𝐀𝐬𝐭𝐚𝐝𝐚𝐬𝐚

7 7 23
                                    

HAPPY READING

Sejak Deeva masuk ke cafe, terdengar banyak suara berbisik-bisik yang mengikuti langkahnya.

Namun Deeva tak menggubrisnya tetapi tak lama kemudian ada seseorang yang menghalangi jalannya.

"eits, mau kemana lu?" Cegah Lena seraya mencengkram tangannya.

"masuk"

"ga punya malu ya lu? berani-beraninya masuk ke cafe setelah ngambil uang cafe" Ucap Lena dengan suara yang dikeraskan.

"kalo gua jadi lu si, gua pulang terus cuci tangan cuci kaki terus tidur" Sahut Malika, sengaja mengompori suasana biar makin panas.

"gua ga nyangka si anak baru kek lu berani ngambil duit disini. cantik-cantik kok nyolongan" Cibir Bella.

"jaga ya mulut lo" Ucap Deon tak terima.

"kenapa on lu nyesel kan suka sama cewe nyolongan kek dia" Ucap Lena sambil menunjuk wajah Deeva.

Setelah itu segera ditepis kasar oleh Deeva.

"ge pernah diajarin ngomong ni cewe, mangkanya suka sembarangan kalo ngomong" Balas Rio membela Deeva.

"Deev lu berdiri di belakang gua, biar aman" Ucap Restu menarik pelan tangan Deeva.

"jangan dengerin mulut nyinyir ni bocah" Lanjut Restu.

"kalo lu berani sini dateng satu-satu, jangan main keroyokan" Tantang Deon dengan wajah nada tegas.

"apa bagusnya si on ni anak? cantik juga masih cantikan aku, pinter dandan juga dan pastinya ga malu-maluin kek ni cewe" Jelas Lena sembari memegang tangan Deon.

"LEPAS" Sentak Deon sembari melepaskan tangan Lena.

"on kamu apa-apaan si"

"cukup, gua muak liat muka lu. jangan pernah ikut campur apapun urusan gua karena urusan gua ga ada sangkut pautnya sama lu, ngerti?"

"on kamu kok tega aku ngomong gitu sama aku?"

"gua bilang cukup. telinga lu ga tuli kan?"

"aku ga nyangka kamu bisa bersikap segininya sama dia. dibayar pake apa kamu sama dia? pake tubuhnya, iya?"

PLAK.

"aw" rintih Lena sembari memegang pipinya.

"jaga mulut lu" Ucap Deeva dengan datar.

"liat on selain dia ga bener, dia kasar juga kan?" Adu Lena pada Deon.

"bener-bener lemes ya mulut lu" Sela Rio yang sudah ancang-ancang ingin menbogem mentah Lena, jika ia tak ingat bahwa Lena masih seorang wanita.

"sabar bro" Sahut Restu mencoba menahan Rio agar tak berbuat nekat.

"jangan jadi provokator, lagian juga belum kebukti kalo Deeva yang ambil tuh uang" Ucap Novi.

"gua berani bersaksi kalo Deeva ga pernah ngambil uang tersebut sepeser pun.

"pasti kalian bertanya-tanya dalam hati kenapa gua bisa tau? karena gua ada disana waktu Deeva nge hitung uang, sampe nge jurnal. gua juga yang nyuruh Deeva ninggal tuh uang + jurnal di tempat biasa. gua bisa pastiin Deeva ga ngambil karena kita keluar cafe berdua. menurut gua siapa tau emang dari awal udah ada yang ngejebak Deeva kan?" Sambung Novi dengan panjang lebar.

"gila lu" Jawab Deeva dengan melotot.

"diem Deev, gua tau lu ga mau gua terlibat dalam masalah ini tapi Deev lu udah jadi temen gua, mana tega gua ngebiarin orang-orang buat ngefitnah lu" Balas Novi berusaha meyakinkan Deeva bahwa ia tak apa-apa jika ia terkena imbas dari masalah ini.

Dwikala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang