[2/10]

990 134 7
                                    

Tak ku sangka ...

♪-------♪

"[Name], apa kita bisa bicara? Maksudku ... setelah pulang nanti."

"Tentu."

Percakapan singkat yang sempat terjadi pada saat jam istirahat itu, masih teringat jelas di benak [Name]. Dan karena hal itu juga lah [Name] sekarang masih berada di sekolah.

Di saat semua murid sudah pulang ke rumah mereka masing-masing, [Name] justru berdiam diam diri di depan gerbang sekolah. Sembari membawa beberapa buku mapel yang sempat ia pinjam di perpustakaan tadi pagi.

Pada awalnya, [Name] berpikir kalau hari ini akan berlalu seperti biasanya. Tapi siapa yang akan menduga kalau Ice akan mengutarakan perasaannya hari ini. Bahkan, Ice juga mengatakannya dengan sangat mudah di hadapan seisi kelas.

Layaknya rencana yang sudah direncanakan dengan matang.

[Name] sebenarnya tidak ingin memikirkan hal-hal yang buruk mengenai pemuda itu, mengingat Ice sendiri juga sepertinya bukanlah tipe orang yang akan berbuat hal yang serupa.

Ice yang [Name] kenal adalah pemuda pendiam yang suka tidur. Termasuk salah satu murid yang pintar di dalam kelas, dan juga memiliki cukup banyak penggemar.

Menurut [Name], sangat aneh jika seorang Ice menyukai gadis seperti dirinya. Apalagi, sifat mereka berdua itu hampir sama. Tidak akan ada kisah romantis yang bisa mereka ciptakan.

Namun, jika memang semuanya tepat seperti apa yang [Name] pikirkan. Lantas mengapa Ice menyatakan perasaannya tadi siang?

Apakah mungkin dia hanya iseng? Tapi Ice bukanlah anak yang suka bercanda.

Lalu, mengapa [Name] mengangguk kepalanya saat itu? Oh, shit! [Name] sendiri bahkan tidak tau kenapa ia bisa spontan mengangguk di sana. Apalagi, ia juga sempat membuang muka ketika ingin menjawab pertanyaannya.

Parah. [Name] benar-benar tidak sadar kalau ia telah menerima pernyataan dari Ice. Dan sekarang, mereka sudah resmi berpacaran.

[Name] ingin mengatakan yang sebenarnya kalau ia tidak sengaja mengangguk saat itu. Karena itulah ia mengikuti permintaan Ice untuk menunggunya.

Tapi, sampai sekarang sang pemuda yang sudah membuatnya menunggu lama itu, tidak memunculkan batang hidungnya sedikitpun di sana. Bahkan, rasanya sekarang sudah hampir satu jam ia berdiri di tempat yang sama.

'Ck! Sebenarnya, kemana anak itu pergi?'

★★★

Sementara itu....

Ice terlihat sedang duduk manis di depan televisi, dengan sebuah boneka paus biru di dalam pelukannya.

Televisi nya memang tidak bernyala, tapi entah mengapa, Ice terlihat seperti sedang memperhatikan televisi itu dengan seksama.

Seperti ... ada yang tidak sengaja ia lupakan....

Tapi apa?

Ice memejamkan matanya. Lalu membaringkan tubuhnya di atas sofa. Rasanya, otaknya saat ini menolak untuk berpikir lebih keras lagi.

'hah...' Hembusan napas pun terdengar dari bibirnya manisnya. Membuat pemuda pemilik elemen Ice ini kembali termenung sembari rebahan. 'Sebenarnya, apa yang sudah ku lupakan?'

Berkali-kali Ice berusaha untuk mengorek ingatannya dengan seksama. Berharap bisa menemukan sedikit titik terang dari semua rasa mengganjalnya.

Sayangnya, bukannya berhasil mengingat sesuatu, Ice malah tertidur di atas sofa. Membuat suara dengkurannya pun mulai terdengar sedikit jelas di dalam ruangan.

Melihat hal itu, Gempa hanya bisa geleng-geleng kepala saja di sana. Sebelum akhirnya Thorn datang menghampiri, dan mengatakan semua janji yang Ice lupakan.

★Bonus★

Gempa:
"Ice! Bangun! Apa kau lupa tadi kau berjanji ingin menemui [Name]?"

Ice:
". . ."

♪-------♪

... aku akan melupakan janji yang telah kubuat.

{29 Juli 2022}

{29 Juli 2022}

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Cool Darling || BoBoiBoy Ice ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang