Terakhir kali aku melewati lorong rumah keluarga kedua adalah ketika aku ditangkap.
Dengan membawa kepercayaan penuh bahwa Porsche tidak berkhianat.
Aku masuk kerumah ini dan mencari bukti.Sialnya aku tertangkap.
Dan sekarang aku masuk ke rumah ini lagi, bukan sebagai penyusup tapi sebagai salah satu penghuni.
Suasana rumah ini lebih mirip rumah hantu. Pantas Porsche tidak tertarik tinggal disini.
Berbeda dengan rumah keluarga utama yang terkesan modern, luas, dan terang. Sedangkan rumah ini, begitu banyak pintu, lorong gelap, lampu temaram, sunyi terkesan suram.
Sebenarnya ini cocok dengan kepribadian Vegas.
Akan tetapi Macau? Anak ceria itu. Bagaimana dia menjalani hari di rumah ini?Aku berdiri mematung, mungkin hanya berjarak tiga meter dari pintu itu.
Ya pintu itu,
Pintu dengan cahaya merah yang menerobos keluar dari sela-selanya.Dulu jika bisa memilih, aku tidak ingin memasuki ruangan itu. Karena dari luar saja aku bisa merasakan atmosfer buruk. Tapi saat itu demi Porsche aku rela masuk kesana. Kalau dilihat dari penataannya dan barang-barang didalamnya aku bisa langsung tahu kalau itu ruangan Vegas.
"Hei."
"Huaaaa!!" Teriak ku.
"Hei.. Hei.. Ada apa?" Vegas memegang pundakku.
Aku terengah-engah, memegang dadaku. Jantungku seperti melompat keluar.
"Kamu mengagetkanku." aku memukul dadanya.
"Kamu takut?" tanya Vegas dengan senyum mengembang.
"No.. Aku kaget. " Jawabku yakin.
Masih dengan senyumnya,
"Mau Masuk?"Aku menggelengkan kepala.
"Ayo.."
Vegas menggandeng tanganku.Aku tidak takut hantu seperti Porsche tapi kamar itu memang bukan tempat yang nyaman walaupun tidak berhantu. Aku takut terprovokasi dengan melihat barang- barang milik Vegas.
Dulu waktu pertama kali memasuki kamar itu, aku melihat sebuah ruangan yang penuh dengan alat-alat sex sadism. Barang-barang itu di tata sedemikian rupa seperti sedang dipamerkan. Isi kepalaku saat itu, orang gila macam apa? yang memandangi barang-barang seperti itu dengan bangga.
Setelah sisi diriku yang tersembunyi muncul karena orang gila itu.
Sekarang aku menjadi mudah terprovokasi hanya dengan melihat barang-barang seperti itu.Aku tidak takut Vegas menggunakan barang-barang padaku. Akan tetapi aku takut, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menggunakannya.
Langkahku terhenti di depan pintu.
"Aku sudah tahu apa yang didalam, tidak perlu masuk."
Aku berusaha menolak."Ayo.."
Kenapa Vegas begitu memaksa?Ketika pintu sudah terbuka lebar, ternyata kamar ini berbeda.
Kamar itu terkesan kosong.
Hanya ada beberapa meja dan kursi."Tidak ada apa-apa kan?" Ucap Vegas.
"Kemana barang-barang itu?" Tidak ada satu barangpun tertinggal.
"Aku simpan di tempat yang aman."
"Buang semuanya. " Kataku.
"Hah kenapa?" Vegas sepertinya tidak terima aku meminta dia membuang semuanya.
"Jangan pernah berpikir untuk menggunakannya padaku." aku memperingatkan.
"Tapi bukannya.."
"Aku tidak tahu itu pernah kamu gunakan pada siapa saja. Kamu harus membeli yang baru, kalau kamu ingin aku menggunakannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kp - L'invisible (Vegas-Pete)
FanfictionA journey to deal with the past. Perjalanan untuk menghadapi masa lalu. Untuk melesat maju, kita harus menarik diri mundur. Untuk bisa menghadapi masa depan kita harus menghadapi masa lalu lebih dulu. Aku Pete, kepala pengawal yang mengundurkan di...