Pete & Perjalanan Menyembuhkan Luka PART 2

1.2K 188 20
                                    

Aku mengunci pintu kamarku semenjak sore tadi. Aku berjanji pada diriku sendiri, apapun yang terjadi aku tidak akan membuka pintu sampai besok pagi.

Aku tidak akan membiarkan Vegas menang kali ini.

Semua berjalan lancar sampai muncul teriakan itu,

"AAAAAAAAAAAAAAA!!!!"
Siapa itu? Itu seperti suara Vegas.
Ada apa? Kenapa dia berteriak seperti itu?
Aku sangat khawatir.
Aku keluar dari kamarku.

Rumah ini sangat sepi, kemana perginya para pengawal.
Pikiranku semakin kacau.
Aku berlari ke kamar Vegas.

" Vegas!!!! Vegas!!!" aku meneriakkan namanya.
Tapi tidak ada sahutan.
Sesampainya di depan kamar Vegas, pintunya sedikit terbuka.
Jantungku berdegub kencang, kakiku gemetar.
Tanganku sudah mulai membeku.
Aku tidak siap dengan apapun yang akan muncul dibalik pintu itu.

Pikiranku, apa kami diserang? Tapi bukankah ini adalah tempat yang aman? Aku terus melangkah perlahan.
Aku menarik nafas panjang dan mendorong pintu itu perlahan.

Kamar siapa ini? Ini bukan kamar Vegas.
Kamar Vegas gelap, ada rantai dimana-mana, ada alat-alat pertukangan dipajang. Kemana perginya itu semua?

Kamarnya menjadi terang, bersih, bahkan cantik.
Ada bunga di meja, berdiri apik di vas bunga yang tidak kalah cantiknya.
Aku tidak melangkah masuk, aku hanya melihat dari ambang pintu.
Apa itu ditempat tidur? Kelopak bunga mawar?

Aku sampai mengerjapkan mataku.

Kenapa ada begitu banyak kelopak bunga mawar merah tersebar diatas tempat tidur?
Dilantai juga.
Ada lilin yang menyala di nakas samping tempat tidur.

"Vegas.. Vegas"
Tidak ada jawaban.

"Vegas kamu dimana?"
Kemana dia? Haruskah aku masuk?
Aku melangkahkan kaki kedalam kamar.

Aroma wangi bunga semakin menyeruak dalam hidungku.
Aku melihat siluet seseorang dibalik pintu kamar mandi.

"Vegas.."
Panggilku pelan.
Itu Vegas atau orang lain?

Bayangan itu bergerak dan pintu kamar mandi terbuka.
Vegas keluar dari sana, hanya menggunakan jubah mandinya.
Tapi rambutnya tertata rapi.
Dia tersenyum,
"Surprise.."
Hah?? Apa?? Surprise dia bilang.

Aku ketakutan setengah mati karena mendengar teriakannya, dan ini hanya bohong.

Aku ambil vas bunga yang aku lihat tadi, aku lemparkan ke arah Vegas.
Pranggggg!!! Suara Vas bunga menghantam tembok memenuhi satu ruangan.
Vegas cukup sigap untuk menghindarinya.

"Kamu gila!!Aku hampir mati karena kaget karena teriakanmu! Ternyata bohong!!" Aku berjalan keluar kamar. Saat sudah didekat pintu.
Vegas cukup cepat untuk bisa memeluk ku dari belakang.

"Lepaskan aku!" aku meronta-rona.
Vegas tidak dengan mudah melepaskan ku.

"Maaf.. Maaf" yang aku dengar cuma kata-kata maaf.

"Vegas Lepaskan aku!!!" aku masih terus meronta.

Vegas mengangkatku dan tubuh kami jatuh menimpa tumpukan bunga diatas tempat tidur.

"Lepaskan Aku!!" Dia malah semakin kuat memelukku.

"Iya.. Maaf.. Tenanglah dulu.. Maaf Pete"

"Pete. Aku tidak tau lagi cara apa untuk membuatmu keluar dari kamar, ini satu-satunya cara yang terpikir olehku" Lanjutnya.

"Kamu tau, aku ketakutan. Aku pikir terjadi sesuatu padamu." suaraku sudah bercampur dengan tangisan. Air mataku tidak bisa dibendung.
"Ssssstt.. SStttt.. Iya iya aku salah, maaf.. Jangan menangis"
Aku tidak berontak lagi.
Vegas membalikku menghadap padanya.
Vegas mengusap air mataku.
"Jangan menangis ok?"
Dia masih terus mengusap air mataku. Hingga wajahku kering.

Kp - L'invisible (Vegas-Pete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang