"Naf,gue nggak lagi mimpi kan?"
"Gue juga nggak yakin Yan"
Yara menatap dua temannya jengah, walau sudah ia duga kalau mereka akan bereaksi lebay ,tapi capek bos diginiin terus sama setiap teman sekelasnya yang baru datang dan melihat Yara sudah duduk manis di kursinya.
"Tolong lah ya,gue tuh pengen jadi pribadi yang jauh lebih baik lagi,dukung kek."Nafla dan Zayyan saling berpandangan dan sedetik kemudian tertawa keras
"BWAHHAHAHAHAHA... MAAF RA,TAPI INI TUH KAYAK MUSTAHIL AJA GITU LHO"
"HAHAHAHA IYA TUH,LO DAPAT HIDAYAH?"
Yara membiarkan mereka tertawa sepuasnya, toh bentar lagi capek sendiri. Dia menfokuskan pandangannya pada Delvin yang masih betah membaca bukunya. Baginya ngeliatin Delvin tuh jauh lebih adem dibandingkan ngeliat temen lucknutnya yang lagi ngakak sampai mukanya udah enggak karuan lagi.
***
"Perhatikan saya Yara, jangan liat Delvin terus" Tegur buk Veni pada Yara, dia agak kesel gegara Yara tidak memperhatikan penjelasannya.
"Saya nggak ngerti buk penjelasan ibuk"
"Ya makanya diperhatiin dong Yaraaaa"kata buk Veni berkacak pinggang.
"Otak saya nggak nyampe sana buk" buk Veni meng-capek,pengen rasanya resign jadi guru tapi masalahnya dia masih butuh duit buat hidup. Jadi dia dengan sabar kembali menjelaskan pelajaran.
***
"Ra,lo suka sama Delvin?" tanya Zayyan ketika mereka lagi di kantin di jam istirahat.
"Mungkin.." jawab Yara ragu. Zayyan mengerutkan keningnya seperti tidak suka.
"Lo lebih baik nyerah aja"kata Zayyan menyarankan. Yara memiringkan kepalanya bingung,"kenapa?"
"Lo nggak tau kalo Delvin lagi diincar sama Ayna?"sekarang gantian Yara yang mengerutkan keningnya,siapa sih yang nggak kenal Ayna di sekolah ini? dia 'katanya' cewek tercantik di sekolah. Yara memandang Nafla meminta konfirmasi karena Nafla adalah sumber bahan ghibahnya.
"Iya emang,makanya gue mundur "kata Nafla. Yara terdiam sejenak lalu tersenyum tiba-tiba.
"Terus kenapa kalo Ayna suka sama Delvin, lagian belum tentu Delvin suka juga sama dia." kata-kata ini jelas bukan hanya untuk Zayyan dan Nafla tapi juga untuk dirinya.
"Gue cuma Nggak mau lo digangguin sama Ayna sialan itu" Yara cuma mengangguk menangapi perkataan Zayyan yang tidak terdengar menyakinkan.
***
"yayaya,boleh ya Vin?" Yara memasang muka memelasnya pada Delvin,tapi Delvin bahkan tidak melihatnya.
"Gue bayar deh"pujuk Yara lagi
"Memangnya gue keliatan butuh duit?"Yara terdiam,dia akuin kalo dia agak bego karena nawarin duit ke orang yang jelas-jelas holkay. Jadi Yara menyerah. Tadinya dia berniat untuk menjadikan Delvin guru les matematika nya setelah melihat semua nilai Delvin yang A+ semua, Yara jadi meng-iri dan pengen juga.
Delvin melirik Yara yang tidak lagi mengganggunya,dia melihat Yara hanya mencoret-coret bukunya sambil cemberut.
"Iya,"suara pelan Delvin memasuki telinga Yara,dia melihat Delvin dengan mata yang berbinar-binar.
"Jadi lo mau?"Delvin mengangguk singkat,Yara rasanya pengen teriak tapi dia jaga image (kek punya aja dia)
🦋🦋🦋
Jangan lupa vote dan komentar ya kalo kalian suka:)
KAMU SEDANG MEMBACA
B aja
Teen Fictionseorang gadis yang B aja,dia nggak cantik, nggak juga pinter,dia biasa aja. Tapi dia bisa bikin orang nyaman sama dia. *** "Perhatikan guru,gue nggak mau bantu lo lagi" "Lo lebih menarik buat diperhatiin" *** "Lo benar-benar mirip koala" *** "HAHAHA...