonwoo yang sesaat membuat tubuhnya sampai bergetar.

"Kantin yuk?" ajak Chaeyoung merasa lapar pada perutnya yang mulai berbunyi.

Yeonwoo mengiyakan karena kebetulan ia juga lapar. Tapi sejauh ini Yeonwoo kerap kali masih meneguk ludah setiap melihat keberadaan Taehyung disekitar padahal pemuda itu sudah tidak membully dirinya lagi, tetapi tubuh Yeonwoo kerap kali masih gemetar setiap melihat Taehyung bahkan dari kejauhan.

Yeonwoo hanya sesederhana tidak mau tersiksa lagi, biar Lisa saja.













- T O X I C -
Lizkook

Toxic | lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang