𝐃𝐰𝐢

50 10 1
                                    

HAPPY READING

   Keesokan harinya cuaca mendung sehingga hawa dingin begitu terasa pagi ini. Hal tersebut membuat Deeva semakin enggan untuk membuka mata.

Tiba-tiba terdengar suara pintu yang diketuk beberapa kali.

"dek bangun yuk. udah siang ini masa lu kaga bangun-bangun si," Ucap Deevo.

"hoam.. berisik," Jawab Deeva.

"dek lu tuh cewe kalo bangun tuh jangan siang-siang pamali," Sahut Deevo.

"jaman dah modern gini lu masih percaya yang kek begituan?" Teriak Deeva sembari tertawa meremehkan.

"ya kan kaga ada yang tau kalo hal-hal kek begituan tuh kejadian apa ga?" Ucap Deevo sembari menaikan alisnya.

"dah ah berisik lu," Ucap Deeva dengan kesal.

"oke kalo mau lu gitu gua bakal telfon papa sekarang juga?" Balas Deevo dengan nada mengancam.

"dasar kang ngadu," Sahut Deeva.

"ini juga demi kebaikan lu juga dek," Deeva tak menggubris dan segera bangkit untuk ke kamar mandi.

   Deeva selalu saja bersifat dingin ke deevo karena suatu alasan. Deeva juga benci dengan sifat Deevo yang sok baik. Okay back to topic guys.

📍Ruang makan

"gua tadi masak nasi goreng spesial buat lu dan gua yakin banget lu pasti suka sama nasi goreng buatan gua. cobain gih, gua jamin pasti rasanya enak," Sambut Deevo saat melihat Deeva melangkah turun dari tangga.

"ga, gua diet," Sungut Deeva.

"gausah banyak gaya deh lu. gua liat-liat badan lu dah kurus kali kalo lu diet makin kerempeng tuh badan," Ucap Deevo sembari tertawa bahagia.

"main fisik," Balas Deeva dengan acuh.

"kaga gitu maksut gua. gua cuma gamau kalo lu sakit udah gitu aja. Gua ga punya maksut apa-apa suer deh." ucap Deevo sembari mengangkat kedua jarinya hinga berbentuk V.

"serah," Ucap Deeva sembari keluar dari rumah dengan menenteng sepatunya.

"ati-ati jangan ngebut bawa motornya," Lagi-lagi Deeva lebih memilih diam.

***

📍Kampus Nusa Bangsa

Suara deru motor terdengar memenuhi parkiran motor pagi ini.

"eits pakabar bro?" Sapa Raina.

"kek kaga ketemu seabad lu njing," Jawab Deeva.

"kalem atuh." Ucap Raina sembari menangkupkan tangan.

"gaje," Balas Deeva.

"bodo wlee," Jawab Raina sembari tertawa.

   Deeva memutuskan untuk berjalan duluan meninggalkan Raina di parkiran yang sedang berteriak-teriak seperti orang kesetanan.

   Suasana koridor yang semula ramai menjadi hening ketika melihat kedatangan dua sohib tersebut. Lebih tepatnya karena kedatangan seorang Deeva.

   Akhirnya mereka berdua tiba di kelas dan terdengar sayup-sayup percakapan antara beberapa orang.

"eh tuh anak makin lama makin sok berkuasa ye ga si?" Ucap Manda dengan suara yang sengaja dikeraskan.

"bener juga kata lu," Jawab Febri dengan seringaian nya.

Dwikala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang