𝐍𝐚𝐰𝐚

10 6 2
                                    

HAPPY READING

   Mereka segera memesan tiket dan memilih untuk ke theme park Dunia Fantasi (Dufan).

"enaknya kita main wahana apa Deev?" Tanya Bang Satria.

"menurut artikel yang gua baca wahana paling seru di Dufan itu ada 5 bang. ada Kora-kora, Tornado, Histeria, Pontang-pontang, Kicir-kicir. Kita wajib si naik 5 ini," Jawab Deeva dengan excited.

"naik kora-kora dulu aja buat pemanasan," Seru Bang Satria.

"boleh-boleh," Jawab Deeva.

   Seperti biasa mereka mengantri terlebih dahulu untuk bisa menaiki wahana Kora-kora.

"ini mah kaga ada serem-seremnya kali,"

"ga asik ni,"

"slow amat ni wahana," Ucap Satria saat baru permulaan wahana.

"kora-kora bukan sembarang kora-kora,"

"lempar terus aja gua, sampai pusing ni pala gua,"

"kapan ni wahana berenti si," Ucap Satria dengan kesal saat adegan mengayun wahana tersebut.

   Setelah menaiki wahana tersebut mereka memutuskan untuk naik wahana Pontang-pontang.

"bang, kita naik Pontang-pontang yuk," Ajak Deeva pada Bang Satria.

"gas aja lah," Jawab Bang Satria.

   Setelah mengantri cukup panjang akhirnya kini giliran mereka untuk naik wahana tersebut.

"mama.. tolongin Satria," Teriak Satria dengan heboh.

"ni wahana buset bener dah,"

"mual banget perut gua,"

"kaga ada akhlak ni wahana,"

"cukup woy cukup,"

"lama-lama gua bisa pingsan anj,"

   Ya begitulah kira-kira ucapan random Satria saat menaiki wahana Pontang-pontang.

   Sedangkan Deeva sudah tertawa terbahak-bahak melihat berbagai ekspresi Bang Satria.

"bang kita naik histeria yuk, janji deh ini yang terakhir." Ucap Deeva dengan mengangkat dua jarinya sebagai tanda peace.

"apa si yang ga buat lu," Jawab Bang Satria.

"gini baru abang gua," Balas Deeva tertawa lepas.

   Kali ini antrian wahana Histeria super duper antri. Kalo kata Deeva si sepanjang antrian beli sembako. Setelah 1 jam menunggu, akhirnya waktunya mereka untuk mencoba satu wahana ini.

   Matahari mulai berada di atas kepala tapi tak menyurutkan semangat mereka sama sekali. Meskipun lelah, mereka tetap tertawa ceria sembari mengabadikan setiap momen dengan kamera.

"allahumma baru mulai woy "

"bener-bener ni wahana,"

"fix kaga punya akhlak ni wahana,"

"bisa-bisanya ada wahana kek gini,"

"punya masalah apa si yang bikin wahana macem setan gini," Lagi-lagi ucapan Satria dan suara tawa renyah Deeva menjadi satu.

"bang gua laper," Ucap Deeva dengan raut wajah memelas saat mereka turun dari wahana terakhir.

"yaudah kita ke restoran sebelah situ aja. keliatannya si enak," Ajak Bang Satria.

   Mereka akhirnya makan di sebuah restoran yang cukup ramai. Jam menunjukkan pukul 15.00 WIB. Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah.

Dwikala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang