𝐒𝐚𝐩𝐭𝐚

11 7 0
                                    

HAPPY READING

   Keesokan harinya Deeva sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Pagi itu ia dijemput oleh Bang Satria beserta teman-temannya. Mereka sudah sepakat, jika nantinya keluarganya menanyakan kemana ia pergi 2 hari ini, maka ia akan menjawab ia pergi berlibur bersama teman-temannya ke Puncak, Bogor.

   Deeva yakin keluarganya tidak mengatakan hal yang tidak-tidak padanya karena Deeva tau betul bagaimana sifat keluarganya, yang super duper menjaga image-nya di depan orang lain. Jadi tak mungkin mereka semua menginterogasi nya sekarang.

"akhirnya bu ketu udah sehat," Ucap Farel.

"to be honest gua khawatir sama lu kemarin sampe gua ga nafsu makan, minum. coba bayangin seberapa khawatirnya gua 2 hari itu tanpa lu," Ucap Nichol dengan melebih-
lebihkan.

"lu bilang ga nafsu makan, trus yang makan 2 mangkuk bakso di kampus siapa ha? kembaran lu?" Geram Raina.

"boong banget anj mulut lu," Ucap Bryan.

"si sayur kol mulai bertingkah," Ucap Farel.

"lu pada kok kaga percaya si sama gua tapi bu ketu lu percaya kan sama gua?" Tanya Nichol pada Deeva dengan wajah memelas.

"antara percaya kagak percaya," Ucap Deeva yang menimbulkan tawa semua orang.

"safe Nichol, selamatkan Nichol," Ucap Raina dengan jahil.

"apaan si lu pada gadanta banget dah," Sewot Nichol.

"kaga usah banyak bacot lu pada langsung otw aje, kasian Deeva masih butuh istirahat," Ucap Bang Satria mencoba menengahi.

"gua setuju sama lu bang," Jawab Mona.

   Mereka semua segera menuju ke rumah Deeva. Deeva, Raina, Mona, Bang Satria, Devan serta Nichol semobil sedangkan Bryan dan Farel mereka berdua naik motor Bang Satria.

Setibanya mereka di rumah Deeva.

"Assalamu'alaikum om tante, " Teriak Nichol.

"Walaikumsalam, temennya Deeva ya? ayo masuk semua," Ucap Mama Deeva dengan tersenyum ramah.

"hehe iya tante," Jawab mereka serentak.

"sebentar, biar tante bikinin minum dulu. kalo kalian mau ke kamar Deeva juga gapapa, gimana nyamannya kalian aja," Ucap Mama Deeva.

"kita ke kamar dulu." Ucap Deeva datar dan langsung menuju kamarnya. Mereka semua saling melemparkan tanya, pasalnya bingung dengan perubahan drastis sifat Deeva saat ini.

"Deev lu gapapa?" Tanya Mona.

"gapapa," Singkat Deeva.

"yaudah kalo gitu kita main kartu Uno aja, biar ga gabut." Ajak Farel sembari mengangkat kartu Uno yang ia bawa dari rumah.

"boleh juga ide lo," Sahut Nichol

Di tengah permainan mereka, Mama Deeva mengetuk pintu kamar Deeva.

"nak, mama masuk ya," Ucap Mama Deeva dari depan pintu tetapi malah dijawab deheman oleh Deeva.

"ini diminum semuanya. jangan sungkan anggep rumah sendiri," Sambung Mama Deeva.

"pasti tante, kalo kita kurang makanannya pasti bilang kok tan," Ucap Raina dengan terkekeh geli.

"boleh-boleh," Jawab Mama Deeva dengan tersenyum kecil.

"tante tinggal ya, tante masih ada urusan soalnya maaf ga bisa nemenin kalian," Sambung Mama Deeva.

"gapapa tante. ga masalah kok," Jawab Devan.

Dwikala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang